Chereads / Peace Hunter / Chapter 29 - Chapter 29 : Tekad Chloe

Chapter 29 - Chapter 29 : Tekad Chloe

Chloe dinyatakan sebagai pemenang di pertandingan ini, namun para peserta yang lain bukannya bersorak malah kebingungan karena mereka tidak melihat jelas apa yang terjadi sebelumnya sehingga membuat Chloe menang. Pandangan mereka semua fokus ke arah putri Irene sampai terdengar suara keras yang mengalihkan fokus mereka.

"Eh putri Chloe dinyatakan sebagai pemenang ? Tapi apa yang sebenarnya dia lakukan sebelumnya ?,"

"Tidak ada yang melihat apa yang dilakukan putri Chloe," kata para peserta yang lain.

"Aku bingung sih apa yang sebenarnya dilakukan Chloe sampai bisa menang, tapi ya sudahlah," kata Charles.

"Chloe, selamat karena sudah menang dan lulus," kata Charles yang tiba-tiba berteriak.

Kemudian dia bertepuk tangan.

"Selamat, Chloe," kata Noa.

"Chloe, selamat ya," kata Enzo.

Noa dan Enzo juga mengucapkan selamat dan bertepuk tangan. Karena mereka bertiga tepuk tangan, peserta yang lain pun mulai mengikuti mereka untuk bertepuk tangan

"Selamat, tuan Putri,"

"Kamu hebat, tuan Putri,"

"Seranganmu sangat hebat, tuan Putri," kata peserta yang lain.

"Padahal tadi mereka bingung tentang apa yang dilakukan Chloe sehingga bisa menang, dan sekarang mereka bilang kalau serangan Chloe itu hebat, dasar pembohong," pikirku.

"Eh-eh apa, kenapa mereka semua bertepuk tangan ?," pikir Chloe yang tiba-tiba menjadi gugup.

Aku melihat ke arena Chloe dan mencoba mencermati apa yang terjadi. Saat aku melihat apa yang terjadi, aku tersadar kalau ada ~Earth Wall~ milik Emily yang sudah hancur di arena.

"~Earth Wall~ yang hancur dan Chloe yang sedang memegang busur panah di akhir. Jika Chloe menggunakan panah untuk menyerang Emily, harusnya Emily bisa mengantisipasi dengan menggunakan ~Earth Wall~ yang sesuai dengan anak panah yang digunakan Chloe sehingga anak panah itu tidak bisa menghancurkan ~Earth Wall~nya. Hanya ada satu kondisi untuk menjelaskan apa yang terjadi. Sepertinya Chloe sudah bisa memakai teknik itu," pikirku.

-

Beberapa saat sebelumnya.

"Dan untuk lawannya, silahkan maju peserta Irene Emerald San Lucia," kata pengawas Nora.

"Apa ? Irene yang akan maju di arena sebelah ?," kata Chloe terkejut dan melihat ke arah Irene.

"Putri Irene ya ? Para peserta yang lain pasti akan fokus untuk melihat aksi sang putri es, sayangnya aku masih dalam pertandingan. Tapi tuan putri, harusnya kamu tidak menoleh ke arah lain saat sedang bertarung dengan lawanmu," kata Emily

Emily dengan cepat mendekat ke arah Chloe dan menyerangnya dengan tongkat sihirnya, tapi Chloe dengan sigap menahannya dengan kedua belatinya.

"Asal kamu tahu saja tuan putri, bukan kamu saja yang bisa menggunakan serangan jarak dekat," kata Emily.

Emily menendang kaki Chloe dan menyebabkan Chloe kehilangan keseimbangan. Saat Chloe kehilangan keseimbangan, pertahanan Chloe terbuka dan Emily menusuk perut Chloe dengan bagian bawah tongkat sihirnya yang tumpul.

"Ughhhhhhh," Chloe mengerang.

Chloe pun terlempar beberapa meter ke belakang setelah terdorong akibat tusukan tongkat sihirnya Emily.

"Tadi aku tidak sempat bereaksi karena seranganmu yang cepat, tuan putri. Tapi sekarang akan berbeda," kata Emily.

~Earth Magic, Earth Ball Multi Shot~

Emily menyerang Chloe yang tengah terbaring dengan banyak bola tanah. Chloe pun langsung terbangun dan menghindari bola-bola tanah tersebut. Chloe pun juga menebas bola-bola tanah itu dengan belatinya.

~Earth Magic, Earth Ball Multi Shot~

Emily menyerang Chloe kembali dengan serangan bola-bola tanahnya.

~Ini tidak ada habisnya, aku harus mendekati dia," pikir Chloe.

Chloe pun berlari ke arah Emily sembari menghindari dan menebas bola-bola tanah itu.

~Fire Magic, Fire Dagger Slash~

Chloe mengeluarkan tebasan api dari belatinya saat dia berlari ke arah Emily.

~Earth Magic, Earth Wall~

Emily dengan sigap menahan tebasan api dari Chloe. Tetapi Chloe langsung bergerak melewati ~Earth Wall~ itu dari samping dan langsung melemparkan belati apinya ke arah Emily.

"Apa?," kata Emily yang terkejut.

Tetapi dia dengan cekatan menggunakan tongkat sihirnya untuk menahan belati yang di lempar itu.

"Sepertinya kamu tidak bisa langsung mengeluarkan ~Earth Wall~ lagi setelah kamu baru saja mengeluarkannya," kata Chloe.

Chloe pun langsung datang menyerang dengan satu belatinya yang tersisa.

"Jangan meremehkanku, tuan putri," kata Emily.

Emily dengan sigap memakai tongkatnya untuk menahan Chloe. Tongkat sihir dan belati itu saling beradu.

"Situasi ini sama seperti sebelumnya," kata Emily.

"Jangan bilang ?!?!," kata Chloe terkejut.

Emily menendang kaki Chloe lagi yang mengakibatkan dia kehilangan keseimbangan. Saat pertahanan Chloe terbuka, lagi-lagi Emily berusaha menusuk Chloe menggunakan tongkatnya.

"Kali ini bukan tusukan biasa, ini akan berbeda dengan sebelumnya," kata Emily.

~Earth Magic, Earth Blow~

Sebuah tusukan dari sihir mengenai perut Chloe.

"Ahhhhhh," Chloe pun mengerang kesakitan.

Chloe terpental sangat jauh sampai hampir menabrak dinding arena. Belatinya terlempar jauh dari genggamannya.

"Hah, hah, hah, sekarang jarakmu menjauh lagi, tuan putri," kata Emily yang sudah kelelahan.

Chloe langsung bangun setelah terbaring sejenak dan langsung memakai panahnya.

~Fire Arrow~

Chloe menembakkan sebuah panah api ke arah Emily.

~Earth Wall~

Emily langsung mengeluarkan dinding tanahnya lagi.

"Sudah berapa kali ku bilang kalau kamu tidak bisa menembus ~Earth Wall~ dengan anak panahmu itu, tuan putri. Mau berapa jenis anak panah yang kamu pakai, aku tinggal menyesuaikan ~Earth Wall~nya juga, Jadi bagaimana tuan putri, apa kamu ingin menyerah ?" kata Emily.

"Bagaimana ini, bahkan serangan jarak dekat menggunakan belati tidak bisa untuk mengalahkan dia, setiap aku memakai serangan panah pun dia bisa menahannya dengan ~Earth Wall~ itu, bahkan jenis panah yang memiliki daya serang tinggi juga berhasil dia tahan. Apa yang harus aku lakukan ? Apa aku akan kalah disini ? ," pikir Chloe.

"Sepertinya memang tidak ada cara lain, mungkin aku akan kalah disini dan tidak berhasil masuk ke akademi. Meskipun aku adalah putri dari kerajaan tapi aku sangat mengecewakan bukan ? Maafkan aku, Ayahanda, maafkan aku, Ibunda, maafkan aku, Kakak, maafkan aku, Carol," pikir Chloe yang sudah hampir menyerah.

Ketika hampir menyerah, Chloe tiba-tiba teringat dengan teknik yang digunakan Rid saat ujian kedua, teknik yang bisa memanipulasi bentuk sihir dan mana, teknik yang tadi di ajarkan langsung oleh Rid.

"Benar juga, masih ada satu cara lagi untuk mengalahkan dia dari jauh, teknik yang diajarkan oleh Rid," pikir Chloe.

"Tapi saat diajarkan oleh Rid tadi saja, aku masih belum bisa untuk menggabungkan kedua sihir yang berbeda, bagaimana mungkin aku bisa melakukannya sekarang," pikir Chloe yang mulai putus asa lagi.

Tapi Chloe mengingat tanggung jawabnya sebagai putri kerajaan, dia tidak ingin mengecewakan keluarganya.

"Aku ini Chloe Estella San Fulgen, aku adalah putri dari kerajaan ini, kelak aku akan menjadi orang yang akan menggantikan Ibundaku untuk memimpin kerajaan ini. Bagaimana mungkin aku akan menyerah hanya karena ini ?!?!," kata Chloe.

Setelah itu, Chloe menampar kedua pipinya sendiri dengan kedua tangannya.

*Plakkk *Plakkk

"Apa yang kamu lakukan, tuan Putri ?," kata Emily.

"Tidak apa-apa, ini hanya ritual untuk menambah semangat," kata Chloe.

Tiba-tiba terdengan suara keras.

*BUMMMMMMMMM

"Suara apa itu, apa yang terjadi di arena sebelah ?," kata Emily terkejut.

"..... Sepertinya Irene sudah menang," kata Chloe yang sepertinya sudah tahu apa yang terjadi.

Debu asap berkumpul di arena sebelah, setelah beberapa saat debunya pun menghilang. Dan terlihat Jeremy yang sudah tidak sadarkan diri setelah terkena serangan Irene dan menabrak dinding. Setelah itu terdengar suara pengumuman.

"Pemenang untuk ujian pertandingan antara Jeremy Kunich melawan Irene Emerald San Lucia adalah ..... Irene Emerald San Lucia," kata pengawas Nora.

"Ternyata yang menang si putri es ya ? Padahal dia baru bertanding tapi dia sudah menang ? Cepat sekali," kata Emily terkejut.

"Pertandingan ini sepertinya akan berakhir juga," kata Chloe.

"Huh ? Apa kamu sudah mau menyerah tuan putri ?," kata Emily.

"Bukan karena aku yang akan menyerah, tapi karena kamu yang akan kalah. Akan aku pastikan kamu mengalami hal yang sama dengan peserta yang dilawan Irene itu," kata Chloe sambil bersiap menggunakan busur panahnya.

-Bersambung