Di suatu tempat, di ruangan rahasia yang ada di lantai 5 gedung administrasi, tempat ujian tahap ketiga berlangsung.
"Apa yang dilakukan si Alan itu ? Apa dia mau pamer ?," kata wanita yang mengobrol bersama Alan sebelumnya.
"Pengawas Alan cuma mau membuktikan kalau ada deteksi untuk serangan yang berakibat fatal," kata seseorang.
"Dan lagi, rupanya anda ada disini," kata seseorang itu lagi.
Wanita itu pun menengok, dilihatnya seorang pria paruh baya berumur sekitar 50 an.
"Hmm ternyata tuan Frederick, ada apa kemari ?," kata wanita itu.
"Aku mencari anda kemana-mana, rupanya anda malah sedang asik menonton ujian calon murid," kata Frederick
"Baru sekarang aku menonton ujian ini, ujian sebelumnya aku tidak menontonnya karena aku sibuk mengerjakan tugas. Dan akhirnya sekarang aku bisa bersantai untuk melihat ujian untuk calon murid," kata wanita itu.
"Tapi tugas anda masih banyak, nona," kata Frederick.
"Aku bisa mengerjakannya nanti," kata wanita itu.
"Anda bukannya tidak pernah menonton ujian calon murid, kenapa sekarang anda menontonnya ? Apakah ada calon peserta yang menarik bagi anda ?," kata Frederick
"Tidak ada alasan tertentu, apa salah bagi kepala akademi untuk melihat ujian calon muridnya ? Lagipula aku sedang bosan untuk mengerjakan tugas terus," kata wanita itu yang ternyata adalah kepala akademi San Fulgen Akademiya.
"Jadi begitu ya, baiklah kalau begitu, saya permisi dulu," kata Frederic.
"Tunggu tuan Frederic, apa kamu sedang luang sekarang ?," kata wanita itu.
"Ya, aku sedang tidak mengerjakan apa-apa sekarang," kata Frederic
"Bagaimana jika anda membantu mengerjakan pekerjaan saya, daripada anda tidak ada kerjaan," kata wanita itu.
"Maaf ?," kata Frederic.
"Apa anda masih kurang jelas, saya bilang untuk membantu pekerjaan saya, bukannya sudah tugas Wakil Kepala Akademi untuk membantu Kepala Akademi, bukan begitu tuan Frederick Zielman ?," kata wanita itu.
"Hahhhh, baiklah kalau begitu. Tugas anda yang belum dikerjakan ada di meja di ruangan anda kan ?," kata Frederick.
"Ya itu benar," kata wanita itu.
"Baiklah kalau begitu saya izin permisi dulu untuk membantu pekerjaan anda," kata Frederick.
"Terima kasih atas bantuannya, tuan Frederick," kata wanita itu.
Frederick pun meninggalkan ruangan itu.
"Fufufufu akhirnya aku bisa menonton ujian ini lagi, bahkan tugas-tugasku juga sudah dikerjakan oleh Frederick," kata wanita itu.
"Peserta yang sebelumnya namanya Noa Sigisbert ya, sesuai yang dikatakan Alan tadi, dia orang yang menarik walau tidak punya darah bangsawan. Charles dan Chloe juga belum tampil untuk ujian, Irene juga. Sepertinya ujian pertandingan sisanya akan lebih menarik, terlebih Rid Archie juga belum tampil. Jangan sampai lupa tentang permintaanku yang sebelumnya ya, Alan. Awas saja jika kamu lupa, aku akan memberimu pelajaran seusai ujian ini," kata wanita itu.
-
Setelah protes yang dilayangkan oleh Javier, suasananya mulai hening kembali. Noa pun dibawa ke pengawas untuk disembuhkan luka-lukanya.
"Jujur saja, aku sempat kepikiran juga tentang protes Javier tadi karena menurut pandanganku serangan Noa itu termasuk fatal," kata Charles.
"Ya pandangan orang kan berbeda-beda, kalau menurutku serangan ~Magic Martial Arts~ milik Noa sebagai tingkatan sihir, itu berada di tingkat 5 dan termasuk sihir tingkat menengah," kataku.
"Kalau tidak salah, sihir tingkat rendah itu dari tingkat 1 sampai 3, sihir tingkat menengah dari tingkat 4 sampai 7, sihir tingkat tinggi dari 8 sampai 10 ya" kata Chloe.
"Ya itu benar, menurut ku maksimal tingkat sihir yang dilakukan di arena ini adalah sampai tingkat 5 agar tidak terdeteksi sebagai serangan fatal. Kalau untuk serangan pengawas Alan tadi, menurutku itu ada di tingkat 6 atau hampir menyentuh tingkat 7, makanya sensornya berbunyi karena serangan itu sudah melebihi batas yang ditentukan di arena ini," kataku.
"Tapi tingkatan itu hanya formalitas saja karena ketahanan tubuh seseorang berbeda-beda, ada yang cuma kena sihir tingkat 3 dia langsung terluka parah dan ada juga yang terkena sihir tingkat 5 tapi tidak merasa terluka," kataku.
"Senjata juga termasuk kan Rid ? Tergantung seberapa tajam senjatanya juga bisa memberikan serangan fatal," kata Charles.
"Ya itu benar, tapi senjata yang diberikan untuk ujian ini tidak terlalu tajam, contohnya aku akan menebas dan menusuk tanganku ini," kataku berusaha mencoba pedangnya.
"Ehhh Rid, apa tidak akan kenapa-kenapa ?," tanya Chloe.
"Santai saja," kataku
Aku pun berusaha menebas tanganku dan lukanya cuma dangkal tidak sampai menyentuh tulangku. Aku juga berusaha menusuk tanganku, dan lukaku tetap dangkal, tusukan pedangnya bahkan tidak sampai menyentuh tulangku juga.
"Nih kalian lihat, senjata yang disediakan untuk ujian ini tidak berbahaya, mustahil untuk mendapatkan serangan fatal hanya dengan senjata ini kecuali kalian menggunakan Boost pada senjata ini atau memakai sihir, bahkan anak panak dan peluru untuk senapan yang disediakan juga terbuat dari material yang aman," kataku.
"Begitu ya, ~Wind Ballista~ yang Noa gunakan tadi tidak fatal karena menggunakan senjata untuk ujian, lain halnya jika itu menggunakan senjata asli yang tajam, pasti akan berakibat fatal," kata Charles.
"Ya itu benar, tapi seperti yang kubilang tadi, sihir atau serangan yang setara dengan sihir tingkat 5 mungkin adalah batasan serangan yang digunakan di ujian ini, namun ketahanan tubuh seseorang berbeda-beda, jadi kalian juga harus hati-hati saat giliran kalian, bisa jadi serangan yang menurut kalian aman untuk digunakan malah akan membuat lawan kalian terluka parah dan akan membuat kalian didiskualifikasi," kataku.
"Sepertinya kondisi agar sensor alarm berbunyi ada dua, yaitu saat seseorang melancarkan serangan tingkat 6 keatas, atau saat lawannya terluka parah. Jka kita mengeluarkan serangan tingkat 5 kebawah, sensor tidak akan berbunyi, tapi jika sihir itu mengenai lawannya dan mengakibatkan dia terluka parah atau bahkan tewas, alarm akan mulai berbunyi," kata Charles
"Ya itu mungkin saja, makanya akan lebih baik bagi kalian untuk mengetahui ketahanan lawan kalian masing-masing, karena sebelumnya belum ada yang didiskualifikasi jadi mungkin tidak ada yang menyadarinya. Mungkin ini hanya ujian pertarungan biasa, tapi sepertinya ujian ini bisa sangat merepotkan," kataku.
-
"Perhatian, karena ada kerusakan di arena tempat bertanding peserta Noa dan Alfred sebelumnya, arena ini akan diperbaiki terlebih dahulu. Untuk itu pertandingan selanjutnya belum bisa untuk dilangsungkan. Kami mohon maaf atas ketidaknyamanannya. Tapi tenang saja proses perbaikannya tidak akan lama karena akan menggunakan Artefact," kata pengawas Alan.
"Sepertinya kita harus menunggu untuk pertandingan selanjutnya, karena di arena yang satunya lagi masih berlangsung pertandingan juga," kata Charles.
"Itu benar, kakak," kata Chloe.
"Kalian sepertinya bersemangat sekali untuk segera tampil," kataku.
"Melihat Noa bertanding sebelumnya, terasa seperti membakar semangatku untuk cepat-cepat tampil," kata Charles.
"Huum," kata Chloe.
"Jangan remehkan semangat anggota keluarga kerajaan, Rid," kata Enzo.
"Baguslah kalau kalian bersemangat, tapi jangan lupa berhati-hati tentang yang yang ku katakan tadi" kataku.
"Iya Rid," kata Charles & Chloe
Aku kemudian merasakan sedang diperhatikan, tidak hanya kali ini saja bahkan sejak ujian tahap ketiga dimulai. Aku tahu kalau tatapan ini berasal dari Putri Irene, karena kadang saat aku melihat ke arah dia, dia juga tengah melihat ke arahku. Aku bertanya-tanya apa kesalahanku sampai suka diperhatikan terus oleh Putri Irene. Apa aku telah berbuat salah ? Apa aku terasa seperti ancaman bagi putri Irene ? Ya dari sudut pandang dia sudah jelas aku ancaman, apalagi aku sekarang meraih peringkat 1 dari ujian pertama dan kedua sebelumnya.
"Ada apa Rid ?," kata Chloe.
"Tidak ada apa-apa," kataku.
"Yah kalau cuma diperhatikan saja sepertinya tidak masalah, asal dia tidak tiba-tiba menyerangku," pikirku.
-Bersambung