Chereads / Peace Hunter / Chapter 5 - Chapter 5 : Pembukaan Ujian Masuk Akademi

Chapter 5 - Chapter 5 : Pembukaan Ujian Masuk Akademi

Setelah itu, aku melihat tuan muda Enzo menghampiri Pangeran Charles dan Putri Chloe.

"Salam Pangeran & Putri, suatu kehormatan bisa bertemu kalian berdua disini," kata Enzo sambil membungkuk dan meletakkan tangan kanannya di dada kiri sebagai bentuk hormat.

"Enzo ya ? sudah-sudah tidak usah terlalu formal, lagipula sekarang kita bukan di acara kerajaan. Saat ini kita sama-sama peserta tes masuk San Fulgen Akademiya," kata Pangeran Charles sambil menyuruh Enzo agar tidak membungkuk lagi.

"Baiklah, Pangeran," kata Enzo.

Setelah sapaan Enzo, banyak peserta yang merupakan anak bangsawan lain menghampiri Pangeran Charles dan Putri Chloe untuk memberi hormat Pangeran Charles pun memberi tahu untuk mengsudahi saja penghormatan ini karena ini bukan di acara kerajaan. Di antara banyaknya bangsawan yang menghampiri Pangeran Charles dan Putri Chloe, aku tidak melihat Putri Irene. Aku melihat ke sekitar untuk mencari keberadaannya, dan dia masih bersandar di dinding dengan tenangnya. Dia melihat ke arah kerumunan yang mengerumuni Pangeran Charles dan Putri Chloe, tapi tidak menghampirinya. Aku masih penasaran dengan apa yang dia pikirkan. Aku pun menggunakan skill ku lagi kepadanya, namun lagi-lagi pikirannya kosong seperti dia tidak memikirkan apapun atau mungkin skill membaca pikiran tidak bisa membaca pikirannya. Setelah aku membaca pikirannya, Putri Irene kembali menoleh ke arahku. Tidak ada ekspresi di wajahnya, sama seperti saat dia pertama kali tiba disini, tidak ada satupun dia mengeluarkan ekspresi. Aku pun membungkuk kembali saat Putri Irene menoleh ke arahku sebagai bentuk hormat.

"Aku jadi yakin jika Putri Irene tau jika pikirannya sedang dibaca, mana mungkin dia bereaksi 2 kali dengan menoleh ke arahku setelah pikirannya dibaca jika dia tidak tahu, atau mungkin cuma kebetulan saja ? tapi apa mungkin kebetulan terjadi 2 kali ?," pikirku.

"Halo, Putri Irene" kata seseorang yang ternyata adalah Pangeran Charles.

Dia sudah pergi dari kerumunan yang mengerumuninya dan menghampiri Putri Irene. "Bagaimana kabarmu ?," tanya Pangeran Charles.

Putri Irene yang semula melihat ke arahku, langsung menoleh ke arah Pangeran Charles & Putri Chloe yang menghampirinya.

"Aku baik-baik saja, Pangeran, Putri. Jika tidak ada yang ingin ditanyakan lagi maka aku permisi dulu," kata Putri Irene sambil membungkukkan badan dengan hormat lalu pergi ke tempat lain.

"Seperti biasa, dia tidak tampak akrab dan langsung pergi begitu saja begitu ku sapa," kata Pangeran Charles sedikit kecewa.

"Sudahlah kak. Mungkin dia tidak suka keramaian dan keramah tamahan," ujar Putri Chloe.

"Mungkin begitu, yah sifat orang kan berbeda-beda. Kita tak harus memaksanya untuk mengakrabkan diri dengan kita," lanjut Pangeran Charles.

"Pangeran itu sangat baik, bahkan dia mengerti keadaan orang lain jika ada orang yang tidak mau menerima keramahtamahannya. Sedangkan untuk Putri Irene, apakah dia membenci Pangeran ? sampai pergi menjauh begitu. Hmm tapi kurasa bukan Pangeran saja, sejak awal dia seperti berdiri sendiri menjauh dari keramaian. Yah sepertinya dia punya masalah tersendiri," pikirku dalam hati.

-

"Bangsawan atas itu benar-benar menghebohkan ya setiap mereka datang, membuatku tak fokus membaca saja," ujar peserta laki-laki yang daritadi duduk di sebelahku.

"Kamu pun juga terganggu kan ? aku juga melihat tadi kamu sedang fokus membaca buku sebelum mereka semua heboh karena tibanya bangsawan atas,"lanjutnya.

Bangsawan atas yang dia maksud mungkin bangsawan dengan jabatan Marquess ke atas (Marquess > Duke > Raja/Ratu).

"Tidak terlalu, justru ini menjadi pengalaman pertama ku bisa melihat bangsawan-bangsawan seperti mereka," kataku.

"Begitu ya, kalau aku sih sudah pernah melihat mereka karena aku sering berpergian ke Ibukota sejak kecil, aku kadang melihat mereka sedang berkeliling Ibukota. Apalagi untuk sang putri es, aku sudah sering bertemu dengan dia karena kami itu berasal dari daerah yang sama," lanjutnya.

"Kamu dari San Lucia juga ?," tanyaku kepadanya. "Benar, tapi aku tidak berasal dari kota San Lucia. Aku berasal dari desa Piana. Selain ke Ibukota, aku juga sering berpergian ke kota San Lucia untuk menjual hasil peternakan bersama ayahku. Disitulah aku sering bertemu dengan Sang Putri Es yang sedang berkeliling bersama asistennya," katanya.

"Dia kadang berbelanja atau melihat-lihat ke sekeliling kota, Saat berbelanja pun dia tidak memasang ekspresi apapun, hanya datar dan tampak dingin. Itulah kenapa dia dikenal sebagai Sang Putri Es karena ekspresi dinginnya. Tapi aku bertanya kepada penduduk di kota San Lucia tentang kesan mereka kepada Sang Putri Es. Mereka bilang meskipun Putri Irene selalu berekspresi dingin, tapi Putri Irene tidak pernah berlaku sewenang wenang atau merendahkan orang lain. Jadinya kesan mereka ke Sang Putri Es itu baik dan mereka mewajarkan ekspresi dingin Sang Putri Es sebagai salah satu sifatnya yang mungkin sudah ada dari lahir dan sulit untuk dirubah,"lanjutnya.

"Begitu ya, jadi Putri Irene termasuk bangsawan yang baik ya meskipun ekspresinya selalu dingin," kataku.

"Ya begitulah, lagipula ayahnya yaitu Duke Louis juga selalu disukai dan dikagumi oleh penduduk San Lucia, jadi tak heran jika anaknya pun mengikuti sifat ayahnya," katanya lagi.

"Ah ngomong-ngomong, selain ekspresinya yang dingin. Alasan kenapa dia di panggil Sang Putri Es karena dia merupakan pengguna sihir es yang hebat. Keluarga San Lucia dikenal sebagai keluarga yang mewarisi sihir es secara turun temurun. Jadi keluarga mereka semuanya adalah pengguna sihir es," lanjutnya lagi.

"Sihir es ya ? Sihir es merupakan sihir lanjutan dari sihir air, tidak semua orang bisa menggunakan sihir lanjutan dari sihir dasar. Tidak mengherankan jika keluarga San Lucia termasuk keluarga terkuat di kerajaan ini. Apalagi kepala keluarga mereka mendapatkan jabatan sebagai Duke yang bertugas untuk membantu Yang Mulia Ratu secara langsung," ujarku terkejut.

"Itu benar, 4 Keluarga bangsawan yang kepala keluarganya mendapatkan gelar Duke, tidak salah lagi mereka adalah keluarga terkuat di kerajaan ini selain keluarga dari Yang Mulia Ratu sendiri," katanya menanggapiku.

"Ngomong-ngomong, kamu tahu juga ya soal sihir lanjutan, apakah kamu suka membaca buku tentang sihir ?," tanyanya kepadaku.

"Itu benar, di rumah mendiang kakekku banyak sekali buku dan salah satunya buku tentang sihir, aku suka sekali membaca buku punya kakek," jawabku.

"Begitu ya, sepertinya kita punya hobi yang sama. Ngomong-ngomong dari mana kamu berasal ?," tanyanya lagi kepadaku.

"Aku berasal dari desa Aston, yang berada di provinsi San Minerva yang ada di selatan kerajaan," jawabku.

"San Minerva ya, dari yang kudengar Putra dari Duke San of Minerva juga berada di akademi ini, tapi dia pelajar dari angkatan sebelumnya," katanya.

"Ngomong-ngomong lagi, kita sudah berbicara banyak hal daritadi tapi entah kenapa ku seperti melupakan sesuatu tapi apa ya ?," ujarnya bingung.

Dia berpikir dengan keras sampai akhirnya dia tau apa yang dia lupakan.

"Owh iya nama, kita belum memperkenalkan nama masing-masing," katanya setelah berpikir.

"Owh iya, aku juga tidak kepikiran, namaku Rid, Rid Archie, kamu panggil saja aku Rid," ujarku.

"Namaku Noa, Noa Sigisbert. Kamu bisa panggil aku Noa saja, salam kenal ya Rid," ujarnya sambil mengulurkan tangan kepadaku.

"Salam kenal juga Noa," ujarku sambil mengulurkan tangan juga.

Setelah perkenalan kita berjabat tangan.

-

Tak terasa setelah kehebohan karena datangnya Pangeran Charles dan Putri Chloe tadi dan obrolanku dengan Noa, waktu sudah menunjukkan jam setengah 10. Seorang pria datang menghampiri kami dan berbicara,

"Perhatian semua, perkenalkan nama saya Alan Hugo. Saya salah satu guru di San Fulgen Akademiya dan juga salah satu pengawas yang akan mengawasi tes masuk kalian. Sebelumnya saya mengucapkan terima kasih bagi peserta yang menerima undangan dari akadem kami baik dari yang berasal dari kerajaan San Fulgen atau yang berasal dari luar kerajaan dan terima kasih juga kepada peserta yang sudah bersedia menunggu. Tidak usah berlama-lama, Tes Masuk San Fulgen Akademiya tahun 1217 dengan ini kami nyatakan dimulai !!," ujarnya.

-

Dan akhirnya, Tes Masuk untuk akademi nomor satu di kerajaan ini pun akhirnya dimulai.

- Bersambung