Chereads / Peace Hunter / Chapter 39 - Chapter 39 : Sihir Tingkat Tinggi

Chapter 39 - Chapter 39 : Sihir Tingkat Tinggi

"Dia bahkan bisa menggunakan semua boost sampai 10 kali lipat, benar-benar merepotkan," pikirku.

Javier tiba-tiba dengan cepat menghampiriku.

~Flame Magic, Burning Hands~

Tangan Javier diselimuti oleh api yang tebal. Lalu dia mencoba memukul wajahku dengan pukulannya.

~Burning Punch~

Akupun menghindar dengan menundukkan kepalaku ke belakang. Pukulan Api itu melewatiku dan api dari pukulan itu meluncur dan menghantam ke dinding arena. Dinding arena pun retak oleh pukulan itu. Selain itu, dinding itu pun terbakar oleh api itu.

~Hei seranganmu itu berbahaya, jika pukulan itu tadi mengenai kepalaku, pasti kepalaku sudah hancur," ucapku.

"Siapa yang peduli, bukankah sudah kubilang kalau aku akan menghabisimu," ucap Javier.

~Burning Punch~

Javier melancarkan pukulan apinya dengan tangan kirinya. Kali ini dia mencoba memukul perutku. Karena aku sedang dalam posisi membungkuk ke belakang untuk menghindari serangan pukulan pertamanya, perutku menjadi sasaran yang bagus untuknya. Tapi akupun segera menghindar ke samping agar tidak terkena pukulannya. Pukulan Javier tidak berhasil mengenaiku tapi dia memukul sampai ke lantai arena.

*DUUMMMMMMMMM

Dentuman terjadi setelah Javier memukul lantai arena. Lantai arena itu langsung hancur dan terbakar setelah dipukul oleh Javier.

"Pukulan api biasa saja bisa menyebabkan kerusakan yang parah, lantai dan dinding itu juga terbakar akibat pukulannya. Jadi ini efek yang dihasilkan oleh boost 10 kali lipat," ucapku.

"Itu benar, ada apa ? Apa sekarang kau ketakutan oleh seranganku ?," ucap Javier.

"Tidak sih, biasa saja," ucapku.

"Kau santai sekali ya kep*r*t, tapi aku akan menghilangkan sikap santaimu itu dan membuatmu ketakutan terhadapku," ucap Javier.

Javier dengan cepat menghampiriku lagi. Kali ini dia menyerang dengan pedangnya yang diselimuti api dan mencoba menebasku.

~Burning Slash~

Aku pun menghindari tebasan itu. Karena dihindari olehku, tebasan itu pun mengarah ke dinding arena.

*DUMMMM

Tebasan api itu menghantam dinding arena dan meninggalkan goresan yang diselimuti oleh api di dinding itu.

-

"Serangan bangsawan itu sudah benar-benar parah. Selain menghancurkan arena, dia juga membakar arenanya,"

"Kenapa pertandingan ini tidak dihentikan ?," ucap peserta yang lain.

"Berapa kali harus kubilang kalau pertandingan ini tidak bisa dihentikan jika sensor bahaya tidak berbunyi, lagipula apakah kalian tidak melihat kalau mereka berdua tidak dalam kondisi yang parah. Jadi tenang saja dan lanjut menontonnya," ucap pengawas Alan.

-

Javier mencoba menyerangku lagi dengan pedangnya, aku pun menghindar lagi. Tapi setelah aku menghindar, dia langsung menghampiri ku lagi untuk menyerang lagi.

"Ada apa ? Kenapa kau daritadi hanya menghindar saja ? Apa kau tidak berniat menangkis pedangku ?," tanya Javier.

"Aku tidak tahu apa yang akan terjadi jika aku menangkis pedangmu dengan pedangku, sepertinya itu akan berbahaya," ucapku.

"Jika aku menahan pedangnya tanpa menggunakan penguatan pada pedangku, pedangku akan terbakar oleh apinya," pikirku.

Javier menyerang kembali, kali ini dengan tebasan vertikal. Aku menghindar kembali dan tebasan pedangnya itu mengenai lantai arena.

*DUMMMMM

Lantai arena pun hancur dan terbakar.

"Hei hentikanlah, apa kamu berniat menghancurkan dan membakar seluruh arena ini ?," tanyaku.

"Sejak tadi yang aku incar itu adalah kau, tapi kau malah menghindar terus. Jika kau ingin arena ini tidak hancur, diamlah dan biarkan aku menyerangmu, k*p*rat," ucap Javier.

~Fire Magic, Create Magic Weapon, Fire Lance~

Javier membuat sebuah tombak api, lalu melemparkannya ke arahku.

"Mat*lah," ucap Javier.

Tombak itu diarahkan ke kepalaku, tapi aku segera menghindar dengan memiringkan kepalaku. Tombak itu pun melewati kepalaku dan meluncur ke arah dinding arena.

*DUMMMMMMMMM

Tombak api itu menghantam dinding arena dan lagi-lagi membuat dinding arena itu rusak dan terbakar karena efek api dari serangan itu.

-

"Si Javier itu, dia benar-benar berniat untuk menghabisi Rid. Serangan yang dia lancarkan itu bisa menyebabkan dampak yang fatal jika terkena oleh orang. Dan anehnya lagi kenapa pertandingan ini tidak dihentikan ? Pengawas itu setiap diprotes beralasan kalau sensor bahaya tidak berbunyi, pertandingan tidak bisa dihentikan. Tapi kenapa sensornya juga tidak berbunyi padahal serangan yang Javier lancarkan sudah sangat berbahaya ?," ucap Charles yang kesal.

"Tenanglah kakak," ucap Chloe.

"Itu benar, Charles. Tenanglah, lagipula kamu lihat kan kalau Rid saja belum terluka sama sekali walapun menghadapi dia. Kamu santai saja dan berharap kalau Rid bisa memenangkan pertandingan ini, tidak usah memperdulikan hal lain," ucap Noa.

"Haaahh baiklah, tapi aku akan tetap melaporkan ke Ibunda soal ini nanti," ucap Charles sambil menghela nafas.

-

"Lagi-lagi kau menghindar, br*ngs*k," ucap Javier.

"Orang bodoh mana yang akan diam saja jika diserang seperti tadi," ucapku.

Aku melihat ke sekeliling arena, sebagian arena sudah hancur dan terbakar akibat serangan Javier.

"Keadaan arena ini benar-benar memprihatinkan," ucapku.

"Inilah bukti nyata kekuatanku, harusnya kau mulai takut kepadaku, rakyat jelata," ucap Javier.

"Kamu tidak ingat ya ? Saat ujian kedua aku menggunakan sihir air untuk menghancurkan boneka-boneka itu. Jika aku menggunakan sihir air di pertandingan ini, apimu itu tidak ada apa-apanya," ucapku.

"Lalu kenapa kau tidak menggunakan sihir air itu ?," tanya Javier.

"Aku bukan hanya tidak menggunakan sihir air, tapi aku juga tidak memakai sihir apapun. Alasannya karena sepertinya akan menyenangkan untuk menang tanpa menggunakan sihir melawan seorang bangsawan yang dengan sombongnya membanggakan kapasitas Mana yang dia punya," ucapku

"BAJ*NGAN, KAU BENAR-BENAR MERENDAHKANKU!!! AKAN KU PASTIKAN KAU MATI DI SERANGAN INI," ucap Javier yang emosi.

Javier mengarahkan tangannya ke atas.

"~Oh api yang agung, jatuhkanlah puing-puing apimu yang membara untuk menghancurkan lawan-lawanku~," ucap Javier.

~Fire Magic, Meteorite Fireworks~

Dari tangan Javier, munculah sebuah kembang api yang dia tembakan ke atas, setelah itu kembang api itu meledak.

"Sebuah mantra ? jangan bilang kalau itu-," ucap pengawas Alan.

"Sihir tingkat tinggi," ucapku setelah melihat serangan itu.

Aku menyimpulkan begitu karena hanya sihir tingkat tinggi yang memerlukan mantra untuk mengaktifkannya.

Kembang api itu meledak di udara dengan indahnya, setelah itu serpihan-serpihan dari kembang api mulai jatuh ke arena. Tapi serpihan itu bukan serpihan bekas kembang api biasa, melainkan puluhan meteorite kecil. Meteorite itu pun mulai jatuh ke arena.

"Sebuah meteorite ? yang benar saja,"

"Bangsawan itu sudah gila," ucap para peserta yang lain.

*DUARR *DUAAR *DUARR *DUARR

Puluhan meteor itu menghantam lantai arena dan mengakibatkan ledakan dan dampak yang lebih besar dari sihir Cluster Flame Ball milik Javier sebelumnya. Bahkan gedung tempat arena itu bergetar ketika meteorite itu menghantam lantai arena.

"Gedung ini bergetar!,"

"Apa sihir pelindung ini akan terus aman ? bagaimana jika pelindung ini pecah ?," ucap para peserta yang panik.

"Kekuatan peserta Javier itu sudah sangat berbahaya, aku harus menghentikan pertandingan ini sekarang juga," ucap pengawas Alan.

Setelah berbicara begitu, pengawas Alan segera berdiri dan berniat untuk mengumumkan kalau pertandingan ini akan dihentikan, tapi sebelum pengawas Alan menghentikan pertarungannya, tiba-tiba dia dihubungi oleh seseorang.

"Alan, apa kamu bisa mendengarkanku ?," ucap seseorang itu.

-Bersambung