"Maaf Irene, aku tidak tahu kalau masa lalumu seperti itu, aku pernah menyebutmu sebagai orang yang tidak ramah karena selalu bersikap dingin, bahkan tadi aku menyebutmu begitu karena menghindari kakakku. Padahal aku sendiri juga tidak terlalu ramah dengan orang karena sifat pemalu ku ke orang asing," kata Chloe.
"Tidak apa-apa, putri Chloe. Tapi kamu itu selalu ramah dengan orang yang kamu kenal kan ? Berarti kamu termasuk ramah, sifat pemalumu ke orang asing itu bagus karena kamu tidak tahu apa-apa tentang mereka, kamu bisa jarak dari mereka terlebih dahulu. Kamu dan saya jelas berbeda, kamu itu seorang putri yang baik" kata putri Irene.
"Bukankah kamu juga sama, Irene ? Kamu bahkan mempekerjakan ras lain, daripada dijadikan budak, kamu lebih memilih mempekerjakan mereka sebagai asistenmu dan hubungan kalian itu sangat dekat kan ? Dan lagi bahkan di wilayahmu sendiri, kamu diakui sebagai putri yang baik karena tidak pernah memerintah sewenang wenang kepada rakyatmu sendiri," kata Chloe.
"Ayah saya yang mempekerjakan mereka. Ayah saya tidak suka dengan perbudakan, makanya beliau lebih memilih mempekerjakan mereka. Mereka selalu mengikuti perintahku karena dibayar oleh ayah, bukan karena kami dekat. Dan untuk rakyat San Lucia yang bilang kalau saya putri yang baik, saya tidak tahu kenapa. Saya hanya mengikuti perintah ayah saya agar tidak sewenang-wenang ke rakyat sendiri," kata putri Irene.
"Be-begitu ya ," kata Chloe
"Di samping itu putri Chloe, kamu dan pangeran harus berhati-hati saat memilih teman agar tidak seperti saya. Kalian bisa saja cuma dimanfaatkan karena status kalian yang merupakan pangeran dan putri dari kerajaan. Kalian baru saja mendapatkan teman baru kan ? Tidak peduli itu bangsawan atau rakyat biasa, pasti mereka selalu memiliki maksud tersembunyi saat mendekati kalian," kata putri Irene sambil melihat ke arah Rid dan lainnya.
"Apa yang kamu maksud itu Noa dan Rid ? Mereka itu bukan seperti orang yang kamu pikirkan, Noa dan Rid itu sangat baik. Noa awalnya pemalu saat berbicara denganku dan kakakku. Tapi perlahan dia sudah bisa berbicara lebih santai. Dan untuk Rid, bahkan dia mengajariku suatu teknik. Jika bukan karena dia, aku mungkin sudah kalah di pertandingan sebelumnya," kata Chloe.
"Kamu diajari suatu teknik oleh dia ?," kata putri Irene.
"Iya, teknik ini seperti teknik tipuan yang bisa mengelabui lawan," kata Chloe.
"Begitu ya," kata Putri Irene.
Putri Irene sejenak terdiam seperti sedang berpikir, kemudian dia berbicara lagi.
"Saya tidak menuduh kalau mereka seperti itu. Ya intinya kamu dan pangeran perlu berhati-hati," kata putri Irene.
"Baiklah kalau begitu," kata Chloe.
"Saya sudah terlalu lama berbicara, ini seperti bukan diri saya yang biasanya. Kalau begitu, saya permisi dulu, putri Chloe," kata putri Irene yang segera berbalik.
"Baiklah, Irene," kata Chloe.
".....Jika saya sedang berada di situasi normal, mungkin saya akan menerima permintaan menjadi teman darimu, putri Chloe. Kamu adalah bangsawan yang tingkatnya lebih tinggi dari saya, tidak mungkin kamu menawarkan saya untuk menjadi teman dengan maksud tertentu seperti bangsawan yang lain," kata putri Irene sambil menghadap ke sisi lain.
"Tapi....,"
".....Situasi yang sedang saya alami sangat rumit. Saya harus mengikuti ~Matchmaking Battle~ dengan Putri dari Duke San Quentine setelah lulus akademi nanti. Saya tidak tertarik dengan pertandingan itu jadi saya memutuskan mengundurkan diri dengan membatalkan syarat kepesertaan saya. Meskipun saya tidak tertarik mengikuti itu, jika saya belum membatalkan syarat kepesertaan saya dan malah akrab dengan keluarga kerajaan, mereka pasti akan menduga kalau saya masih tertarik mengikuti itu karena mendekati keluarga kerajaan untuk mencari dukungan dari keluarga kerajaan. Untuk itu, saya tidak menerima permintaan pertemanan darimu. Tapi....jika saya sudah berhasil membatalkan syarat kepesertaan saya, jika putri Chloe meminta saya menjadi temannya lagi, ... Mungkin saya akan menerimanya," kata putri Irene.
"Huh," kata Chloe terkejut.
Setelah berbicara begitu, putri Irene langsung melangkah meninggalkan Chloe.
"Tunggu, Irene," kata Chloe berusaha memberhentikan putri Irene.
Tapi putri Irene tetap melangkah meninggalkannya.
"Jadi begitu ya, kamu masih tetap berniat mundur dari pertandingan itu. Sepertinya kamu memang tidak tertarik sedikitpun untuk menjadi pasangan kakakku," ucap Chloe sedikit sedih.
"Tapi aku senang saat kamu bilang kalau kamu bersedia menjadi temanku jika aku menawarimu lagi nanti," ucap Chloe sambil tersenyum.
"Meskipun begitu, setelah berbincang lama denganku tadi, kamu masih tidak tersenyum. Aku kira kamu akan tersenyum saat berbicara denganku," ucap Chloe.
-
"Kira-kira apa yang Chloe bicarakan dengan si putri es ? ," ucap Noa sambil melihat pembicaraan mereka.
"Entahlah, mungkin cuma sapaan antara seorang putri saja. Apa kamu penasaran tentang obrolan mereka ?," tanyaku.
"Tidak juga sih, cuma kelihatannya menarik saja melihat 2 putri sedang berbincang," ucap Noa.
"Apa Chloe dan putri Irene kenal dekat, Charles ?," tanyaku kepada Charles.
"Dibilang kenal dekat sih tidak, seperti yang kubilang tadi. Kami sebatas kenal Irene karena sering melihatnya di perkumpulan bangsawan saja. Selain aku, Chloe pun kerap mengajaknya mengobrol tapi selalu dijawab dengan ekspresi dingin. Aku ingat saat pertama kali Chloe mencoba mengajaknya mengobrol, Chloe malu-malu saat itu," ucap Charles.
"Yah sifat Chloe kan memang pemalu ke orang asing, tapi kenapa Chloe yang pemalu sampai bisa mengajak putri Irene untuk mengobrol ?," tanyaku.
"Mungkin karena Chloe merasa ingin menemani Irene yang selalu sendirian saat perkumpulan bangsawan atau mungkin Chloe merasa kalo dia dan Irene ada kemiripan, akupun juga terkejut saat Chloe mencoba untuk berbicara duluan dengan Irene," ucap Charles.
"Tapi sifat dingin dan pemalu itu kan berbeda. Merasa mirip dari mananya," ucap Noa.
"Hahaha ntahlah," ucap Charles sambil tertawa.
"Tapi apakah saat perkumpulan itu, Chloe dan Irene selalu mengobrol panjang ?," tanyaku lagi kepada Charles.
"Tidak, biasanya obrolan mereka hanya sekedar tegur sapa kalaupun mengobrol itupun hanya singkat, aku juga terkejut saat Chloe dan Irene mengobrol cukup panjang barusan. Bisa dibilang, aku penasaran juga dengan pembicaraan mereka. Nanti aku akan bertanya padanya jika sudah kembali kesini," ucap Charles.
"Begitu ya," ucapku
-
Kembali ke arena.
"Hasil perhitungannya sudah selesai, peserta Chloe Estella San Fulgen mendapatkan 180 poin pada ujian ketiga ini," ucap pengawas Nora.
"180 poin ya, itu poin yang sama dengan punya Noa. Meskipun bukan poin sempurna tapi setidaknya poin ini masih termasuk tinggi nilainya," pikir Chloe.
"Selamat, putri Chloe,"
"180 poin sudah termasuk tinggi kok putri Chloe, tetap semangat," kata peserta yang lain.
"K-kenapa mereka masih heboh saja sih padahal pertandingannya sudah usai," pikir Chloe sambil gugup.
"Untuk peserta Chloe, karena kamu terluka silahkan untuk ikut pengawas kami terlebih dahulu untuk disembuhkan, baru kamu boleh kembali untuk menonton ujian pertandingan yang tersisa," ucap pengawas Nora.
"Ba-baiklah," ucap Chloe
Chloe pun akhirnya dibawa oleh pengawas untuk disembuhkan.
"Cepat sembuh, putri Chloe," kata para peserta yang lain.
-
"Putri Chloe itu benar-benar populer ya, dia disemangati oleh banyak peserta," ucap Lily.
"Ya itu karena putri Chloe cantik, apalagi dia seorang putri kerajaan wajar jika banyak yang menyemangati. Saat pangeran Charles tampil juga banyak yang menyemangati. Mereka itu pangeran dan putri yang baik, wajar jika banyak yang mendukung mereka, terlebih pangeran itu orang yang ramah," ucap Leandra
"Andai nona juga seperti itu," ucap Lily
"Aku tidak bisa bayangkan nona menjadi orang yang ramah," ucap Leandra sambil membayangkan putri Irene ketika ramah.
"Apa kamu sedang membahas tentangku ?," ucap Putri Irene yang tiba-tiba datang. Dia langsung bergegas menuju ke tempat duduknya setelah mengobrol dengan Chloe.
"Ti-tidak ada apa-apa kok, nona, benar kan, Lea ?," kata Lily.
"I-iya benar nona," kata Lea.
"Ya sudah kalau begitu," ucap putri Irene.
"Ngomong-ngomong, nona. Apa yang kamu bicarakan saat bersama putri Chloe tadi ?," tanya Leandra.
"Putri Chloe hanya datang menyapaku saja dan setelahnya tidak ada obrolan yang penting," ucap Putri Irene
"Begitu ya," ucap Leandra
Setelah itu, putri Irene terlihat terdiam sambil memikirkan sesuatu.
"Rid Archie, sepertinya kesan putri Chloe ke dia sangat baik, apalagi putri Chloe bilang kalau dia diajari suatu teknik oleh Rid. Jika memang begitu, sepertinya tidak masalah untuk meminta bantuannya nanti karena aku percaya dengan penilaian putri Chloe kepada orang lain. Tapi, aku harus menunggu sampai dia lulus ujian ketiga ini dan berhasil masuk ke Akademi," pikir Putri Irene sambil melihat ke arah Rid.
-Bersambung