Kami pun akhirnya duduk di meja makan dan segera memakan makanan yang kita pesan. Saat memakan pun kami juga berbincang-bincang.
"Pangeran Charles memang benar-benar keren ya, aku tak percaya kalau dia akan seangkatan dengan kita,"kata Noa kepadaku.
"Kamu benar, tidak banyak bangsawan-bangsawan yang punya sifat seperti Pangeran Charles. Harusnya para bangsawan itu meniru sifat dan sikap Pangeran Charles,"kataku menanggapi Noa.
"Kamu benar Rid, tapi aku penasaran jika tadi Pangeran tidak menghentikan Putra Marquess itu, apa yang akan terjadi ya ?,"tanya Noa kepadaku.
"Hmm ntahlah,"kataku menjawab Noa.
"Apa kamu yang akan dipukul oleh Putra Marquess itu atau kamu yang menyerang duluan Putra Marquess itu, ah sayang sekali aku tak bisa melihat kelanjutannya,"keluh Noa.
"Kamu seperti senang dengan keadaan seperti tadi,"kataku menanggapi Noa.
"Tentu saja, aku menantikan keadaan dimana bangsawan-bangsawan sombong tiba-tiba dipermalukan oleh rakyat jelata. Rasanya seperti aku akan menikmatinya,"kata Noa sambil tersenyum.
"Kalau kamu menantikan keadaan seperti itu, kenapa tidak kamu saja yang membuat keadaan seperti itu. Kamu menghadapi para bangsawan itu lalu mempermalukannya,"kataku.
"Tadi kan kamu menghentikan aku, Rid. Kalau kamu tidak menghentikan aku, mungkin aku sudah baku hantam dengan dia hahaha,"kata Noa sambil tertawa.
"Benar juga tadi aku menghentikanmu, tapi jika kamu benar akan baku hantam dengan dia apakah kamu tidak takut jika dia mengganggu kehidupanmu. Kalau aku sih sudah terlanjur melakukannya tadi, jadi sepertinya aku sekarang sudah menjadi incarannya,"kataku kepada Noa.
"Jangan khawatir, kalaupun dia menggangguku, dia cuma akan menggangguku saja, tidak dengan keluargaku. Karena saat kamu masuk San Fulgen Akademiya, kamu tidak akan bisa keluar dari komplek akademi dan berkontak dengan orang-orang dari luar, kamu harus tinggal di asrama di dalam komplek akademi, dan untuk kebutuhan mu sudah ada di sekitar komplek akademi. Tapi itu untuk yang lulus tes masuknya sih, tapi mengingat status bangsawannya sepertinya dia akan lulus, jadi aku tak perlu khawatir jika dia tak lulus dan mengganggu keluargaku. Lagipula yang sekarang menjadi incarannya kan kamu, Rid, hahaha,"kata Noa sambil tertawa.
"Tertawalah sepuasmu,"kataku sedikit kesal.
-
Kami pun akhirnya selesai makan siang di kantin. Sembari menunggu pengumuman hasil ujian masuk yang pertama, kami pun memutuskan untuk menunggu di kantin saja sambil duduk di meja makan yang kita tempati tadi.
"Rasa karinya sangat enak ya, apa ini karena ku lapar atau karena gratis ya ?,"tanya Noa kepadaku.
"Mungkin karena keduanya,"jawabku.
Kondisi kantin mulai sepi karena sebagian besar peserta yang sudah makan memilih untuk meninggalkan kantin, mungkin mereka ingin berjalan-jalan melihat akademi. Saat ku sedang duduk santai, aku melihat ke sekeliling kantin. Dan aku melihat Putri Irene dan 2 orang yang menemaninya makan siang.
"Siapa yang menemani Putri Irene ? Apakah sang Putri es akhirnya mendapatkan teman pertamanya di ujian masuk ini ?,"pikirku.
Setelah ku perhatikan lebih teliti, ternyata yang menemani Putri Irene bukanlah manusia, tapi seorang Demi-Human rubah dan seorang Elf, keduanya adalah wanita.
"Demi-Human dan Elf ? Aku tahu kalau akademi ini juga mengundang peserta dari luar kerajaan San Fulgen, tapi tak kusangka ada Demi-Human dan Elf yang mendaftar dan lolos untuk ikut ujian masuk. Tapi aku tidak melihat mereka saat kumpul di lobi sebelum ujian dimulai,"batinku.
Aku terus melihat Putri Irene dan 2 temannya itu, sampai Noa pun juga penasaran dengan apa yang aku lihat.
"Apa yang kamu lihat Rid ?,"tanya Noa kepadaku.
"Aku sedang melihat putri Irene dan 2 temannya itu,"jawabku.
"Temannya ?,"Noa pun heran dan ikut melihat ke arah Putri Irene juga.
"Mereka kan!, "kata Noa sedikit terkejut.
"Apa kamu kenal dengan mereka ?,"tanyaku kepada Noa.
"Mereka itu asistennya sang Putri es, yah bisa dibilang juga kalau mereka itu temannya juga. Aku sering melihat dia jalan bersama kedua asistennya itu saat di kota San Lucia. Tapi aku terkejut melihat sang putri juga mendaftarkan asistennya ke akademi ini,"jawab Noa.
"Jadi mereka itu asistennya Putri Irene, kenapa aku baru melihat mereka sekarang ? Mereka tidak menemani Putri Irene saat di lobi tadi," tanyaku lagi kepada Noa.
"Aku juga tidak tahu tentang itu, sepertinya mereka diberi tugas untuk mengawasi tempat lain,"jawab Noa.
Setelah kami berbincang tentang hal tadi, aku pun melihat lagi ke arah Putri Irene, dan kali ini Putri Irene juga melihat ke arahku. Sepertinya dia sadar kalau daritadi aku memperhatikannya, aku pun membungkuk ringan sebagai bentuk hormat. Karena aku tidak enak dilihat terus oleh Putri Irene, aku pun mengajak Noa untuk pergi dari kantin.
"Sepertinya sebentar lagi hasil ujian masuk yang pertama sudah keluar, bagaimana kalau kita pergi ke lobi," kataku mengajak Noa.
"Benar juga, ya sudah kita pergi kesana saja,"Noa pun setuju.
Kami pun segera pergi dari kantin itu.
-
Sementara itu di tempat Putri Irene.
"Ada apa Nona ? Apa kamu tertarik dengan pria itu ?," anya sang asisten Elf ke Putri Irene.
"Ya kamu benar, aku sedikit tertarik dengan dia," awab Putri Irene.
"Heee apa yang dilihat dari pria itu sampai membuat sang Putri Es tertarik ? apa karena tadi dia berseteru dengan seorang putra dari Marquess,"tanya asisten rubah.
"Mungkin itu juga termasuk alasannya tapi, mungkin karena keberadaan dia, entah kenapa seperti berbeda dari orang lain," kata Putri Irene,
"Jadi alasannya karena feeling Nona mengatakan begitu ya ?," tanya asisten Elf.
"Tadi aku lihat kalau dia juga sering memperhatikan Nona, apa mungkin dia tertarik juga dengan Nona ?," tanya asisten Elf lagi.
"Kamu benar, dia sering memperhatikanku tadi, tapi cara dia memperhatikan berbeda dari kebanyakan sampah yang memperhatikanku dengan memiliki maksud tersembunyi. Sepertinya dia punya alasan khusus tersendiri," jawab Putri Irene.
"Kalau tidak salah namanya adalah Rid Archie, seorang rakyat biasa dan yang bersama dengannya adalah Noa Sigisbert, kita dulu pernah bertemu dengannya saat berkeliling di San Lucia," kata asisten Elf.
"Rid Archie ya," kata Putri Irene.
"Apa perlu kami memata-matai dia, nona ?," tanya asisten rubah.
"Tidak perlu, aku merasa kalau kalian dapat mudah diketahui jika memata-matai dia, biarkan saja," kata Putri Irene.
"Baik, Nona," kata mereka berdua.
"Rid Archie ya, apa mungkin dia bisa membantuku untuk menyelesaikan masalah "itu"," pikir Putri Irene.
"Tapi ya Nona, meski tadi kamu bilang kalau kamu tertarik dengannya. Kenapa kamu tidak tersenyum saat membahas dia ?," tanya asisten rubah.
"Apa aku harus tersenyum saat membahasnya ?," tanya Putri Irene.
"Uh tidak sih, kamu benar-benar seorang putri es, Nona," kata asisten Rubah.
"Haha," tawa kecil asisten Elf.
-
Kembali ke sisi Rid & Noa. Waktu sudah menunjukkan jam 12, sepertinya hasil ujian masuk tahap pertama sudah keluar.
"Ayo Rid bergegas, sepertinya hasilnya sudah keluar," kata Noa.
"Ayo Noa," kataku.
Kami pun berjalan cepat di lorong yang menghubungkan kantin dan bangunan administrasi. Setelah kami sampai di lobi bangunan administrasi, ternyata sudah banyak peserta yang mau melihat hasil tesnya. Kami pun segera menghampiri kerumunan itu. Mereka semua tampak terkejut dengan hasil tes itu.
"Aku pikir aku sudah menjawab semua pertanyaannya dengan benar, kenapa poin yang ku dapat bukan 100,"
"Aku juga tidak mendapatkan 100 poin padahal aku yakin kalau jawabanku sudah benar semua,"
"Kenapa cuma 1 orang yang berhasil mendapatkan 100 poin, dan bahkan orang itu bukan Pangeran dan Putri," kata mereka di kerumunan itu.
Aku penasaran apa yang mereka maksud dengan itu.
"Rid, apa kamu sudah melihat hasil ujiannya ?," Tanya Noa.
"Belum Noa, aku tadi masih kepikiran dengan yang mereka maksud,". jawabku.
"Sebaiknya kamu cepat melihat ke hasil ujiannya, Rid," kata Noa.
"Iya iya baiklah," kataku.
Aku pun langsung melihat ke arah kertas hasil ujian yang ditempelkan di papan pengumuman. Aku pun terkejut dengan hasil ujian itu.
Hasil Ujian Masuk Tahap Pertama-Ujian Quiz :
1. Rid Archie = 100 poin
2. Charles Estella San Fulgen = 95 poin
3. Chloe Estella San Fulgen = 95 poin
4. Irene Emerald San Lucia = 95 poin, dan seterusnya. Aku pun melihat hasil ujian sampe kebawah dan menemukan hasil ujian Noa yang memperoleh 95 poin juga.
"Hampir semua peserta mendapatkan 95 poin, Noa pun mendapatkan 95 poin. Aku tadi berpikir jika soal ini sangat gampang dan mungkin kebanyakan peserta bisa mendapatkan 100 poin. Tapi kenapa hanya aku yang mendapatkan 100 poin ?," pikirku.
"Apa ada soal yang jawaban aslinya hanya aku yang mengetahuinya ?," pikirku lagi.