"Meskipun kelihatannya sulit untuk menang melawanmu, aku akan tetap berusaha. Aku tidak akan menahan diri, putri es," kata Jeremy.
".....," Putri Irene hanya terdiam.
"Ya ampun, kukira sifatmu yang sedingin es hanya omongan orang saja, ternyata memang benar ya. Bahkan sejak tadi aku hanya dicuekin," kata Jeremy.
"Yah wajar sih, lagipula aku ini bukan bangsawan. Mana mungkin rakyat biasa sepertiku diajak berbicara," lanjut Jeremy.
"Aku tak peduli dengan bangsawan ataupun rakyat biasa. Ini adalah pertandingan, sudahi omonganmu dan berbicaralah lewat senjatamu," ucap Putri Irene yang tiba-tiba berbicara.
"Ah benar juga, maaf aku sudah terlalu banyak bicara," kata Jeremy
"...," lagi-lagi putri Irene hanya diam.
"Baiklah, aku akan mulai,"
~Water Magic, Apply Magic Weapon, Water Sword~
~Magic Boost~
~Water Slash~
Jeremy menyerang putri Irene dengan tebasan air.
I~ce Magic, Apply Magic Weapon, Ice Rapier~
Putri Irene bersiap menghalau tebasan air itu. Putri Irene memegang Rapiernya menghadap kebawah lalu mengarahkan Rapier itu ke atas saat tebasan air itu hampir mengenainya. Tebasan air itu menghilang di bagian tengahnya saat bersentuhan dengan Rapier milik putri Irene dan hanya menyisakan bagian samping dari tebasan air itu yang hanya melewati putri Irene.
-
"Apa yang terjadi barusan ?,"
"Aku juga tidak tahu, bagian tengah tebasan itu harusnya mengenai putri Irene, tapi tiba-tiba menghilang dan hanya menyisakan bagian samping tebasan yang melewati putri Irene tanpa mengenainya," kata para peserta yang menonton tapi dilanda kebingungan.
"Sepertinya tidak ada yang tahu apa yang terjadi barusan," kataku.
"Apa kamu tahu Rid apa yang terjadi ?," tanya Charles.
"Menurutku, tebasan air itu membeku karena bersentuhan dengan Rapier milik putri Irene. Karena Rapier itu sudah dilapisi sihir es, putri Irene hanya perlu menahannya saja dengan Rapiernya tanpa menggunakan serangan lanjutan. Air akan langsung membeku setelah bersentuhan dengan es, saat Putri Irene mengarahkan Rapiernya ke bagian tengah tebasan itu, bagian tengah tebasan itu langsung membeku tapi disaat yang sama tebasan yang membeku itu langsung hancur berkeping-keping. Jadi seolah bagian tengah tebasan itu menghilang padahal itu karena membeku dan hancur secara langsung dan cepat," kataku menjelaskan.
"Heee hebat juga kamu bisa tau keadaan yang sebenarnya Rid," kata Charles.
"Yang barusan tadi hanya perkiraan ku saja, aku tidak benar-benar melihat apa yang terjadi sebenarnya," ucapku.
"Halo, halo, aku kembali," kata Noa yang baru saja kembali dari pemulihannya.
"Noa, kamu sudah pulih ?," tanya Charles.
"Iya, lukaku tidak terlalu parah sih jadi pemulihannya berlangsung cepat," kata Noa.
"Walaupun tadi aku sudah bilang sebelumnya, tapi aku akan mengucapkannya lagi. Selamat karena sudah lulus ujiannya, Noa," kata Charles.
"Ya, selamat Noa," kataku mengucapkan selamat juga.
"Selamat, selamat," Enzo juga mengucapkan selamat.
"Terima kasih, semua, yah tadi itu benar-benar pertandingan yang lumayan menegangkan, untungnya aku berhasil menang," kata Noa.
"Aku tidak menyangka si Alfred itu ternyata adalah anak buahnya putra Marquess itu. Karena tadi aku tidak sempat menghajar putra Marquess itu tapi setidaknya aku bisa melampiaskan ke anak buahnya, haha," lanjut Noa.
"Sepertinya kamu bersenang-senang saat memukulnya tadi," kataku.
"Ya begitulah. Tapi Rid, saat tadi aku sempat tergeletak, si Alfred itu menyebut kalau aku sudah dikalahkan, berikutnya adalah kamu," kata Noa.
"Tapi karena kamu tadi tidak kalah, berarti kamu masih diincar kan ?," tanyaku.
"Benar juga sih, tapi kelihatannya incaran utama putra Marquess itu adalah kamu gara-gara insiden di kantin tadi, kamu harus berhati-hati Rid," kata Noa.
"Padahal dia yang mulai duluan, tapi akhirnya dia juga yang merasa kesal, ada-ada saja. Tapi terima kasih atas peringatannya, Noa," kataku.
"Sepertinya gara-gara permasalahan di kantin tadi, kalian berdua jadi repot, apa ada yang bisa kubantu ?," kata Charles.
"Ah tidak apa-apa Charles, aku tidak mau menggunakan koneksi bangsawan tingkat atas untuk masalah ini, biar aku yang selesaikan sendiri jika sudah waktunya," kataku.
"Ya sudah kalau begitu," kata Charles.
"Tapi ya, pertandingan kali ini sangat menarik ya. Di dua arena yang berbeda terdapat peserta yang paling dinantikan pertandingannya. Chloe dan putri es saling bertanding dengan lawannnya masing-masing. Ini pemandangan yang tidak boleh dilewatkan," kata Noa.
"Kamu benar, kedua pertandingan ini sangat menarik" kataku.
-
"Tebasanku menghilang begitu saja hanya dengan sentuhan senjata ? Putri es benar-benar menakjubkan, apalagi kamu adalah satu-satunya yang memakai sihir elemen lanjutan di ujian ini, sepertinya memakai sihir air melawanmu adalah kesalahan," kata Jeremy
"Kalau begitu aku akan menggunakan sihir lain," kata Jeremy.
~Cancel Magic Weapon~
~Fire Magic, Apply Magic Weapon, Fire Sword~
"Sihir air bukanlah satu-satunya sihir yang bisa kugunakan, aku akan melelehkan esmu itu dengan sihir api ini," kata Jeremy.
~Double Fire Slash~
Jeremy menyerang putri Irene dengan tebasan api gandanya.
"....," putri Irene hanya terdiam.
"Bagaimana putri Irene ? Kenapa kamu hanya terdiam melihat tebasan itu ? Apa kamu tidak menyangka jika aku akan menggunakan sihir api," ucap Jeremy yang terlihat senang.
~Cancel Magic Weapon~
~Water Magic, Apply Magic Weapon, Water Rapier~
Putri Irene kembali mengarahkan rapiernya kebawah, lalu diarahkan ke atas saat tebasan api itu mulai mendekatinya dan Putri Irene melakukan itu 2 kali untuk menghalau tebasan api ganda tersebut. Bagian tengah tebasan tersebut lagi-lagi menghilang setelah terkena rapier milik putri Irene.
"Eh, bahkan tebasan apiku juga lenyap," kata Jeremy terkejut.
"Aku tidak tau dia itu pelupa atau apa, jika Irene itu bisa menggunakan sihir es sudah sewajarnya dia juga bisa menggunakan sihir air, karena sihir es merupakan sihir elemen lanjutan dari sihir air yang merupakan sihir elemen dasar. Dan dia dengan santainya melancarkan tebasan api ke arah putri es, dan sekarang dia terkaget karena tebasan itu menghilang lagi," kata Enzo.
"Hahahaha," tawa Charles.
"Apa ada kemungkinan dia itu cuma bermain-main di awalnya ?," tanya Noa.
"Yah bisa saja, lagian pertandingan ini belum selesai," kataku.
"Jika dengan tebasan air dan tebasan api tidak bisa mengenainya, bagaimana caraku menyerangnya," kata Jeremy.
"Apa kamu sudah selesai menyerang ?," tanya putri Irene.
"Eh ah," Jeremy hanya terkejut tidak bisa menjawab.
"Baiklah kalau begitu sekarang adalah giliranku," kata putri Irene.
~Ice Magic, Frozen Rapier"
Putri Irene membekukan air yang menyelimuti rapiernya dan mengubahnya menjadi rapier yang diselimuti dengan es, seperti sebuah rapier yang membeku.
"Rapier itu kelihatan berbeda dengan saat diselimuti sihir es sebelumnya," kata Charles.
"Saat diselimuti sihir es, rapier itu masih berbentuk seperti rapier biasanya cuma seperti diselimuti aura es yang dingin dan ada uap esnya, tapi sekarang itu lebih seperti Rapier yang membeku," kataku.
"Apa yang mau dia lakukan dengan Rapier yang membeku itu," pikirku,
"Apa yang mau kamu lakukan dengan rapier yang membeku itu, putri Es ? Apa kamu tidak ingat kalau aku bisa menggunakan sihir api barusan, aku bisa melelehkan rapier es mu itu," kata Jeremy.
Putri Irene mengabaikan omongan Jeremy, lalu bersiap mengambil ancang-ancang. Dia meletakkan rapiernya di pinggangnya, lalu membungkuk sedikit seperti orang yang ingin menebas menggunakan pedangnya. Tapi dia melakukan ancang-ancang saat dirinya berada jauh dari posisi Jeremy.
~Cancel Magic Weapon~
~Fire Magic, Apply Magic Weapon, Fire Sword~
Jeremy mengganti sihir air yang menyelimuti pedangnya dengan sihir api.
"Padahal aku sudah memperingatkanmu, kamu malah hanya diam saja, aku akan serius melelehkan rapier beku mu itu," kata Jeremy.
Jeremy pun bersiap untuk menghadang serangan yang dilancarkan putri Irene.
~Magic Boost~
~Power Boost~
~Speed Boost~
Putri Irene meningkatkan kekuatannya dengan boost.
~Ice Magic, Ice Skating~
Putri Irene bergerak cepat dengan berseluncur seperti berseluncur di medan es.
"Cepat sekali," kata Jeremy.
~Defence boss, 2x~
Jeremy meningkatkan pertahanannya dengan boost.
~San Lucia Art, Freezing Air Slash~
Putri Irene dengan cepat menebas Jeremy, tapi Jeremy bersiap untuk menahan tebasan itu dengan pedang apinya. Tetapi baru sekejap senjata mereka bersentuhan, Jeremy langsung terpental ke arah dinding arena.
*BUMMMMMMMMM
Suara Jeremy yang menabrak dinding arena pun terdengar sangat keras, debu asap pun menyelimuti arena itu.
"Apa yang terjadi ?,"
"Serangan putri es sangat cepat sekali, orang itu bahkan tidak bisa menahannya dan langsung terpental,".
"Lihat itu, ada bongkahan es melayang yang membentuk seperti tebasan setelah putri es melayangkan tebasan itu ," kata peserta yang lain.
Tebasan yang dilancarkan oleh putri Irene, membentuk bongkahan es yang menyerupai tebasan itu sendiri. Karena setelah menebas menggunakan rapier yang membekunya itu, udara yang terkena tebasan itu juga ikut membeku, menyerupai bentuk tebasan yang dilayangkan putri Irene. Karena itulah nama serangan itu adalah Freezing Air Slash/Tebasan Udara Membeku. Tapi bukan udara saja yang membeku akibat tebasan itu.
"Lihat itu, debu asapnya sudah mulai menghilang," kata peserta yang lain.
Saat debu asap mulai menghilang, terlihatlah kondisi dari Jeremy. Dia langsung tidak sadarkan diri setelah terkena tebasan itu dan terpental menabrak dinding arena, di dada sampai pundaknya terdapat bongkahan es memanjang yang menempel. Pedang api yang digunakan oleh Jeremy untuk menahan tebasan itu pun membeku, dan perlahan pedang itu mulai hancur menjadi kepingan es yang kecil.
-Bersambung