Chereads / Kumpulan Cerpen Horor / Chapter 5 - Kuliah Malam

Chapter 5 - Kuliah Malam

Cerita ini adalah cerita fiksi yang dibuat berdasarkan kisah nyata di sebuah kampus swasta yang terkenal di kota Malang. Nama pelaku dan kampus disamarkan untuk menjaga nama baik kampus tersebut. 

Di sebuah universitas swasta yang termasuk universitas terbaik di Asia Tenggara, seorang pemuda pemuda dari desa yang bernama Aris melanjutkan pendidikannya di Perguruan Tinggi. Awalnya, dia sempat minder karena di kampus itu kebanyakan yang kuliah adalah anak orang berada layaknya Universitas elit di Beverly Hills Amerika.

Namun, itu tidak berlangsung lama karena di kampus itu ternyata dia banyak mendapat teman yang baik padanya walaupun mereka anak orang tajir melintir. Dari banyak kawannya, ada dua orang yang akrab dengannya. Yaitu Reza dan Yudha. Alhasil, si Aris pun merasa bangga dengan almamater dan betah kuliah di sana. 

Namun, siapa sangka ada sisi gelap dari universitas yang tampak megah itu. Hal itu hanya diketahui oleh pengurus yayasan. Sedangkan para dosen dan mahasiswa tidak mengetahuinya.

Memang, lokasi universitas yang berada di salah satu daerah elit di kota Malang ikut andil menutup sisi gelap universitas itu. Namun, sebagian masyarakat di daerah itu mengetahui sisi gelap di sekitaran universitas itu.

Siang itu, sepulang dari kampus Reza mengajak Aris untuk nongkrong.

"Eh Ris, mau gak nih nanti malam nongkrong?" tanya Reza.

"Nanti malam?? Dimana nih?" tanya Aris.

"Itu, di daerah jembatan. Kita nonton drag race," jawab Reza.

"Wah boleh itu. Ntar berangkat sama siapa?" tanya Aris. 

"Sama aku lah. Yudha ntar nyusul ama Nungky" kata Reza. 

"Oke lah. Nanti malam aku ke kost mu atau kamu ke kostku?" tanya Aris. 

"Udah, aku aja yang ke sana. Oh ya, jangan lupa ya besok kita ada kuliah malam" jawab Reza sambil mengingatkan Aris.

"Oke. Aku tunggu ya" kata Aris yang langsung ngeloyor pulang ke kostnya.

Malamnya, Reza menjemput Atis  di kostnya. Mereka pun berangkat ke tempat yang di tuju untuk menonton drag race. 

Sementara itu, di kampus seorang dosen muda sedang terburu buru pergi ke kampus. Nama dosen itu adalah Pak Wahyudi. Dia nyaris lupa akan jadwal kuliah malam yang dia isi.

Alhasil, malam itu sampailah dia di kelas yang dia isi. Dalam kelas itu, dari luar tampak sudah penuh mahasiswa yang menunggu Pak Wahyudi. Karena tergesa, Pak Wahyudi langsung masuk ke kelas tersebut.

"Selamat malam, mohon maaf saya hampir lupa jika hari ini ada kuliah malam." Kata Pak Wahyudi.

Anehnya, kelas serasa hening. Semua siswa tampak berekspresi datar.

Namun, Pak Wahyudi tak merasakan hal itu. Dengan tenang, Pak Wahyudi mulai menerangkan mata kuliah yang dia isi. Kelas terasa sangat hening. Setelah beberapa menit menerangkan, pintu kelas diketuk oleh seseorang dari luar. Pak Wahyudi menghentikan proses belajar mengajarnya.

Dia membuka pintu, dan ternyata Pak Imam, tukang kebun kampus yang mengetuk.

"Loh, Pak Wahyudi ada kuliah malam?" tanya Pak Imam.

"Iya pak. Tadi saya hampir lupa," jawab Pak Wahyudi keheranan.

"Lalu, Pak Wahyudi mengajar siapa?" tanya Pak Imam dengan ekspresi heran.

"Ya saya jelas mengajar mahasiswa. Kelas ini lagi penuh lho pak. Bapak lihat kan di dalam kelas lagi penuh mahasiswa," kata Pak Wahyudi dengan keheranan.

"Maaf pak, yang saya lihat kelas bapak kosong. Dari tadi bapak hanya berdiri di depan kelas kosong. Makanya saya ketuk pintu. Coba bapak lihat lagi, apa kelasnya ada murid?" Kata Pak Imam sambil menunjuk ke arah kelas.

Tanpa berkata kata lagi, Pak Wahyudi menoleh ke belakang, dan ... kelas ternyata kosong. Rupanya tidak ada mahasiswa yang datang malam itu. Pak Wahyudi langsung pucat pasi, keheranan dan langsung pingsan. 

Setelah sadar, Pak Wahyudi baru tahu ternyata penyebabnya karena semua mahasiswa salah paham mengenai jadwal kuliah malam. Dia sadar di ruang dosen setelah di sadarkan Pak Imam. 

"Syukurlah, Pak Wahyudi sudah sadar" kata Pak Imam sambil memberikan segelas air putih. 

"Wah ... Ternyata karena saya salah menyampaikan informasi. Aku baru ingat menyampaikan kuliah malam tanggal 20, harusnya esok hari. Berarti, besok jadwal akan bersamaan dengan kelas sebelah," gumam Pak Wahyudi.

"Pak, sudah tenangkah?" tanya Pak Imam.

"Oh ya pak. Makasih. Aku baru ingat aku salah jadwal. Aku menyampaikan info yang salah pada para mahasiswa. Tapi tadi beneran loh pak, tadi kayak banyak mahasiswa" kata Pak Wahyudi.

"Uhm…..hati hati pak di kampus ini. Jangan kosong pikiran. Kampus ini angker loh pak" kata Pak Imam.

"Iya, aku baru ini loh kena kasus ini. Jadi malas aku isi kuliah malam di sini. Serem. Biar besok aku batalin aja, atau kan kelas sebelah ada jadwal malam esok hari. Biar besok di gantikan dengan jadwal Bu Lisa saja. Saya takut ngisi kuliah malam di sini" kata Pak Wahyudi.

"Ya sudah pak, bapak pulang saja. Tenangin diri dulu biar besok bisa kembali mengajar" kata Pak Imam.

"Baik pak, terima kasih" kata Pak Wahyudi sambil bergegas menuju parkiran mobil dan langsung pulang.

Keesokan malamnya,  Bu Lisa mengisi jadwal kuliah malam. Karena Pak Wahyudi membatalkan jadwal kuliah malam, akhirnya jadilah Bu Lisa mengisi jadwal kuliah malam untuk dua kelas.

Pintu pembatas kelas dibuka supaya kegiatan belajar mengajar lebih baik. Malam itu, sekitar 40 orang mahasiswa dari dua kelas di ajar oleh Bu Lisa. Aris, Reza, dan Yudha juga ikut kuliah malam itu. 

Awalnya, proses belajar mengajar lancar. Hingga setelah satu jam pelajaran, tiba tiba pintu di ketuk. 

"Sebentar anak anak, saya buka pintu" kata Bu Lisa.

Suasana sejenak riuh rendah. Beberapa mahasiswa bercanda. Dibukalah pintu itu, dan ternyata seorang mahasiswa berdiri di depan pintu. Namun, Bu Lisa merasa tidak pernah melihat mahasiswa tersebut.

"Maaf, apa sodara mengambil kuliah malam di kelas ini?" Tanya Bu Lisa.

"Iya, saya dari kelas C bu" jawab mahasiswa itu datar.

Sejenak, Bu Lisa heran. Dia tidak pernah melihat mahasiswa itu di kelas C.

"Kamu mahasiswa di kelas C??? Nama kamu siapa? Koq saya belum pernah melihat kamu?" Tanya Bu Lisa keheranan.

Sementara itu, 40 mahasiswa yang di kelas melihat kejanggalan pada mahasiswa itu. Kelas mendadak rame, dan para mahasiswi berteriak histeris.

"Buuu, itu bukan mahasiswa. Itu hantu…."teriak beberapa mahasiswi.

Bu Lisa mendadak terkejut dan merinding, lalu menoleh ke dalam kelas. Alangkah terkejutnya, melihat para mahasiswa dan mahasiswi berteriak histeris.

"Anak-anak, ada apa ? Kenapa kalian histeris?" Tanya Bu Lisa keheranan.

"Bu, lihat kakinya. Itu bukan mahasiswa. Itu hantu bu" kata Aris yang panik kala itu sambil menujuk ke arah kaki mahasiswa tersebut.

"Bener bu, lihat kakinya bu" kata seorang mahasiswi yang histeris.

Bu Lisa yang penasaran akhirnya menunduk, dan ternyata benar. Mahasiswa itu tidak memiliki betis dan tubuhnya tak menjejakkan tanah sama sekali. Itu terlihat ketika ada hembusan angin yang menerpa bagian bawah mahasiswa. Bu Lisa tampak Pucat pasi. Spontan Bu Lisa menutup pintu dengan keras dan bersandar pada pintu yang barusan dia tutup. 

"Oke anak anak, kelas dibubarkan. Silahkan kalian pulang." Kata Bu Lisa dengan nada panik.

Para mahasiswa segera berhamburan keluar kelas. Mereka keluar secara berkelompok. Ketika Aris dan Reza hendak keluar, Bu Lisa memanggil mereka berdua.

"Aris, Reza, tolong antar ibu ke parkiran mobil ya. Ibu takut sekali." Kata Bu Lisa sambil mengemasi barang baranya.

"Iya deh bu. Saya sebenarnya takut. Tapi ya udah saya coba antar" kata Aris dengan nada gugup.

Akhirnya, Bu Lisa, Aris dan Reza mengantarkan Bu Lisa ke parkiran mobil. Ketika berjalan ke parkiran mobil melalui taman, di sebuah ayunan Bu Lisa melihat sosok kuntilanak berbaju putih dengan menggendong anak menyanyikan sebuah tembang. Bu Lisa ketakutan, dan menyandarkan kepalanya di bahu Aris.

"Bu, ada apa ?" Tanya Aris.

"Ris, aku takut. Di ayunan tengah itu ada kuntilanak gendong bayi. Tolong jangan lihat ke ayunan. Tetep jalan aja" kata Bu Lisa dengan nada gemetar.

Aris dan Reza langsung merinding ketakutan walau mereka menyembunyikannya. Mereka terus berjalan ke parkiran mobil. Dan sampailah mereka di parkiran mobil Bu Lisa.

"Tolong, kalian jangan pergi dulu sampai saya berhasil menyalakan mobil saya" kata Bu Lisa sambil segera membuka pintu mobilnya. 

Bu Lisa langsung membanting tas bawaannya ke dalam mobil dan langsung menyalakan mobilnya. Untunglah mobil langsung menyala. Tak perlu berlama lama, Bu Lisa langsung menutup pintu mobil dan tancap gas keluar dari kampus.

Sementara itu, Aris dan Reza segera berlari menuju parkiran motor dekat dengan parkiran mobil. Mereka segera menyalakan motor dan tancap gas meninggalkan kampus. 

Keesokan paginya, perkuliahan di kosongkan karena ada rapat para dosen membahas gangguan gangguan yang di alami selama perkuliahan malam.

"Saya terima laporan, dua malam terakhir ini gangguan kuliah malam makin parah. Belum lagi kasus kesurupan yang sering terjadi. Sepertinya tempat ini gak beres." kata Rektor.

"Iya pak, saya kemarin lusa pingsan setelah tahu saya mengajar di sebuah kelas yang kosong. Padahal, ketika saya masuk, banyak murid. Kelas penuh" kata Pak Wahyudi.

"Saya juga megalami yang lebih parah semalam. Siswa dua kelas melihat penampakan. Tidak hanya saya. Akhirnya, terpaksa saya mengakhiri kelas lebih awal karena kondisi saat itu panik" kata Bu Lisa.

"Hmmm….kalo begini caranya, reputasi kampus ini bisa hancur. Oke, sekarang saya bertanya kepada kalian, apa kalian setuju untuk menghapus semua jadwal kuliah malam di kampus ini?" Tanya Rektor.

"Kalo bagi saya, saya setuju. Daripada kegiatan belajar mengajar makin berantakan, saya setuju pengahapusan jadwal kuliah malam mulai hari ini" kata salah seorang dosen.

"Oke, bagaimana bapak bapak? Apa kita sepakat dengan keputusan ini?" tanya Rektor.

"Setuju" kata para dosen bersamaan.

"Oke, terima kasih. Mulai hari ini, jadwal perkuliahan hanya dari pagi hingga sore hari pukul lima sore. Setelah pukul lima sore kampus harus kosong. Tidak ada lagi jadwal kuliah malam," kata Rektor.

Dari hasil rapat itu hingga sekarang, tidak ada lagi jadwal kuliah malam di kampus itu demi menjaga kredibilitas kampus.

Selain itu, setiap malam jumat juga rutin diadakan pengajian dan bacaan yasin untuk mengurangi dampak pengaruh ghaib di kampus tersebut. Namun, sisi gelap kampus itu tetap ada, dan tak jarang orang luar yang berada di sekitaran kampus di ganggu oleh makhluk ghaib di kampus tersebut.

The End

By Akhmad Fajar