Chereads / Peace Hunter / Chapter 31 - Chapter 31 : Putri Es

Chapter 31 - Chapter 31 : Putri Es

"Jadi begitu ya, Chloe sudah bisa menggunakan teknik manipulasi sihir dan mana yang kamu ajarkan tadi," kata Charles.

"Yah setidaknya itu yang bisa aku simpulkan, soalnya aku juga tidak melihat pertarungannya, untunglah serangan yang dia gunakan itu tidak fatal," kataku.

"Benar," kata Charles.

"Pengawas bilang mereka memutuskan untuk menggunakan dua arena sekaligus untuk menghemat waktu, tapi akibat dari pertandingan di dua arena sekaligus adalah membuat fokus penonton menjadi terbagi, mereka pasti lebih memilih menonton pertandingan yang menarik dan seru bagi mereka. Putri Irene bertanding setelah gilirannya Chloe dan mereka berdua langsung bertanding bersebelahan di arenanya masing-masing. Efek dari Putri Irene yang maju bertanding adalah para penonton yang beralih fokusnya ke putri Irene dibanding dengan Chloe. Chloe itu memiliki sifat pemalu jika dengan orang asing dan kelihatannya dia juga tidak suka menjadi pusat perhatian, dengan penonton yang beralih untuk menonton putri Irene itu bisa menjadi keuntungan bagi Chloe karena dia tidak menjadi pusat perhatian lagi. Entah ini kebetulan atau memang urutan pertandingan ini sudah diatur," pikirku.|

"Huh," kataku.

"Ada apa Rid ?," tanya Charles.

"Tidak ada apa-apa," kataku

Aku merasa seperti sedang diawasi oleh seseorang, kemudian aku melihat ke sekeliling arena untuk mencari tahu.

"Putri Irene masih berada dibawah dan dia sedang melihat ke arah lain jadi bukan dia yang mengawasiku. Aku juga tidak menemukan orang yang mengawasiku di arena ini, dilihat dari hawa keberadaannya yang tipis sepertinya dia mengawasiku dari ruangan lain, entah siapa orangnya sepertinya aku harus berhati-hati," kataku.

-

Putri Irene yang sebelumnya sedang berjalan untuk meninggalkan arena, mendadak berhenti karena penasaran dengan apa yang terjadi di arena Chloe.

"Putri Chloe.....sepertinya dia juga menang ya," pikir Irene sambil melihat Chloe.

Chloe yang menjadi gugup karena sorakan dan tepuk tangan melihat sekelilingnya kemudian dia melihat ke arah putri Irene juga.

"Irene.... Kamu memang kuat bahkan tidak terluka di ujian ini, tapi bukan kamu saja yang merupakan seorang putri yang lulus di ujian ini," pikir Chloe.sambil tersenyum melihat ke arah Irene.

Mata mereka saling bertatapan, kemudian putri Irene memalingkan wajahnya dan lanjut untuk pergi dari arena. Chloe yang melihat putri Irene mulai pergi langsung berlari menghampirinya.

"Tunggu, Irene," kata Chloe.

Putri Irene yang dipanggil oleh Chloe langsung berhenti.

"Ada apa, putri Chloe ? Apa kamu mau membahas tentang ~Matchmaking-Battle~ lagi ? Kalau kamu mau membahas itu, maka saya permisi," kata putri Irene yang mencoba pergi lagi.

"Tidak, tunggu Irene, aku tidak akan membahas itu," kata Chloe.

Putri Irene berhenti lagi.

"Lalu, ada apa ?," kata putri Irene.

"anu, begini aku mau minta maaf soal perkataanku saat setelah ujian kedua yang menyinggung soal perjodohan itu," kata Chloe.

"Soal itu ya, saya tidak mempermasalahkannya. Harusnya saya yang meminta maaf karena mungkin perkataan saya yang tadi agak kasar," kata putri Irene.

"Aku juga tidak mempermasalahkannya, karena itu bermula dari perkataanku," kata Chloe.

"Baiklah, kalau begitu saya permisi dulu," kata putri Irene yang mencoba pergi.

"Tunggu Irene, aku belum selesai," kata Chloe menahannya.

"Ada apa lagi, putri Chloe ?," tanya putri Irene.

"em, karena kita berdua sudah lulus ujian ketiga dan kemungkinan besar lulus untuk masuk ke Akademi, bagaimana kalau kita mulai berteman, Irene, Dulu juga aku pernah menawarimu untuk menjadi temanku, kan ?" kata Chloe.

"Teman ya ," kata putri Irene.

"Iya teman, kita bisa melakukan banyak hal bersama saat di akademi sampai kita lulus. Tidak hanya di akademi, setelah lulus pun kita bisa melakukan hal bersama. Bagaimana apa kamu mau ?," kata Chloe.

"Maaf putri Chloe, tapi jawaban saya tetap sama. Saya tidak bisa" kata putri Irene.

"Ke-kenapa , apa alasanmu masih tetap sama ?," kata Chloe terkejut.

"Iya, Saya tidak ingin mempunyai teman," kata putri Irene.

"Kenapa kamu seperti itu ?," tanya Chloe.

".....Putri Chloe, kamu tau kan kalau kita sebagai putri seorang bangsawan tingkat atas pasti akan menjadi pusat perhatian orang-orang dan banyak orang yang ingin berkenalan dengan kita," kata putri Irene.

"Iya itu benar," kata Chloe.

"Apa kamu bisa mengetahui sifat orang-orang yang mendekatimu ? Apakah mereka baik ? Atau mereka jahat ?," tanya putri Irene.

"Aku tidak tahu sifat-sifat mereka, lagipula biasanya aku lebih memilih menghindari mereka karena aku gugup jika berbicara dengan orang asing, jadi biasanya kakak yang pergi menggantikanku untuk mengobrol dengan mereka," kata Chloe.

"Yah lagipula kamu kan orangnya pemalu. Kalau begitu izinkan saya menceritakan sedikit cerita saya," kata putri Irene.

"Dulu saat saya kecil, ayah saya sering menggelar jamuan di Snow Palace dan ayah saya mengundang bangsawan-bangsawan yang berada di daerah San Lucia. Sudah menjadi tradisi bagi bangsawan untuk membawa putra dan putri mereka ke acara jamuan untuk memperkenalkan putra dan putri mereka kepada bangsawan yang lainnya dan berharap putra dan putri mereka bisa menjalin pertemanan dengan putra dan putri bangsawan yang lainnya. Saat saya diperkenalkan sebagai putri dari seorang Duke, banyak dari bangsawa-bangsawan itu yang mendekati saya dan mengajak saya berkenalan, tidak lupa juga mereka menyuruh anak-anak mereka untuk berkenalan dengan saya," kata putri Irene.

"...," Chloe hanya diam mendengarkan.

"Karena perkenalan itulah saya menjadi akrab dengan anak-anak mereka. Setiap jamuan yang diadakan oleh ayah saya, saya selalu menantikannya karena jika ada jamuan, mereka pasti akan datang dan bermain bersama saya. Saat jamuan dimulai, ketika para bangsawan dewasa saling mengobrol satu sama lain. Kami pun juga mengobrol tentang sesuatu, bercanda dan bermain kejar-kejaran. Melakukan semua itu bukannya itu sama saja dengan bersenang-senang bersama teman ?," tanya putri Irene.

".....," Chloe tidak menjawab dan hanya mendengarkan saja.

"Sampai suatu ketika, saya menyadari alasan mereka mendekatiku. Saat sedang berkumpul dan bermain di acara jamuan, tiba-tiba salah satu teman saya dipanggil oleh ayahnya untuk mengobrol sebentar. Dia pun segera pergi untuk menghampiri ayahnya. Kami pun tetap melanjutkan permainan tanpa dia. Setelah beberapa saat, dia belum juga kembali. Saya pun sedikit khawatir dan akhirnya memutuskan untuk pergi mencari teman saya itu. Saya pergi ke aula jamuan tapi tidak menemukannya, saya mencari-cari ke sekitar Snow Palace sampai saya menemukannya berada di halaman. Saya berniat untuk memanggilnya, tapi belum sempat saya memanggil, saya mendengar percakapan mereka," kata putri Irene.

"Bagaimana nak, apa kamu sudah akrab dengan putri Duke itu ? Kamu harus tetap akrab dengan dia atau kalau perlu kamu harus merebut hatinya juga. Duke Louis itu tidak membeda-bedakan orang berdasarkan kastanya, jika kamu bisa merebut hatinya, kamu bisa menjadi pasangannya nanti dan keluarga kita bisa menjadi bagian dari keluarga Duke San Lucia. Keluarga kita bisa menjadi penguasa tertinggi di San Lucia, jika keluarga kita menjadi penguasa tertinggi di wilayah ini, kamu pun bisa mendapatkan apa saja" kata ayah bangsawan itu yang ditirukan oleh putri Irene.

"Baik , ayah. Aku akan melakukan semua perintahmu. Aku juga mau bisa mendapatkan apapun," kata anak bangsawan itu yang ditirukan oleh putri Irene.

"Bagus, itu baru anakku," kata yang bangsawan itu yang ditirukan oleh putri Irene.

"Saat saya mendengar itu, saya pun terkejut. Disitu saya berpikir kalau anak bangsawan itu hanya memanfaatkan saya untuk kepentingan keluarganya. Saya langsung berbalik arah dan memutuskan untuk kembali ke tempat teman-teman saya yang lain. Saya berpikir setidaknya saya masih punya teman-teman yang lain yang tidak berpikiran sama dengan dia. Saat saya sampai di tempat teman-teman saya tadi bermain, mereka tidak ada. Saya pun mulai mencari mereka lagi. Saat saya menemukan salah satu dari mereka, saya mendengarkan lagi percakapan yang saya dengar tadi. Ternyata dia juga sama aja dengan anak bangsawan yang sebelumnya. Saya pun mulai mencari yang lainnnya lagi, dan semua yang saya temui tetap sama. Mereka sedang berbicara dengan orang tua mereka dan percakapan mereka semua tetap sama. Mereka mendekati saya dan berteman dengan saya untuk memanfaatkan saya yang mempunyai status sebagai seorang putri Duke untuk keuntungan keluarga mereka sendiri. Sejak saat itu, setiap ada jamuan saya tidak pernah hadir. Ayah saya bertanya alasan kenapa saya tidak hadir lagi di jamuan. Saya pun menjelaskan alasan saya ke ayah saya. Bukannya marah, ayah saya malah meminta maaf karena memperkenalkan saya kepada bangsawan-bangsawan itu dan membuat saya jadi dimanfaatkan. Ayah saya jadi memaklumi alasan saya dan beliau memperbolehkan saya untuk tidak hadir jika ada jamuan selanjutnya dimanapun. Awalnya setiap ada jamuan saya memutuskan tidak datang, tapi lama kelamaan aku jadi merasa tidak enak pada ayah saya. Suatu hari ketika ada jamuan yang diadakan, saya memutuskan untuk datang. Mereka yang awalnya pernah mengobrol dengan saya pun mulai mendekati saya lagi dan bertanya kenapa saya tidak pernah hadir. Tapi saya mengabaikan mereka dan mulai merubah sifat saya menjadi kesan dingin kepada orang lain. Bukan hanya di jamuan itu saja, tapi di jamuan-jamuan yang saya hadiri selanjutnya pun saya masih tetap bersifat dingin. Karena itulah sampai sekarang saya diberi julukan sebagai Si Putri Es," kata Irene.

"...Irene," kata Chloe menanggapi

-Bersambung