"Huh ? Kamu bilang akan membuatku mengalami hal yang sama dengan peserta yang di lawan putri es ? Kamu yakin sekali bisa menang ya, tuan putri. Dan kamu mau berusaha menggunakan panahmu lagi ? Bukankah itu sia-sia, semua jenis anak panah yang kamu tembakkan akan aku tahan semua dengan variasi ~Earth Wall~ku, apa saking putus asanya kamu memutuskan untuk menembakkan anak panah mu terus menerus sampai stamina dan manamu habis ?," kata Emily.
"Kamu banyak bicara juga ya," kata Chloe.
"Untuk bisa menggunakan teknik yang dilakukan Rid, aku harus konsentrasi penuh. Lebih baik aku menghiraukan omongannya saja," pikir Chloe.
Chloe pun mencoba membuat 2 gabungan panah api yang berbeda di tangan kanannya.
"Aku akan membuat gabungan antara ~Fire Piercing Arrow~ dengan ~Fire Arrow~ biasa, bentuk ~Fire Piercing Arrow~ berbeda dengan ~Fire Arrow~ biasa, Emily pasti akan menyadari jika itu bukan panah biasa dan akan mencoba menggunakan ~Earth Wall~ yang lebih kuat untuk menahannya, untuk itu aku akan membuat ~Fire Piercing Arrow~ dengan bentuk~Fire Arrow~ biasa," pikir Chloe.
"Fokus, Fokus, Fokus Chloe, alirkan kedua aliran mana ke 1 titik dan gabungkan," pikir Chloe.
Chloe mulai fokus mengalirkan kedua aliran mana itu pada 1 titik di tangan kanannya.
"Kenapa kamu hanya diam saja, tuan Putri ? Ku kira kamu akan menembak dengan panahmu," kata Emily
"Fokus, fokus, abaikan saja omongannya," pikir Chloe yang terus fokus.
"Apa ini adalah jebakan ? Kamu hanya diam agar aku bisa menyerangmu ya terus kamu menghindarinya dan membuat serangan ku sia-sia, maaf tuan putri tapi rencana jebakanmu tidak akan berguna, manaku juga tidak banyak jadi aku tidak akan membuang-buang manaku untuk serangan yang sia-sia. Jadi kalau kamu berencana untuk diam, aku juga akan diam," kata Emily.
"Aku hampir lupa kalau aku bisa saja diserang saat sedang konsentrasi begini, tapi kenapa dia bisa kepikiran aku akan menggunakan rencana itu ? Aku saja tidak kepikiran, tapi sepertinya aku beruntung jika dia berpikir aku akan begitu jadi dia tidak akan menyerangku," pikir Chloe.
"Sekarang lebih baik aku tetap fokus," pikir Chloe lagi.
"Semoga kali ini aku berhasil menggunakan teknik itu, aku tidak ingin kalah dalam pertandingan ini, jika aku kalah sekarang bagaimana caranya aku berhadapan dengan orang-orang yang sudahlah mendukungku," pikir Chloe sembari masih tetap menggabungkan kedua aliran mananya.
"Ayo, jadilah, jadilah, jadilahhhh," pikir Chloe lagi.
Setelah itu, akhirnya Chloe berhasil menggabungkan kedua aliran mananya.
"Hah...Hah...Hah, sepertinya aku berhasil membuatnya," kata Chloe yang kelelahan, sepertinya melakukan teknik itu menguras staminanya.
Sebuah ~Fire Arrow~ pun tercipta dari penggabungan kedua aliran mana itu.
"Tapi bukannya ini ~Fire Arrow~ biasa ? Yah aku memang menggabungkannya ke dalam bentuk ~Fire Arrow~ biasa, tapi aku tidak tahu ini benar-benar ~Fire Arrow~ biasa atau ~Fire Piercing Arrow~ berbentuk ~Fire Arrow~ biasa, Duh membingungkan," pikir Chloe.
"Sepertinya satu-satunya cara adalah dengan mengetesnya langsung, yah lebih baik lakukan daripada tidak sama sekali," pikir Chloe lagi.
Chloe pun bersiap menembakkan ~Fire Arrow~ itu dengan busur panahnya.
"Kamu serius, tuan putri ? Kamu mau menembakkan ~Fire Arrow~ biasa itu kepadaku ? Kamu menembakkan banyak ~Fire Arrow~ pun bisa aku tahan apalagi ini cuma satu ~Fire Arrow~, sepertinya kamu benar-benar putus asa ya," kata Emily.
"Ya anggap saja begitu, soalnya aku tidak tahu harus melakukan apa," kata Chloe.
Chloe menarik string panahnya, lalu segera menembaknya.
"Rasakan ini, ~Fire Piercing Arrow~," kata Chloe dalam hati.
Panah api itu meluncur dan mengarah ke arah Emily.
"Mau berapa kali pun aku akan menahannya," kata Emily.
~Earth Magic, Earth Wall~.
Emily mengeluarkan ~Earth Wall~nya lagi.
"Karena itu cuma ~Fire Arrow~ biasa, ~Earth Wall~ yang biasa pun cukup untuk menahannya," kata Emily.
Dinding tanah itu sudah siap untuk menahan panah api tersebut. Jarak dinding tanah dan panah api itu sudah dekat sampai akhirnya panah api tersebut mengenai dinding tanah itu. Tapi bukannya tertahan oleh dinding tanah tersebut, dinding tanah tersebut malah tertembus dan hancur oleh panah api tersebut,
"Apa ?!?!?!," kata Emily yang terkejut.
Emily tidak sempat bereaksi karena panah api itu datang menerjangnya dengan cepat.
"Ahhhhhhhhhhhhhhh," ucap Emily yang kesakitan setelah diterjang panah api itu.
Panah api itu menerjangnya sampai menabrak dinding arena.
*BUMMMMMMMMMMMM
Benturan itu mengagetkan para peserta yang sebelumnya fokus ke putri Irene.
"Apa yang terjadi di arena putri Chloe, apa ada dari kalian yang melihat apa yang terjadi,"
"Tidak, sejak tadi aku fokus ke pertandingan putri Irene,"
"Aku juga," kata para peserta yang lain.
Karena debu asap yang bermunculan di arena itu, para peserta tidak bisa melihat apa yang terjadi. Setelah beberapa saat, debu asap pun menghilang dan para peserta yang lain terkejut ketika melihat ternyata Emily yang menabrak dinding dan dalam kondisi yang tidak sadarkan diri, panah yang menerjang dia sudah tidak ada. Chloe dalam keadaan kelelahan sambil memegang busur panahnya.
"Tadi terdengar suara sesuatu yang menabrak dinding, dan ternyata itu adalah Emily yang terpental menabrak dinding,"
"Apa yang sebenarnya terjadi ?,"
"Apa yang dilakukan oleh putri Chloe," kata para peserta yang kebingungan.
Saat kebingungan melanda para peserta yang menonton pertandingan itu, sebuah pengumuman kemenangan pun diberitahukan.
"Pemenang untuk ujian pertandingan antara Emily Watterson melawan Chloe Estella San Fulgen adalah ....... Chloe Estella San Fulgen," ucap pengawas Nora.
"Hah....Hah....Hah, akhirnya aku berhasil, aku berhasil menang. Dan lagi aku sudah bisa menggunakan teknik yang Rid ajarkan tadi. Huh melelahkan sekali," kata Chloe.
Para peserta pun awalnya bingung dengan apa yang terjadi, tapi mereka jadi tidak mempermasalahkannya dan memberikan tepuk tangan dan sorakan kepada Chloe.
"Selamat, tuan Putri,"
"Kamu hebat, tuan Putri,"
"Seranganmu sangat hebat, tuan Putri," kata peserta yang lain.
"Eh Eh Eh, kenapa mereka tiba-tiba tepuk tangan dan bersorak, tolong jangan buat aku malu," kata Chloe yang tiba-tiba gugup.
Kembali ke waktu sekarang.
"Untuk peserta Emily Watterson karena dia mengalami kekalahan maka akan mendapatkan 50 poin. Untuk peserta Chloe Estella San Fulgen, pengawas akan menghitung jumlah poin yang didapatkan oleh peserta Chloe jadi silahkan tunggu hasilnya sebentar di arena. Untuk pengawas yang bertugas sebagai healer, silahkan untuk membawa dan menyembuhkan peserta Emily Watterson terlebih dahulu." kata pengawas Nora.
Pengawas yang bertugas sebagai healer pun turun ke arena dan membawa Emily untuk disembuhkan.
"Tunggu, kenapa poin putri Chloe harus dihitung terlebih dahulu, bukankah dia tidak terluka sama sekali ? Putri es saja yang tidak terluka sama sekali langsung mendapat 200 poin tanpa dihitung terlebih dahulu," kata peserta yang lain.
Setelah diperhatikan lebih teliti, mereka baru sadar kalau Chloe sebenarnya terluka.
"Ya ampun, ternyata putri Chloe terluka, coba liat kedua pipinya itu, pipinya memerah seperti abis ditampar seseorang,"
"Apa lawanmu itu yang melakukannya, tuan putri ?
"Kurang ajar sekali dia sampai menampar pipinya, tuan putri," kata para peserta yang lain terutama peserta pria yang heboh karena masalah itu.
"Eh-eh, padahal aku terluka di perut dan luka di pipiku ini karena aku menampar pipiku sendiri, tapi bagaimana aku menjelaskannya ya, memalukan sekali kalo mereka tau aku menampar pipiku sendiri," pikir Chloe.
"Sepertinya aku harus berterima kasih ke Irene karena penampilannya membuat peserta yang menontoh jadi fokus padanya dan bukan ke aku," pikir Chloe lagi.
- Bersambung