Chereads / Peace Hunter / Chapter 33 - Chapter 33 : Penantian

Chapter 33 - Chapter 33 : Penantian

"Chloe mendapatkan 180 poin juga ya, itu sama denganku. Jika digabung dengan ujian pertama dan kedua, total poinku pun sama dengan Chloe, yah itu melegakan," ucap Noa.

"Kenapa melegakan ?," tanyaku ke Noa.

"Ya itu karena setidaknya total poinku jadi sama dengan dia dan kalau total poin ku menjadi yang terendah diantara kita berlima, aku masih ada Chloe dengan total poin yang sama denganku, jadi aku ada temannya dan itu cukup melegakan," ucap Noa.

"Tenang saja Noa, kita bertiga masih belum mulai ujian, bisa saja poin kita bertiga malah dibawah poin kalian berdua dan total poin kalian berdua menjadi yang tertinggi diantara kita berlima," ucap Charles.

"Aku tidak yakin tentang itu," ucap Noa yang tidak percaya.

"Haha ya sudah kita lihat saja nanti," ucap Charles.

"Perhatian semuanya, karena ada kerusakan di arena tempat bertanding antara peserta Chloe dan Emily serta antara peserta Irene dan Jeremy sebelumnya, kedua arena ini akan diperbaiki terlebih dahulu. Untuk itu pertandingan selanjutnya belum bisa untuk dilangsungkan. Kami mohon maaf atas ketidaknyamanannya. Tapi tenang saja proses perbaikannya tidak akan lama karena akan menggunakan Artefact," ucap pengawas Alan yang tiba-tiba memberikan pengumuman.

"Dan sekarang kedua arenanya sampai harus diperbaiki, sepertinya masih lama untuk giliran kita bertiga," ucap Charles.

"Kalian bertiga benar-benar bersemangat ya sampai merusak arena seperti itu," ucapku yang merujuk kepada Noa, Chloe dan putri Irene karena hanya mereka bertiga saja yang selama ini merusak arena dengan serangan mereka.

"Yah kalau aku kan karena aku sedang kesal, apalagi setelah aku tahu kalau lawanku adalah anak buahnya Javier, ya sudah aku jadi tambah bersemangat. Kalau untuk Chloe dan putri Irene, aku tidak tau alasan mereka apa,," ucap Noa.

"Yah mungkin mereka punya alasan tersendiri, lagipula tidak ada larangan untuk merusak arenanya. Para Pengawas juga tau kalau mungkin ada salah satu peserta yang serangannya bisa membuat rusak arenanya makanya mereka sudah siap dengan Artifact pemulihan bangunan. Dengan artifact itu, memperbaiki arena yang rusak tidak akan berlangsung dengan lama," ucapku.

Beberapa menit kemudian.

"Perhatian, karena perbaikan sudah dilakukan, untuk pertandingan di kedua arena akan dilanjutkan kembali. Nora, silahkan umumkan peserta yang selanjutnya," ucap pengawas Alan.

"Baik," ucap pengawas Nora.

"Akhirnya dilanjutkan juga," ucap Charles.

"Iya," ucapku menanggapi.

"Untuk peserta selanjutkan, silahkan maju...," ucap pangawas Nora.

-

Sudah hampir 4 jam waktu berlalu semenjak ujian tahap ketiga dimulai. Banyak dari para peserta yang sudah mendapatkan gilirannya untuk bertanding. Kedua asisten putri Irene pun juga sudah selesai bertanding di ujian ketiga ini. Keduanya sama-sama mendapatkan kemenangan dan lulus ujian ketiga meskipun tidak mendapatkan poin sempurna seperti putri Irene. Asisten yang Elf menggunakan tongkat sihir sebagai senjatanya. Dia memiliki konsentrasi mana yang bagus dan penglihatan yang luar biasa, tidak mengherankan memang karena hampir rata-rata ras Elf dikenal sebagai penyihir dan pemanah yang terampil. Tapi tidak semua dari ras Elf hanya terampil memakai tongkat sihir atau panah, ada juga beberapa dari mereka yang juga terampil memakai senjata lain. Sedangkan untuk asisten yang Demi-Human, dia tidak memakai senjata. Memang di peraturan ujiannya tidak ada larangan untuk tidak menggunakan senjata, tapi setidaknya harusnya dia mengambil senjata saja tadi walaupun sebagai pajangan saja. Tapi dia benar-benar hanya memakai tangan kosong. Meskipun begitu, kemampuannya sangat hebat. Dia juga bisa memakai ~Magic Martial Arts~ seperti Noa. Sepertinya dia orang kedua di arena ini yang menggunakan teknik itu untuk bertanding sejauh ini. Noa pun sangat fokus melihatnya ketika dia bertarung, sepertinya Noa tertarik dengan ~Magic Martial Arts~ miliknya. Selain ~Magic Martial Arts~ miliknya, fisiknya pun juga sangat kuat. Tidak mengherankan memang jika fisik seorang Demi-Human lebih kuat dari seorang manusia biasa. Apalagi Demi-Human dikenal sebagai ras yang gemar bertarung seperti ras Naga dan ras Raksasa. Disamping terampilnya mereka, mereka tetap terluka karena serangan lawannya. Karena itulah mereka tidak mendapatkan poin sempurna. Tapi meskipun begitu, banyak peserta lain yang takjub saat menonton mereka. Mungkin karena mereka baru pertama kali melihat ras lain selain manusia. Memang di ujian kali ini hanya ada ras manusia saja yang mengikutinya, ras selain manusia hanyalah mereka berdua saja. Tapi ada juga yang mencemooh mereka berdua, mereka dibilang sebagai budak yang tidak sepantasnya mengikuti ujian ini. Aku tidak tahu kenapa mereka berdua dipanggil budak, padahal tidak ada kalung budak yang melekat di leher mereka. Apa kebencian mereka terhadap ras lain sudah begitu besar sampai yang bukan budak pun mereka bilang budak ?. Apa hanya di kerajaan ini atau di setiap kerajaan atau negara lain yang dihuni oleh mayoritas ras tertentu akan mendiskriminasi ras lain yang bukan ras mayoritas itu juga ? keadaan seperti ini tidak dapat dibenarkan. Walaupun mereka berdua bersama dengan Putri Irene, tapi mereka tetap dapat cemoohan seperti itu. Tapi Putri Irene nampak tenang saat mereka berdua dicemooh dan mereka berdua juga bersikap biasa saja seperti sudah biasa menerima perlakuan seperti itu. Meskipun yang mencemooh mereka hanya beberapa peserta saja, tidak semua peserta. Tapi perlakuan seperti ini tidak dapat dibenarkan. Meskipun akademi ini tidak melarang ras lain untuk mengikuti ujiannya, tapi sepertinya akademi juga tidak melarang peserta untuk mencemooh peserta lainnya. Hukum di akademi ini harus diubah,

Tidak, hukum di kerajaan ini yang harusnya diubah.

-

"Sepertinya giliranmu masih belum tiba juga Rid ," ucap Charles yang baru kembali dari ruang pemulihan.

"Charles, kamu sudah pulih dari lukamu ya ?," tanyaku ke Charles.

"Iya aku sudah pulih makanya aku sudah boleh kembali ke sini, tadi aku juga melihat Enzo yang baru saja diantar ke ruang pemulihan," ucap Charles.

"Begitu ya, tapi sekali lagi selamat Charles karena sudah lulus ujiannya," ucapku.

-

Charles dan Enzo sudah menyelesaikan pertandingan mereka di ujian ini. Mereka berdua berhasil menang walaupun tidak mendapatkan poin sempurna. Lawan yang mereka hadapi sangat merepotkan mereka berdua. Charles melawan peserta yang menggunakan pedang dan sihir listrik. Sangat merepotkan bagi Charles yang merupakan seorang yang ahli dalam sihir air. Serangan lawannya tidak bisa ditangkis oleh Charles saat menggunakan Pedang airnya, karena serangan listrik itu akan langsung mengenai Charles karena sudah menjadi sifat air sebagai konduktor listrik, walaupun tidak semua air bersifat konduktor. Saat mereka beradu pedang pun Charles langsung merasa kesakitan karena tubuhnya terkena aliran listrik yang diakibatkan beradunya pedang airnya dan pedang listrik lawannya. Walaupun begitu, Charles berhasil mengalahkan lawannya dengan teknik pedangnya. Dia menggunakan ~Water Sword Art : Calm Water Slash~ untuk menebas lawannya dengan tenang. Lawannya pun tidak sadarkan diri dan akhirnya Charles memenangkan pertarungan. Sementara Enzo melawan peserta yang memakai pedang dan sihir tanah. Sepertinya banyak dari para peserta yang memilih menggunakan pedang. Enzo awalnya kesulitan melancarkan serangan listriknya karena selalu ditahan oleh sihir tanah lawannya, bahkan Enzo berkali-kali kena serang tapi akhirnya dia berhasil mengalahkan lawannya setelah menggunakan teknik ~Electric Sword Art, Electric Shock Slash~. Mereka berdua sama-sama menggunakan teknik seni berpedang mereka untuk mengalahkan lawan mereka. Jujur saja, seni berpedang mereka sangat mengagumkan. Tapi aku penasaran kenapa mereka tidak memakai seni berpedang atau bersenjata yang dari keluarga mereka sama seperti yang dilakukan putri Irene. Apa karena elemen yang mereka gunakan tidak sesuai dengan elemen khas keluarga mereka, berbeda dengan Putri Irene yang menggunakan elemen es yang sesuai dengan ciri khas keluarganya yang mahir menggunakan sihir es. Sehingga seni bersenjata yang dialiri oleh sihir es, yang digunakan oleh keluarga San Lucia bisa disebut sebagai ~San Lucia Art~.

-

"Terima kasih Rid atas ucapannya," ucap Charles.

"Kakak, selamat ya," ucap Chloe yang sudah kembali dari pemulihannya sejak tadi.

"Selamat, Charles," ucap Noa.

"Terima kasih, Chloe, Noa," ucap Charles.

"Tapi ya, giliranmu masih belum muncul juga ya Rid, padahal kita semua sudah mendapat giliran untuk bertanding," ucap Noa.

"Entahlah," ucapku

"Aku sudah lupa ini pertandingan yang ke berapa, karena ada 2 arena harusnya di tiap arena bisa menggelar 125 pertandingan dari total 250 pertandingan," ucap Noa.

"Perhatian, karena pertandingan di arena ini sudah selesai. Sekarang kita lanjut ke pertandingan terakhir," ucap pengawas Nora.

"Pertandingan terakhir ? jadi sekarang sudah pertandingan terakhir ? berarti sekarang adalah giliranmu Rid," ucap Noa.

"Sepertinya iya," ucapku.

"Silahkan maju, peserta Rid Archie," ucap pengawas Nora.

"Akhirnya giliranmu juga Rid," ucap Charles.

"Tunggu sebentar, sejak tadi aku tidak melihat orang itu dipanggil, berarti dia juga belum mendapatkan giliran. Jika ini pertandingan terakhir, jangan bilang kalau-," ucap Noa.

"Untuk lawannya, silahkan maju peserta Javier Buston," ucap pengawas Nora.

-Bersambung