Chereads / Peace Hunter / Chapter 34 - Chapter 34 : Ujian Tahap Ketiga, Rid vs Javier

Chapter 34 - Chapter 34 : Ujian Tahap Ketiga, Rid vs Javier

"Silahkan maju peserta Javier Buston," ucap pengawas Nora.

"Yang benar saja ? Kamu harus melawan Javier di pertandingan terakhir ? Tapi ini sepertinya akan menjadi pertandingan yang seru untuk mengakhiri ujian ini," ucap Noa.

"Kamu sepertinya benar-benar menikmatinya ya ?," tanyaku kepada Noa.

"Hahaha akhirnya pertandingan yang ku inginkan terwujud, melihat kamu tadi berseteru dengannya di kantin, membuatku sangat ingin melihat kelanjutannya tapi sayangnya dihentikan oleh Charles," ucap Noa.

"Entah kenapa aku jadi merasa bersalah telah merebut kesenanganmu, Noa," ucap Charles.

"Tidak apa-apa Charles, lagian kamu hanya menjalankan tugasmu untuk melerai mereka. Lagipula jika mereka berdua sampai bertarung di kantin itu, bisa saja mereka didiskualifikasi karena tidak bertarung di tempat yang seharusnya. Tapi sekarang mereka berdua sudah mendapatkan panggung resmi untuk menyelesaikan urusan mereka, entah ini kebetulan atau tidak," ucap Noa.

"Begitu ya," ucap Charles.

"Mana mungkin ini kebetulan, jika dilihat dari giliran Chloe dan putri Irene yang berdekatan dan sekarang aku yang harus melawan Javier sepertinya semua ini sudah direncanakan oleh seseorang, apa orang yang merancang adalah orang yang sama dengan yang mengawasiku secara diam-diam sebelumnya," pikirku.

"Ya sudah aku pergi ke arena dulu," ucapku.

"Semangat Rid, hajar dia untukku karena sudah songong saat di kantin tadi," ucap Noa.

"Iya, iya," ucapku

"Semangat Rid," ucap Chloe dan Charles

"Iya, terima kasih kalian berdua, aku pergi dulu," ucapku yang segera menuju ke arena.

Setelah Rid menuju arena, mereka membicarakan sesuatu.

"Hmm tapi aku sedikit khawatir dengan Rid," ucap Charles.

"Kenapa memangnya Charles ?," ucap Noa.

"Lawannya itu, Javier Buston. Dari rumor yang kudengar dia belum bisa menguasai sihir apinya itu," ucap Charles.

"Belum menguasai ? Apa maksudnya kalau dia tidak terlalu terampil dalam menggunakan sihir apinya ? Bukannya itu malah bagus untuk Rid, kenapa kamu malah khawatir ?," ucap Noa.

"Mungkin menguasai bukan kata yang tepat, lebih tepatnya adalah dia belum bisa mengontrol kekuatan sihir apinya," ucap Charles.

"Maksudmu dia tidak bisa mengontrol besaran kekuatan sihir api yang akan dia keluarkan ?," tanya Noa.

"Yah seperti itu, aku pernah mendengar rumor kalau dia pernah membakar pengajarnya hidup-hidup saat mereka sedang berlatih mengendalikan sihir apinya. Insiden itu tidak hanya terjadi sekali dan akhirnya sampai sekarang tidak ada pengajar lagi yang bersedia untuk melatihnya. Makanya setelah itu tidak ada lagi yang mengajari dia untuk mengendalikan sihirnya. Tapi insiden tentang dia yang membakar pengajarnya hidup-hidup berhasil ditutupi oleh ayahnya yang seorang Marquess, jadi insiden itu tidak pernah ditetapkan sebagai insiden resmi dan hanya menjadi rumor belaka. Saat aku melihatnya di ujian kedua, serangan yang dilancarkan tidak seperti seseorang yang tidak bisa mengendalikan sihirnya. Jadi aku menduga kalo rumor tentang dia memang hanyalah sebuah rumor belaka tanpa kepastian. Tapi entah kenapa aku masih merasa khawatir, bagaimana jika rumor tentang dia itu benar.," ucap Charles.

"Sepertinya aku juga pernah mendengar rumor tentang itu, itu rumor tentang seorang putra dari Marquess yang membakar pengajarnya sendiri hidup-hidup. Tapi ya benar kata kakak, itu hanyalah rumor karena tidak pernah ada buktinya dan hanya dari omongan orang-orang saja," ucap Chloe.

"Begitu ya, kelihatannya rumor itu hanya berkembang di antara bangsawan, pantas saja aku tidak tahu rumor itu," ucap Noa.

"Selain di antara bangsawan, rumor ini juga berkembang pesat di Rovinj yang merupakan wilayah Marquess Marcelo Buston, ayah dari Javier," ucap Charles.

"Begitu ya, tapi menurutku jika memang rumor itu benar, Rid mungkin akan mudah mengatasinya," ucap Noa.

"Javier itu sedang kesal dengan kalian berdua akibat perseteruan di kantin, jika rumornya itu benar dan dia lepas kendali akan sihirnya, sepertinya menghentikannya akan sulit bagi Rid. Aku khawatir Rid akan bernasib sama dengan para mantan pengajar Javier dulu," ucap Charles.

"Tenang saja, Charles. Teknik yang Rid ajarkan ke kita sepertinya sudah cukup bagi Rid untuk mengalahkan Javier. Dan sepertinya Rid masih punya banyak teknik yang dia belum dia perlihatkan. Jadi aku yakin kalau Rid bisa mengalahkan Javier," ucap Noa.

"Itu benar, kakak. Meskipun aku juga sedikit khawatir, tapi aku percaya dengan Rid kalau dia bisa mengalahkan lawannya kali ini. Teknik yang diajarkan tadi sangat berguna, aku penasaran bagaimana jika Rid mempraktekannya dalam pertandingan. Dan benar kata Noa, pasti dia masih punya banyak teknik yang belum dia perlihatkan," ucap Chloe.

"Begitu ya, yah kalian benar. Rid mungkin akan bisa mengalahkan Javier walaupun dia tidak bisa mengendalikan sihirnya, mungkin aku terlalu khawatir," ucap Charles.

"Santai saja, Charles. Tidak usah terlalu tegang," ucap Noa.

"Baiklah," ucap Charles.

-

"Hahahaha, entah ini kebetulan atau memang sudah takdirnya. Akhirnya aku bisa membalaskan dendamku juga saat ini. B*j*ng*n itu tadi merendahkanku di kantin, akan aku h*ncurkan dia," ucap Javier yang mulai berjalan menuju arena.

Sementara itu di tempat putri Irene.

"Wah pertandingan terakhir ini sepertinya akan seru ya Lea," ucap Lily.

"Benar, aku tidak menyangka kalau mereka akan berhadapan satu sama lain di ujian ini, padahal tadi mereka sempat berseteru sebelumnya," ucap Leandra.

"Sepertinya putra dari Marquess itu masih kesal karena masalah tadi, bisa saja dia akan habis-habisan di pertandingan ini untuk merendahkan lawannya itu," ucap Lily.

"Bagaimana Nona, apakah pertandingan ini akan menarik bagimu ? Kamu kan sejak tadi memperhatikan peserta yang bernama Rid itu," ucap Leandra.

"Mungkin benar, aku penasaran bagaimana cara dia bertarung," ucap putri Irene.

"Kalau menurutmu, siapakah yang akan menang di pertandingan ini ?," tanya Leandra.

"Hmm entahlah, aku tidak tahu kemampuan mereka masing-masing secara rinci. Tapi jika harus memilih, aku memilih peserta yang bernama Rid itu yang akan menang," ucap putri Irene.

"Padahal lawannya itu merupakan keturunan Marquess, 1 tingkat dibawah Duke. Tapi kamu tetap memilih peserta yang bernama Rid itu ya, padahal dia hanya orang biasa, Aku memang sudah bertanya tadi, tapi aku ingin bertanya lagi, apa ada alasannya ?," ucap Leandra.

"Sudah kubilang kalau tidak ada alasan khusus, hanya intuisiku saja," ucap putri Irene.

"Sejak tadi jawabannya hanya intuisi saja, haaahhhhh," ucap Leandra yang mulai lelah menanyai putri Irene.

-

Di arena pertandingan, Aku dan Javier sudah tiba di arena.

"Yooo, kita bertemu lagi ya, aku punya masalah yang belum diselesaikan denganmu sebelumnya. Mari kita selesaikan disini," ucap Javier.

"Kebetulan sekali ya, aku juga masih ada beberapa masalah yang belum diselesaikan. " ucapku.

"Apa peserta Rid sudah siap ?," ucap pengawas Nora..

"Siap," ucapku.

"Apa peserta Javier sudah siap ?," ucap pengawas Nora lagi.

"Siap," ucap Javier

"Baiklah, kalau begitu mari kita mulai pertandingannya. Pertandingan dimulai!," ucap pengawas Nora.

"Mari kita selesaikan masalah ini dengan "sportif"," ucap Javier ke aku.

"Dengan "sportif" ya," ucapku.

-Bersambung