Ngomong-ngomong, kamu orang yang sejak tadi terus bersama Rid, namamu siapa ?,"tanya Charles ke Noa.
"N-nama saya Noa, Noa Sigisbert, Pangeran,"jawab Noa.
"Noa ya, salam kenal juga Noa. Kamu juga tidak usah formal begitu, panggil namaku dengan nama saja,"kata Charles.
"Baiklah, Pang- eh maksudnya Charles,"kata Noa.
Tak disangka Noa yang awalnya seperti orang yang percaya diri, ketika berhadapan dengan Pangeran Charles langsung menjadi gugup. Sejak di kantin juga seperti itu. Apa dia takut jika dia berbuat salah, dia akan langsung dihukum atau dia penggemar Pangeran ? Rasanya aku ingin membaca pikirannya, tapi aku urungkan. Sepertinya alasan dia gugup juga tak terlalu penting sampai membuatku ingin membaca pikirannya. Aku tanya langsung saja nanti jika ada kesempatan.
"Kamu hebat juga ya, Rid. Sampai bisa mendapatkan 100 poin, aku saja hanya mendapat 95 poin,"kata Charles.
"Aku sendiri pun tidak tahu, aku malah menduga banyak yang akan mendapatkan 100 poin tapi cuma aku yang mendapatnya,"kataku.
"Sayang sekali kita tidak diberi tahu tentang soal mana yang salah, aku jadi penasaran,"tanya Charles.
"Aku juga,"kataku.
"Ngomong-ngomong Charles, kenapa kamu hanya sendiri ? Kemana putri Chloe ?,"tanyaku ke Charles.
"Ah Chloe ya, sepertinya dia tadi pergi berkeliling setelah dia melihat hasil ujiannya,"jawab Charles.
"Enzo pun pergi entah kemana,"kata Charles lagi.
"Enzo ya, sepertinya Putra Duke itu sejak tadi bersama Charles juga,"pikirku.
"Sepertinya kamu mendapatkan banyak perhatian ya Rid, setelah mendapatkan 100 poin,"kata Charles yang menyadari kalau banyak peserta yang melihat ke kita.
"Ya tadi memang ku mendapatkan banyak perhatian, tapi sepertinya untuk yang sekarang itu gara-gara kehadiranmu, Charles. Sepertinya sulit ya menjadi orang yang terkenal,"kataku kepada Charles.
"Haha ya begitulah, padahal mereka bisa langsung mengakrabkan diri saja denganku. Tapi sepertinya mereka rada sungkan ya,"kata Charles.
"Mengingat kamu adalah anak Yang Mulia Ratu, tentu saja mereka berhati-hati untuk dekat denganmu, mungkin takut jika nanti mereka berbuat salah, mereka bisa dihukum berat,"kataku.
"Ya memang sih, status bangsawanku menjadi alasan orang lain berhati-hati untuk dekat denganku,"kata Charles.
"Seperti seorang di dekat ku yang sejak tadi hanya diam saja,"kataku yang melihat ke Noa.
"Eh ah, aku diam saja daritadi karena aku tidak tau mau mengobrol apa,"kata Noa.
"Benarkah ?,"kataku seperti curiga.
"Noa, apa kamu juga sungkan untuk mengobrol denganku ?,"tanya Charles.
"Eh ah, seperti yang dikatakan Rid tadi, aku sungkan karena status bangsawan kamu, Pang- eh maksudnya Charles,"jawab Noa.
"Begitu ya, kamu bisa santai aja berbicara denganku, Aku bukan orang yang asal menjatuhkan hukuman ke orang, aku bukan tipe yang otoriter begitu. Mungkin sulit bagi kamu untuk terbiasa berbicara denganku secara santai, tapi kamu bisa mulai perlahan,"kata Charles.
"Baiklah, em Charles,"kata Noa.
"Santai saja, Noa. Tapi bagi Rid sepertinya dia langsung terbiasa memanggilku dengan nama,"kata Charles kepadaku.
"Aku tipe orang yang mudah beradaptasi,"jawabku.
"Hahaha,"tawa Charles.
-
"Orang yang menarik perhatian Nona, dia yang mendapatkan 100 poin ?!"kata asisten Elf sembari terkejut.
"Benar, dari semua peserta yang mengikuti ujian pertama, cuma dia yang mendapatkan 100 poin. Sepertinya penilaianku ke dia itu tidak salah,"kata Putri Irene.
Tampaknya Putri Irene dan asistennya sudah melihat hasil ujian yang pertama.
"Sepertinya Pangeran juga tertarik dengan dia,"kata asisten Elf setelah melihat Pangeran Charles mengobrol dengan Noa dan Rid.
"Hmmm,"Putri Irene juga melihatnya.
"Apa kamu akan melakukan kontak dengannya sekarang, Nona ?,"tanya asisten rubah.
"Tidak perlu buru-buru, lagipula baru ujian pertama. Aku akan melakukan kontak dengannya di akademi,"kata Putri Irene.
"Masih ada hal menarik yang mungkin akan dia perlihatkan di ujian kedua dan ketiga nanti,"kata Putri Irene.
"Lebih baik sekarang kita bersiap untuk ujian kedua,"kata Putri Irene.
"Baik, Nona,"kata kedua asisten itu.
-
Tak terasa waktu sudah jam 12.15, ujian kedua sebentar lagi dimulai.
"Sudah mau waktunya ujian kedua, aku harus pergi dulu mencari Chloe, nanti kita mengobrol lagi jika ada kesempatan, Rid, Noa"kata Charles.
"Baiklah, Charles,"kataku kepada Charles.
"Sampai jumpa lagi, Charles,"kata Noa.
Noa sepertinya sudah mulai terbiasa sedikit saat berbicara dengan Charles. Charles pun akhirnya pergi mencari putri Chloe.
"Pangeran sangat ramah sekali bahkan sampai mengajak kita mengobrol,"kata Noa.
"Walaupun kamu awalnya gugup sih, tapi mulai sekarang panggil lah dia dengan namanya saja,"kataku.
"Owh iya, aku terus memanggil dia dengan Pangeran. Sejak dulu aku tak pernah berinteraksi dengan para bangsawan, baru sekarang saat ujian akademi ini terdapat banyak anak bangsawan yang hadir, jadinya aku gugup jika berinteraksi dengan mereka, apalagi Charles itu tipe bangsawan yang ramah,"kata Noa.
"Tapi tadi saat kamu berinteraksi dengan Putra Marquess, kamu malah seakan marah,"kataku.
"Buat apa aku gugup dengan bangsawan yang merendahkan begitu, malah aku seakan mau langsung duel dengannya. Beda dengan Charles yang ramah, aku jadi gugup jika ada bangsawan yang ramah seperti Charles,"kata Noa menjelaskan.
"Bagaimana jika kamu berinteraksi dengan Putri Irene ?,"tanyaku kepada Noa.
"Hmm si Putri Es ya, walaupun aku kadang suka melihat dia berkeliling kota San Lucia, tapi aku tak pernah berinteraksi dengan dia. Dia tidak bisa dibilang ramah sih tapi dia dikenal sebagai putri yang baik di wilayah San Lucia. Jika bertanya tentang bagaimana aku jika berinteraksi dengan si Putri Es, aku tidak pusing memikirkannya, soalnya aku tak mungkin diajak berbincang dengan dia haha,"kata Noa.
"Begitu ya, berbicara tentang sifat ramahnya Charles, mungkin itu hal yang baik, tapi di sisi lain itu bisa juga buruk untuknya,"kataku.
"Kamu benar Rid, pasti ada orang-orang yang memanfaatkan keramahannya Charles untuk kepentingan diri sendiri,"kata Noa.
"Bukan hanya itu, dia bisa menjadi incaran bangsawan lain juga. Menurut kamu bagaimana dengan pemerintahan Yang Mulia Ratu sekarang ?,"tanyaku kepada Noa.
"Pemerintahan Ratu yang sekarang sangat baik, dan dia mementingkan rakyatnya juga, tapi kadang ada bawahannya juga yang tidak bekerja dengan mengikuti instruksi Yang Mulia Ratu seperti mereka yang melakukan korupsi dan lainnya,"jawab Noa.
"Benar, rakyat yang lain pasti setuju jika Pemerintahan Yang Mulia Ratu yang sekarang sangat bagus untuk rakyatnya, Yang Mulia Ratu juga peduli pada rakyatnya. Tapi pasti ada bangsawan-bangsawan yang menentang sikap Yang Mulia Ratu. Sebagai contoh, jika uang pajak dari rakyat benar-benar tersalurkan kepada insfratruktur rakyat, para bangsawan kotor itu tidak akan mendapat bagiannya. Bangsawan yang ketahuan korupsi pasti akan dihukum mati, tapi bagaimana dengan mereka yang belum ketahuan ?,"kataku kepada Noa.
"Lalu maksudmu ?,"tanya Noa kepadaku.
"Aku berhipotesis jika mungkin terjadi pemberontakan antara bangsawan-bangsawan kotor itu untuk menggulingkan Yang Mulia Ratu, dan merubah kebijakan kerajaan menjadi menguntungkan bangsawan saja dan tidak memikirkan rakyat,"jawabku.
"Apa mungkin melawan Yang Mulia Ratu ? Mari abaikan prajurit kerjaan, tapi Yang Mulia Ratu sendiri adalah orang yang memiliki sihir kelas tinggi. Bahkan rumornya jika Yang Mulia Ratu memiliki sihir yang bisa menghancurkan 1 daerah,"kata Noa tak setuju.
"Benar, jika melawan Yang Mulia Ratu pasti akan kesusahan, tapi jika mereka meminta bantuan dari negara lain itu mungkin saja. Tapi ada 1 cara lain untuk mengalahkan Yang Mulia Ratu tanpa bantuan dari negara lain,"kataku kepada Noa.
"Begitu ya, cara lain itu adalah dengan mengincar Charles, bukan hanya Charles tapi anak-anaknya yang lain,"kata Noa.
"Benar, itulah kenapa Charles bisa menjadi incaran juga, tapi itu hanya hipotesis ku saja, aku tak berharap kalau kejadian itu akan benar-benar terjadi,"kataku.
"Menjadi bangsawan dengan sifat yang baik benar-benar merepotkan juga ya,"kata Noa.
"Tidak peduli sebaik apapun dirimu, pasti akan ada orang lain yang tidak suka dengan dirimu, itulah kenapa aku bilang sifatnya Charles bisa jadi hal yang buruk juga,"kataku.
"Sudahlah jangan dipikirkan lagi, sekarang kita fokus pada ujian kedua saja,"kataku lagi.
"Kamu benar Rid, masih ada hal lain yang harus kita fokuskan,"kata Noa.
- Bersambung