Chereads / Peace Hunter / Chapter 19 - Chapter 19 : Ujian Tahap Ketiga, Noa vs Alfred

Chapter 19 - Chapter 19 : Ujian Tahap Ketiga, Noa vs Alfred

1 jam telah berlalu sejak dimulainya ujian ketiga.

"Sudah pertandingan yang ke berapa ini ?," tanya Noa yang masih tetap membaca buku.

"Aku tidak tau lebih tepatnya, tapi sepertinya ini sudah pertandingan yang ke 50-an, total peserta adalah 500, 500 peserta akan bertanding satu sama lain jadinya 250 melawan 250, karena Arena dibagi 2 berarti akan ada 125 pertandingan, masih 75 pertandingan lagi," kata Charles yang masih menonton pertandingan.

"Uhh, susah sekali untuk menggabungkan sihir. Aku sudah bisa mengeluarkan kedua sihir yang berbeda di kedua tanganku, tapi untuk menyatukannya susah sekali," kata Chloe yang sedang mencoba berlatih.

Chloe sudah bisa mengeluarkan sebuah bola air di tangan kirinya dan panah api di tangan kanannya

"Kenapa kamu memakai 2 sihir dengan elemen yang berbeda Chloe ? Kamu kan bisa mencobanya dengan elemen yang sama terlebih dahulu," kataku.

"Kamu tadi bilang kan, kalau dengan elemen yang sama akan lebih mudah, jadinya aku akan memilih yang sulit, jika aku bisa yang sulit maka yang mudah pun aku pasti bisa," kata Chloe.

"Begitu ya," kataku.

"Chloe sangat giat sekali berlatih, apa dia juga ingin menjadi seperti Ibunya yang merupakan orang terkuat di kerajaan ini ?," pikirku sambil melihat Chloe.

"Perhatikan ku lagi Chloe, aku akan membuat gabungan sihir lagi dengan perlahan. Aku akan membuat di tangan kanan, jadi aku akan fokus mengalirkan mana ke tangan kananku. Karena aku akan membuat gabungan dari kedua sihir, jadinya aku memerlukan kedua aliran mana yang berbeda yang akan menyatu di tanganku. Kamu bisa langsung menyatukan kedua aliran manamu itu di telapak tanganmu, atau kamu bisa memisahkannya dan mengalirkannya ke jarimu dan membiarkan mereka menyatu secara perlahan. Kali ini, aku akan mencoba menyatukannya di jari," kata ku menjelaskan.

Aku pun mengalirkan manaku ke jari yang berada di tangan kananku, Mana untuk membuat membuat ~Water Ball~ aku arahkan ke ibu jariku dan untuk membuat ~Fire Arrow~ aku arahkan ke 4 jari sisanya. ~Water Ball~ pun tercipta di ibu jariku dan ~Fire Arrow~ pun tercipta juga di 4 jari sisanya.

"Kamu lihat kan ? Kedua sihir ini masih belum menyatu karena aliran mana yang mengalir dari sihirnya juga belum menyatu. Sekarang aku akan fokus mengalirkan mananya," kataku menjelaskan.

Akupun menyatukan aliran mana yang berbeda secara perlahan, ~Water Ball~ dan ~Fire Arrow~ pun saling bersentuhan satu sama lain.

"Nah sekarang aku harus memilih bentuk yang akan menjadi gabungannya, untuk dampaknya aku akan memilih ~Fire Arrow~ karena ~Fire Arrow~ lebih berdampak daripada ~Water Ball~, untuk bentuknya aku akan memakai dasar dari ~Fire Arrow~, saat mulai menggabungkannya, kamu harus berkonsentasi untuk menyatukan kedua aliran mananya dan untuk membayangkan hasil dari gabungan kedua sihir ini dipikiranmu. Logikanya air dan api tidak mungkin untuk menyatu, tapi kamu harus fokus untuk membayangkan kalau air dan api itu bisa menyatu. Jika kamu sedikit aja membayangkan air dan api ini tidak bisa menyatu, penggabungan kedua sihir ini akan gagal dan kedua sihir malah akan melemahkan satu sama lain seperti yang api akan padam dan yang air akan menguap," kataku menjelaskan.

Aku pun sudah membayangkan tentang wujud apa yang akan aku bentuk dan dampaknya juga, aku mendekatkan kedua aliran mananya lagi dengan perlahan. Kedua sihir mulai bergesekkan sampai akhirnya menyatu. ~Hot Water Arrow~ sebuah anak panah api yang dikeliling oleh air yang menjadi panas akibat dari api di panah tersebut. Api di panah tersebut tidak padam oleh air yang mengelilinginya, begitupun dengan air yang mengelilingi panah tersebut, tidak menguap oleh api yang membakarnya.

"Dan jadilah seperti ini," kataku kepada Chloe.

"Wah keren sekali, tadi kamu membuat ~Hot Water Ball~ dan sekarang kamu membuat ~Hot Water Arrow~, baiklah aku akan mencobanya lagi, Terima kasih, Guru Rid," kata Chloe.

"Kenapa kamu juga ikutan memanggilku dengan sebutan Guru ?," tanyaku.

"Hehe," tawa Chloe.

"Sepertinya kamu akrab sekali ya dengan Chloe, Guru ?," tanya Charles.

"Sudah kubilang kenapa aku dipanggil Guru, dan ada apa denganmu Charles apa kau cemburu sebagai kakaknya ?," tanyaku.

"Hahaha tidak tidak, justru aku senang jika Chloe bisa akrab dengan orang lain. Dia itu kan orangnya pemalu apalagi terhadap orang asing, melihat dia bisa langsung cepat akrab denganmu dan Noa membuatku senang," kata Charles.

"Benar-benar kakak yang perhatian," kataku.

"Dan alasan memanggilmu Guru karena kamu sudah mengajari kami, Rid. Apa kamu tidak takut malah mengajari kami yang mungkin bisa menjadi lawanmu di ujian ini ?,"

"Santai saja, aku senang mengajarkan orang lain soal ilmu yang kupunya,"

"Begitu ya," kata Charles.

-

Beberapa saat kemudian.

"Pertandingan selanjutnya, silahkan maju peserta Noa Sigisbert dan Alfred Tarski," kata pengawas Nora.

"Akhirnya tiba juga saatnya ku bertanding, aku sudah bosan daritadi," kata Noa sambil menutup bukunya.

"Bagaimana bisa kamu merasa bosan padahal daritadi kamu membaca buku terus, kalau kamu bosan harusnya kamu sudahi baca bukunya," kataku.

"Yah karena tidak ada hal lain yang seru selain membaca buku, tapi membaca buku terus-terusan juga membuatku bosan tapi karena tidak ada hal lain yang ingin ku lakukan jadinya ku terpaksa terus membaca buku, sudah dulu ngobrolnya aku harus segera ke arena, sampai jumpa lagi dan jangan lupa untuk mendukungku ya," kata Noa.

Noa pun segera bergegas pergi arena.

"Dia semangat sekali," kata Charles.

"Iya, tapi sikap dia yang pemalu saat berbicara dengan bangsawan sepertimu akan membuatmu bertanya-tanya kok bisa dia kadang percaya diri dan kadang menjadi pemalu," kataku.

"Yah Noa mungkin pemalu karena tadi baru pertama kali berbincang denganku, tapi sekarang coba list dia, jadi percaya diri dan banyak bicara. Mungkin dia tipe orang yang banyak bicara kalau sudah akrab dengan orang lain. Chloe pun juga begitu," kata Charles.

"Kenapa aku dibawa-bawa ? tapi perkataan kakak memang bener sih," kata Chloe.

"Haha begitu ya," kataku sambil tertawa kecil.

-

"Apa peserta Noa sudah siap ?," kata pengawas Nora.

"Siap, Bu," kata Noa.

"Apa peserta Alfred sudah siap ?," kata pengawas Nora lagi.

"Siap," kata Alfred.

"Mari kita lakukan pertandingan ini dengan sportif," kata Noa kepada Alfred.

"Hah ? Oh tenang saja. Aku tidak akan berlebihan kok untuk melawan rakyat jelata sepertimu," kata Alfred.

"Rakyat jelata ? Oh kamu itu bangsawan ya ?," tanya Noa.

"Benar, rakyat jelata sepertimu harusnya tunduk padaku," kata Alfred.

"Baguslah kalau kamu adalah bangsawan, tadi ada seorang bangsawan yang membuatku kesal tapi aku tidak bisa melampiaskannya, sekarang muncul bangsawan yang sama mana mungkin aku membiarkannya, aku akan mengalahkanmu," kata Noa.

"Sombong sekali kau untuk seorang rakyat jelata, mana mungkin rakyat jelata bisa mengalahkan bangsawan," kata Alfred.

"Baiklah, mari kita segera mulai pertandingannya, pertandingan dimulai!!!," kata pengawas Nora.

- Bersambung