Note : ini adalah cerita fiksi. Nama dan tempat adalah rekaan.
Angga seorang driver ojol. Sebenarnya, dia seorang mahasiswa di sebuah PTS di kota Malang. Sudah hampir 2 tahun dia nyambi sebagai driver Ojol. Karena orderan makin anyep(Sepi -red), akhirnya mau gak mau dia terpaksa ngelowo (bekerja di tengah malam-red).
Saat itu, karena udah lelah berkeliling ke sana kemari tapi hanya dapat dua orderan, dia putuskan beristirahat di warkop Pak Kumis yang biasanya jadi tempat nongkrong para driver ojol dan taxol.
"Gimana bhro tournya? " Tanya Saipul.
"Walah, bosok bhro. Hari ini orderan bener bener anyep" balas Angga.
"Iya nih. Kenapa ya? Ini hampir semua ngerasain anyepnya" kata Doni menimpali.
"Gila, masak dari tadi siang sampe sekarang cuman dapet 7 order. Susah nih. Jangankan tupo, bonus aman satu aja sampe 8 jam" kata Angga dengan sedih.
"Masih baik kamu dapat 7 order. Aku malah cuman dapat 5 order, dari pagi. Sedangkan dia nih malah baru dapat dua, dari pagi" kata Saipul memperlihatkan aplikasi Doni.
"Yah nasib bhro. Pamit ama bini mau narik eeeh jadinya cuman nongkrong di warkop Pak Kumis. Sampe tidur dan bangun lagi, eeh aplikasi pada budeg" keluh Doni.
"Uhm ... nasib," keluh Angga.
TEEEET…..TEEEET…..TEEEET…..
"Akhirnya, dapat order juga aku" kata Angga dengan gembira, namun kembali sewot setelah melihat order yang dia terima.
"Lah, tengah malam gini, koq ordernya kurir," lanjutnya.
"Wah, nih aneh nih, kirim apaan bhro ?" Tanya Saipul.
"Tauk, menurut notenya kirim dompet. Tapi koq tengah malam?" balas Angga.
" Di telepon aja dulu. Ntar jangan jangan ofik" kata Doni.
Akhirnya, Angga menelepon pemesan layanan tersebut. Setelah menunggu beberapa saat, akhirnya telepon di jawab.
"Halo, dengan mbak Eva? Ini saya Angga Driver **jek" kata Angga dengan sopan.
"Ya halo, saya Eva." Jawabnya dengan nada datar.
"Lokasi sesuai titik ya ?" Tanya Angga.
"Iya. Sesuai titik." Jawabnya datar.
"Oke, saya siap meluncur" balas Angga.
Telepon pun terputus. Dengan sedikit kecewa, Angga berangkat. Memang lokasinya tidak terlalu jauh, namun karena ordernya dirasa kurang menguntungkan yang menyebabkan Angga sedikit kecut.
"Semangat bhro. Masih untung situ dapet tambah poin. Nah kita, masih pada budeg" kata Saipul menyemangati Angga.
"Oke. Sek ya, aku berangkat" kata Angga sambil menstarter motornya, dan langsung kebut.
Tak lama kemudian, Angga sampe di lokasi sesuai titik. Lokasinya di tengah jembatan yang di bawahnya ada sungai. Namun, dia heran mengapa yang order koq tengah malam di lokasi ini. Dia lihat lagi hapenya, benar sesuai titik.
Karena khawatir order fiktif, Angga menelepon Eva. Tapi anehnya, telepon tidak aktif. Dicoba lagi, telepon tidak aktif. Di coba lagi, tetap tidak aktif. Di chat, tidak ada balasan. Karena jengkel, Angga kembali menstarter motornya.
Namun, tiba tiba di belakangnya pundaknya di tepuk seaeorang. Angga reflek menoleh ke belakang. Tampak seorang wanita membawa dompet.
"Wah, kaget aku mbak. Mbak ini Eva, yang pesan layanan kurir?" Tanya Angga.
"Iya mas. Saya Eva" jawabnya datar
"Haduh, jantungku hampir copot. Kok perasaan dari tadi gak ada orang" Balas Angga.
Angga yang sempat merasa shock menghela nafas sejenak.
"Aku sampe telpon lima kali, sampe chat berkali kali gak ada respon. Eh ternyata mbaknya muncul" lanjutnya sambil berusaha tersenyum ramah.
Angga sejenak merasakan bulu kuduknya berdiri. Di pandanginya wanita itu.
"Mas, tolong anterin ini ke alamat di aplikasi ya...pesan sama ibu aku belum bisa pulang" kata Eva dengan nada datar.
"Oke. Bayar di lokasi atau di ditepan? Karena di aplikasi bayar tunai. Ongkosnya 15 rebu aja" kata Annga dengan nada ramah.
"Oh, dibayar di sini aja. Sebentar" kata Eva mengeluarkan uang 50 ribuan dan memberikannya ke Angga.
Sejenak Angga terdiam. Dia melihat Eva yang basah kuyup, padahal seingatnya hari ini tidak hujan di daerah sini.
"Makasih. Eh, tapi tunggu dulu, kok mbaknya kelihatan pucat banget. Sepertinya mbaknya sakit. Apa gini aja deh. Tarifnya sama, tapi mbaknya saya antar pulang. Ini lokasinya gak jauh. Mending pulang istirahat di rumah, daripada mbaknya sakit" kata Angga menawarkan bantuan.
Eva hanya menggeleng dengan ekspresi datar.
"Oke, sebentar mbak aku ambil kembaliannya" kata Angga sambil mengambil uang kembalian.
Angga merogoh sakunya. Dia tengah berusaha mengambil kembalian yang lumayan banyak.
"Oh ya mbak kem…." Kata Angga terputus.
"Lhoh, kemana dia? Koq tiba tiba hilang?" Kata Angga dalam hati.
Angga mecari Eva di sekitar jembatan, namun dia tersadar bahwa dia seorang diri, memegang dompet Eva. Angga bingung.
Namun karena aplikasi sudah di pickup, mau tak mau dia harus menyelesaikan ordernya. Lagian, dia sudah untung 35 rebu dari tarif yang hanya 15 rebu. Rejeki anak sholeh pikirnya. Angga pun mentarter motornya dan segera mengantar barang tersebut. Lokasinya tidak begitu jauh.
Tak berapa lama kemudian, sampailah Angga di tujuan. Namun karena jam menunjukkan pukul 00:30, rumah itu masih gelap. Bingung juga Angga di buatnya. Dilihatnya di aplikasi handphone penerima, lalu menghubunginya.
Syukurlah, ternyata nada sambung terdengar. Tak lama kemudian telepon diangkat.
"Halo, selamat malam. Mohon maaf mengganggu. Saya Angga dari **jek ingin mengantar paket" kata Angga dengan ramah.
"Maaf mas, paket dari siapa?" tanya orang di seberang.
"Oh, ini paket dari Eva Kusnaeni. Alamat rumahnya di gang 4 no. 39 RT. 08 RW.01. Penerimanya Bu Kus." Jawab Angga.
"Lalu posisi masnya di mana?" tanyanya kemudian.
"Nah saya di depan rumah no. 39" kata Angga.
"Oh ya, sebentar mas, saya keluar" katanya.
"Oke. Saya tunggu" kata Angga sambil menutup teleponnya.
Tak lama kemudian, orang tersebut datang menghampiri Angga. Dia keluar bersama dengan suaminya. Sepertinya, mereka belum tidur di tengah malam.
"Mas, ini perasaan saya ndak pesan barang, tapi yang dikirim apa ya?" Tanya Bu Kus.
"Ini bu, dompetnya Eva" kata Angga menyerahkan dompet pink yang di bawanya.
"Mas tadi ketemu Eva di mana?" tanya suami Bu Kus.
"Tadi sih ketemunya di daerah jembatan, disini deh" kata Angga sambil menunjukkan lokasi di handphone nya.
"Mas, bisa antar ke lokasi tadi? Soalnya Eva sudah 3 hari ndak pulang." Kata Bu Kus.
"Loh, Tadi sih memang saya mau antar anaknya kesini, karena hari udah malam. Tapi dianya gak mau. Uhm ... tadi dia titip pesan ke ibu katanya belum bisa pulang. Hanya saja, setelah saya mau beri uang kembalian dia hilang entah kemana" kata Angga.
"Nak, anterin bapak ke lokasi. Saya takut ada apa apa dengan Eva. Bapak sudah lapor polisi kalo perihal Eva yang belum kunjung pulang. Katanya sih ke rumah teman, tapi sampe sekarang belum ada berita." Kata suami Bu Kus.
"Baik, saya akan antar bapak ke lokasi tadi, hanya saja, di lokasi tadi saya sudah cari Eva tapi gak ketemu. Padahal saya belum beri kembalian," kata Angga.
"Ya udah, tunggu sebentar. Bapak mau telpon polisi. Mungkin dengan bantuan Polisi Eva bisa di temukan. Mas, tunggu di sini ya." Pinta Pak Kus.
Sepuluh menit kemudian, dua orang polisi datang. Pak Kus menjelaskan sesuatu kepada dua orang polisi tersebut. Setelah selesai, berangkatlah Angga, Pak Kus dan kedua orang polisi ke tempat di mana Angga menemui Eva.
Sesampainya di sana, kedua orang polisi mencari jejak Eva di sekitaran jembatan. Pak Kus terus memanggil nama Eva. Cukup lama pencarian tersebut, hingga salah seorang Polisi menemukan mayat wanita muda yang tersangkut di bibir jurang. Dia menggunakan kaos pink dan celana ketat hitam.
"Monitor monitor….telah di temukan mayat di sekitaran sektor xxx dengan ciri ciri seperti berita kehilangan 3 hari lalu. Mohon bantuannya untuk evakuasi" kata polisi menghubungi unit kerjanya melalui HT.
"Informasi di terima. Tim segera ke lokasi" balas di seberang.
"Siap 86." Balas Polisi tersebut.
Sekitar 5 menit kemudian, datanglah tim forensik kepolisian untuk mengevakuasi mayat Eva. Pak Kus sedih melihat keadaan putrinya yang sudah tak bernyawa. Sedangkan Angga, pucat pasi. Diambilnya uang 50 ribuan yang masih basah tersebut, dan dilihatnya ada bercak darah di uang itu. Angga hanya terdiam lemas.
"Gila…..jadi yang order itu….hantu." batin Angga.
Di sekitar kejadian tersebut, polisi menempel Police Line, dan membawa berbagai barang bukti di sekitaran. Termasuk handphone milik Eva yabg di temukan dekat mayat Eva.
TAMAT