Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

THE DENOUEMENT

theresia_cornelia
--
chs / week
--
NOT RATINGS
6.6k
Views
Synopsis
Saat diajak untuk menemani sahabatnya berlibur, Kiara tidak mengira kalau ia juga akan menghabiskan liburannya bersama dengan Calvin, kakak laki-laki sahabatnya sekaligus pria yang 10 tahun lalu pernah mematahkan hatinya. Tapi kenapa sekarang pria itu justru berusaha menghalangi pria tampan yang sedang mendekati Kiara?
VIEW MORE

Chapter 1 - Chapter Satu

"Aku butuh liburan."

Kiara menghentikan gerakan tangannya. Potongan pancake yang hendak ia nikmati kini terhenti beberapa centi dari bibirnya. Mata cokelat terangnya memandang ke arah Cheryl Stratton, gadis dengan rambut pirang madu yang duduk di depannya. Dengan salah satu siku berada di atas meja dan tangannya menopang dagu, Cheryl menghela napas panjang.

"Semua persiapan pernikahan ini benar-benar menguras tenagaku." Lanjut gadis yang sudah dikenal Kiara selama lebih dari dua belas tahun itu.

"Itu kan persiapan pernikahanmu." Kiara menjawab sambil akhirnya menyuapkan potongan pancake ke dalam mulut.

"Bukan ideku untuk mengadakan acara pesta besar-besaran ya." Gadis di hadapannya itu mengacung-acungkan garpu ke arahnya sambil mengomel, "Sekalinya aku minta saran dari ibuku, skala pestanya tahu-tahu sudah hampir menyaingi pernikahan keluarga kerajaan."

Kiara berusaha menahan senyumnya, "Lalu, Alex bilang apa?"

"Oh, lupakan saja pria itu. Dia terlalu sibuk mengambil hati ibuku dan menyetujui semua idenya." Jawab Cheryl sambil menusuk-nusuk steak dengan garpu.

"Bukankah dia calon menantu yang baik." Kiara tersenyum jahil sambil meneguk teh pesanannya perlahan-lahan.

"Bukan dia yang diseret ibuku ke sana- ke sini untuk memersiapkan pestanya ya." Cheryl mendengus kesal, "Pokoknya, karena sekarang sebagian besar persiapannya sudah selesai, aku akan pergi liburan."

Kiara mengangguk maklum, dalam beberapa bulan terakhir sahabatnya itu benar-benar disibukkan oleh berbagai macam persiapan yang menyita sebagian besar waktu dan perhatiannya. Agatha Stratton yang mengambil alih perencanaan pernikahan putrinya benar-benar tidak menahan diri. Kiara sudah mendengar cerita Cheryl yang harus melakukan pencarian gaun pengantin selama satu minggu penuh, karena ibunya itu memutuskan ingin melihat "semua" pilihan yang ada. Mungkin berlibur adalah ide yang bagus untuk Cheryl.

"Aku rasa pergi berlibur bagus juga," Kiara menyetujui usul Cheryl, "Aku akan pastikan tidak ada masalah di sini selagi kau pergi." Tambahnya sambil meletakkan cangkir tehnya kembali ke meja.

Cheryl yang baru saja menyuapkan potongan steak ke dalam mulutnya menggeleng, "Kau ini bicara apa?" Tanyanya sambil sibuk mengunyah, "Kau harus ikut denganku."

Kiara mengerjap beberapa kali, "Aku? Kenapa aku jadi ikut juga?"

Cheryl melihat ke arah Kiara, sementara tangannya tetap bergerak memotong steak, "Tentu saja kau harus ikut. Sebulan terakhir kau ikut ke sana kemari untuk membantu persiapan pernikahanku. Padahal kau sendiri masih sibuk mengurus kepindahanmu."

"Aku kan akan menjadi pengiring pengantinmu, sudah wajar aku ikut membantu." Kiara menjawab dengan tidak peduli, "Tidak perlu memikirkan soal itu."

Cheryl menyipitkan mata menatap Kiara dan memasang wajah cemberut terbaiknya, "Sudah lama kita nggak bertemu dan sekalinya bertemu kita disibukkan dengan persiapan pernikahanku. Setelah ini pun belum tentu kita bisa sering menghabiskan waktu bersama. Karena itu kupikir ini kesempatan yang bagus untuk kita" Cheryl membuang muka dengan ekspresi kesal yang dibuat-buat, "Dasar nggak peka."

Kiara tertawa pelan melihat tingkah Cheryl, saat kesal gadis bertubuh kecil di hadapannya itu akan menggembungkan pipinya dan pemandangan itu selalu membuat Kiara teringat seekor tupai. "Maaf deh, aku nggak kepikiran sampai ke sana."

Kiara kelihatan berpikir sejenak sebelum akhirnya mengangguk memutuskan, "Oke, aku akan ikut berlibur."

"Yay." Jawab Cheryl yang langsung menghentikan tingkah cemberutnya dan kembali menikmati makanannya.

Kiara hanya bisa menggelengkan kepala menanggapi perilaku Cheryl, "Memangnya kita akan berlibur ke mana?"

"Oh, masih di sekitaran sini saja." Jawabnya dengan senyum senang karena Kiara sudah setuju untuk ikut berlibur dengannya, "Ingat kan? Kakakku punya rumah liburan yang diwarisinya dari kakek dan nenek kami di Dartmouth. Kupikir kita bisa meminjamnya untuk satu atau dua minggu."

Kiara menahan napas saat Cheryl menyinggung soal kakaknya.

"Rumah milik Calvin?"

"Ya…ah…" Cheryl tertegun seperti menyadari sesuatu, "Kiara, kau…" Cheryl hendak mengatakan sesuatu saat seorang pelayan datang dan meletakkan Salted Caramel and Chocolate Tart yang dipesan Cheryl ke atas meja. Setelah mengangguk dan mengucapkan terima kasih singkat, Cheryl mengembalikan perhatiannya pada Kiara.

"Kau, sampai sekarang masih memikirkan kakakku ya?" Cheryl melanjutkan kalimatnya yang sempat terpotong.

Kiara meletakkan pisau dan garpu ke atas piring dan menyandarkan punggungnya ke sandaran kursi. Pandangannya beralih ke arah bangunan gereja St. Alfege yang terlihat jelas dari balik jendela restoran tempat mereka berada, juga ke arah orang-orang yang berjalan lalu-lalang di trotoar. Sementara pikirannya beralih pada sosok Calvin Stratton, kakak laki-laki Cheryl yang usianya lima tahun lebih tua darinya.

Kiara dan Cheryl sudah berteman sejak bangku SMA, dan karena rumah mereka yang juga berdekatan, Kiara akhirnya banyak menghabiskan waktu bersama dengan Cheryl di luar jam sekolah. Saat itulah Kiara bertemu dengan kakak laki-laki Cheryl, Calvin. Kesan pertama yang ditangkap Kiara soal laki-laki itu adalah orang yang tidak banyak bicara dan selalu menghabiskan waktunya dengan membaca buku dan menyendiri. Benar-benar pribadi yang bertolak belakang dengan Cheryl yang sepertinya punya kelebihan tenaga untuk dihabiskan.

Namun, walau terlihat tak acuh, Calvin sering mengajaknya bicara dan menemaninya mengobrol setiap kali Kiara duduk sendiri menunggu Cheryl, atau menyempatkan diri membantu Kiara belajar di tengah kesibukan kuliahnya. Calvin juga mendengarkan keluh-kesahnya, membantunya menyelesaikan masalah dan mendukung Kiara. Hal-hal dan perhatian-perhatian kecil yang pada akhirnya membuat Kiara jatuh cinta pada kakak sahabatnya itu. Walaupun sebenarnya Kiara menyadari kalau Calvin melakukan semua itu karena Kiara adalah sahabat Cheryl, dan perhatian Calvin padanya hanya sebatas perlakuan yang sama dengan perhatian yang mungkin diberikan Calvin pada adiknya. Tapi Kiara tidak bisa menghentikan perasaan sukanya pada pria itu.

Kiara mengumpulkan semua keberaniannya untuk menyatakan perasaannya pada Calvin saat acara ulang tahun Cheryl yang ketujuh belas, yang berakhir dengan penolakan. Tentu saja. Walaupun ia sudah mengira bahwa perasaannya tidak akan terbalas, tetap saja rasa sakitnya masih terasa. Apalagi di hari yang sama Calvin memerkenalkan seorang gadis bernama Ella sebagai kekasihnya.

"Bumi pada Kiara. Apa kau baik-baik saja?" Cheryl melambaikan tangan ke arah Kiara, berusaha mengembalikan perhatian Kiara padanya.

Kiara akhirnya berhenti melamun dan mengangguk memberi jawaban pada pertanyaan Cheryl.

"Kau tahu," Cheryl melanjutkan dengan nada lebih lembut sekarang, "Kamu tidak bisa terus-menerus berusaha menghindari kakakku. Kalian akan tetap bertemu saat acara pernikahanku nanti."

Tangan Kiara meraih gelas berisi air dan menghabiskan setengah isinya dalam sekejap, berusaha melegakan tenggorokannya yang tercekat.

"Apalagi kamu berencana menetap di London sekarang, kemungkinan untuk bertemu dengannya jadi makin besar, kan?"

Kiara hanya diam, walaupun dalam hati menyetujui kata-kata Cheryl.

Cheryl menghela napas dan meluruskan punggungnya, "Lagipula," katanya, "Dengan keadaan kakakku sekarang, kupikir kamu masih punya kesempatan."

"Cheryl…" Kiara mendesah kesal sementara sahabatnya itu tersenyum lebar.

"Oh ayolah, jangan memikirkan hal yang tidak perlu dan pergi liburan." Balas Cheryl setengah merajuk.

Kiara mengetuk-ketukkan jarinya ke meja sambil berpikir. Mereka memang akan menggunakan rumah liburan milik Calvin, tapi bukan berarti pria itu juga akan ikut berada di sana bersama dengan mereka, kan? Apalagi dari yang Kiara dengar, saat ini Calvin sangat maniak bekerja dan tidak pernah libur dari pekerjaannya. Sebulan terakhir sejak ia kembali ke London pun, Kiara belum pernah bertemu dengan pria itu, walaupun sibuk membantu Cheryl. Selain itu, mungkin ia butuh liburan kali ini untuk menyiapkan perasaannya sebelum benar-benar bertemu dengan Calvin nanti.

Kiara meletakkan gelas air yang masih dipegangnya dengan mantap ke atas meja, "Baiklah, kita pergi berlibur." Katanya pada Cheryl dengan sama mantapnya, "Jangan pikirkan hal-hal yang tidak ada hubungannya."

"Bagus!" Balas Cheryl sambil mengganti piring kosong steaknya dengan piring berisi tart, "Oh aku tidak sabar untuk segera pergi."

***

Mungkin dirinya adalah orang paling sial di dunia. Pikiran itu melintas di kepala Kiara saat ia keluar dari rumahnya yang terletak di Princes Rise dan mendapati bukan hanya Cheryl yang menunggunya. Pria dengan rambut pirang madu yang identik dengan milik Cheryl sedang duduk di belakang kemudi, mengenakan kaca mata hitam aviatornya dan kemeja lengan pendek berwarna biru muda. Calvin Stratton melambai ke arah Kiara lewat jendela mobil yang terbuka.

Masih dengan setengah menyadari situasi di hadapannya, Kiara tanpa sadar membalas lambaian Calvin, sebelum akhirnya mengerjapkan mata dan berjalan secepat kilat menyusul Cheryl yang sekarang melangkah ke bagian belakang mobil dan membuka pintu bagasi.

"Kenapa dia ada di sini?" Kiara menarik lengan Cheryl dan protes, "Jangan bilang dia akan ikut berlibur dengan kita."

"Dia nggak akan ikut berlibur," Cheryl mencuri pandang ke arah Calvin, dan setelah menyadari kakaknya tidak memerhatikan ia berpaling lagi pada Kiara, "Tiba-tiba dia berkeras ingin mengantar kita, padahal aku sudah bilang kalau aku berniat menyetir sendiri ke Dartmouth."

Kiara menghembuskan napas keras-keras sambil sibuk mengangkat koper dan tas ranselnya ke dalam bagasi, "Kenapa juga kamu nggak bilang apa-apa?"

Cheryl tersenyum bersalah, "Soalnya kalau kamu tahu kakakku yang akan mengantar kita, kau pasti batal berangkat, kan?"

"Cheryl…" Kiara melirik tajam pada sahabatnya.

Cheryl mengangkat tangannya dan menekan tombol, menutup pintu bagasi, kemudian berbalik dan menepuk bahu Kiara, "Tenang saja, dia bilang hanya ingin mengecek rumah liburannya karena sudah lama tidak ke sana, lalu pulang." Cheryl berusaha menenangkannya, "Cuma selama perjalanan."

Bahu Kiara merosot mendengarnya, "Yang benar saja."

Cheryl masih memandangnya dengan wajah minta maaf sebelum naik ke kursi penumpang di sebelah Calvin.

Tidak ada lagi yang bisa ia lakukan, jadi Kiara menarik napas dalam-dalam dan berjalan lunglai menuju ke pintu penumpang.