Chereads / THE DENOUEMENT / Chapter 2 - Chapter Dua

Chapter 2 - Chapter Dua

Kiara duduk di kursi penumpang tepat di belakang Calvin, tangannya mengelus kepala Blue, anjing labrador retriever berwarna putih keemasan milik keluarga Stratton yang dengan manja meletakkan kepalanya di pangkuan Kiara. Hal itu membuat Kiara sedikit lega karena itu artinya ada hal yang bisa mengalihkan perhatiannya dari Calvin sepanjang perjalanan dari London ke Dartmouth.

"Sudah lama tidak bertemu," Suara Calvin membuat Kiara mendongak dan menatap pantulan wajah Calvin dari kaca spion tengah, "Sepertinya ibuku dan Cheryl sudah membuatmu ikut repot dengan persiapan pernikahannya. Maaf ya."

Kiara berdeham, "Tidak masalah kok, alasan aku pulang ke London juga salah satunya untuk membantu Cheryl."

"Begitu?" Calvin membetulkan letak spion tengah mobilnya, Kiara tidak tahu apakah pria itu melirik ke arahnya dari balik kaca mata hitamnya itu, "Ya, pokoknya kalian berdua nikmati saja liburan kalian dua minggu ini."

Calvin mengulurkan sebelah tangannya dan mengacak-acak rambut Cheryl yang duduk di sebelahnya, "Jangan cari masalah di sana dan merepotkan Kiara, mengerti?"

"Duh!" Cheryl menyingkirkan tangan Calvin dan sibuk merapikan rambutnya, ia menoleh pada Calvin dengan wajah cemberut, "Berhenti memerlakukanku seperti anak kecil."

Kiara tersenyum melihat tingkah kakak-beradik di depannya, perhatiannya teralih saat Blue membetulkan letak kepalanya dan memejamkan mata, kelihatan sangat nyaman dengan posisi tidurnya. Kiara menghela napas perlahan lalu menyandarkan kepalanya ke sandaran kursi, perjalanan masih cukup lama.

Sudah hampir sepuluh tahun sejak hari saat Kiara menyatakan perasaannya pada Calvin di acara ulang tahun Cheryl, dan ya Tuhan bagaimana bisa pria itu jadi jauh lebih tampan dan mempesona dari apa yang ada dalam ingatan Kiara. Kiara menutup wajah dengan kedua telapak tangannya, lalu mengintip dari sela-sela jarinya ke arah kaca spion. Calvin menatap lurus ke arah jalanan di depan dan tidak memerhatikannya, sementara Cheryl sudah tertidur lelap, sahabatnya itu punya kelebihan bisa tidur dengan cepat di mana dan kapan saja.

Semenjak hari itu, sepuluh tahun yang lalu, Kiara mulai jarang menghabiskan waktu di rumah Cheryl, karena tidak tahu harus bersikap seperti apa saat bertemu dengan Calvin. Sementara hubungan Calvin dan Ella berlanjut dengan baik. Dari cerita Cheryl, orang tuanya dan orang tua Ella adalah teman lama, kakaknya dan Ella juga sudah dekat sejak kecil. Semua orang di sekeliling mereka tidak ada yang meragukan kalau kakaknya dan Ella pada akhirnya akan bersama.

Menyadari bahwa sedari awal Kiara tidak punya kesempatan sama sekali tidak membuat patah hatinya berkurang. Karena itu, saat sekolahnya merekomendasikan Kiara untuk melanjutkan pendidikannya di Amerika, ia langsung setuju dan terbang ke New York tak lama setelah lulus SMA.

Selama di New York, walaupun masih menjalin hubungan dengan Cheryl, Kiara tidak pernah bertanya soal Calvin. Cheryl yang mengetahui kejadian antara Kiara dan kakaknya juga tidak pernah menyinggung soal pria itu. Saat kembali ke Inggris satu bulan yang lalu, Kiara sudah memantapkan diri untuk melihat bahwa mungkin Calvin dan Ella sudah menikah. Namun yang ia dapati adalah kabar bahwa mereka berdua telah mengakhiri hubungan dua tahun sebelum kepulangan Kiara. Terlebih, Ella sudah menikah tak lama setelah hubungannya dengan Calvin berakhir.

Orang lain mungkin akan berpikir kalau itu adalah kesempatan untuk kembali mendekati Calvin, seperti yang sempat disinggung Cheryl saat mereka makan siang beberapa hari yang lalu. Tapi tidak dengannya, walaupun ia tidak pernah menanyakan kabar soal Calvin, kini setelah kembali ke Inggris berita tentang pria itu bisa ia lihat di mana-mana. Sebagai kepala redaksi salah satu majalah fashion yang sedang naik daun Du Jour, Calvin tidak akan berada jauh dari sorotan media. Foto-foto yang menunjukkan dan menyebutkan bahwa Calvin sedang berkencan dengan salah seorang model fashion terpampang di berbagai tabloid, dan Kiara tidak ingin terlalu berharap hanya untuk terluka lagi pada akhirnya.

Kiara menatap jalanan dan mengamati gumpalan awan di kejauhan yang berubah-ubah bentuk karena tiupan angin, berusaha menjernihkan pikirannya, yang walau mengetahui semua hal yang seharusnya membuatnya menyerah, jantungnya masih berdetak lebih cepat saat ia melihat Calvin pagi ini. Setiap inci tubuhnya mendambakan pria itu begitu melihat pria itu ada di hadapannya, semua usaha dan tekad untuk melupakan Calvin yang sudah dibangunnya selama hampir sepuluh tahun terakhir, dengan mudahnya runtuh begitu melihat pria itu melambai ke arahnya, dan pikirannya dipenuhi dengan harapan-harapan konyol yang tidak mungkin menjadi kenyataan begitu mendengar suara pria itu. Kiara memarahi dirinya sendiri karena terlalu lemah.

***

Terlepas dari percakapan singkatnya beberapa saat setelah naik ke mobil Calvin, gadis itu sama sekali belum mengucapkan sepatah kata pun. Sementara Cheryl yang duduk di samping Calvin sudah lebih dulu berangkat ke alam mimpi tidak sampai sepuluh menit setelah ia menginjak pedal gas.

Calvin cukup bersyukur ia mengenakan kacamata hitamnya hari ini, karena dalam satu jam terakhir, ia sudah lebih dari dua puluh kali melirik spion tengah mobilnya dan mengamati sosok gadis yang duduk di belakangnya itu. Benar-benar bukan hal yang aman untuk dilakukan selagi menyetir.

Selama dua hari terakhir tiba-tiba adiknya merajuk dan memaksa Calvin untuk mengantarnya ke Dartmouth, beralasan tidak ingin membuang tenaga dengan menyetir selama empat jam, dan karena tidak tahan lagi dengan rengekan Cheryl, ditambah ibunya ikut-ikutan menyuruhnya pergi agar ia tidak terus-menerus mengurung diri di kantor, Calvin akhirnya menyerah. Ia sudah tahu kalau Cheryl akan menggunakan rumah liburannya bersama Kiara, dan semalam ia sama sekali tidak memikirkan apapun soal akan bertemu lagi dengan sahabat adiknya itu. Tapi pagi ini saat ia melihat gadis itu keluar dari rumahnya, berhenti setelah dua langkah dan menatapnya dengan wajah terkejut, entah kenapa Calvin juga tidak bisa mengalihkan pandangannya dari gadis itu.

"Bisa kita berhenti di rest area? Aku mau ke toilet." Pikiran Calvin diganggu oleh suara Cheryl yang tiba-tiba terdengar.

"Tentu." Jawab Calvin sambil memfokuskan pandangannya kembali ke jalanan. Sudah kedua puluh satu kalinya ia melirik ke arah Kiara.

Mereka berhenti di sebuah stasiun pengisian bahan bakar beberapa menit kemudian.

"Kiara, mau ikut juga?" Cheryl membungkuk dan melongokkan kepalanya ke kursi penumpang. Wajahnya masih setengah mengantuk.

Kiara tersenyum dan menggeleng, "Aku titip belikan minuman saja." Pintanya.

"Ok." Cheryl mengangguk lalu menutup pintu dan berjalan pergi.

"Kau tidak ikut turun?" Tanya Kiara, Calvin bisa melihat ekspresi canggung di wajah Kiara saat ia melihatnya dari spion tengah mobil.

"Hmm, kurasa aku akan meluruskan kaki sebentar." Jawabnya sebelum membuka pintu dan keluar.

Calvin berdiri di samping mobil dan merenggangkan badannya, ia menarik napas dalam-dalam dan menghembuskannya keras-keras, lalu menoleh dan melihat Kiara dari balik jendela mobil. Kiara sedang sibuk membelai kepala Blue yang sudah bangun, dan tidak memerhatikan Calvin yang tengah memandangnya.

Calvin menggunakan kesempatan itu untuk benar-benar mengamati Kiara.

Waktu sepuluh tahun jelas telah mengubah Kiara Belfort yang dikenalnya. Rambut hitamnya yang dulu dipotong persis di atas bahu dan dibiarkan polos, kini menjuntai hingga ke punggungnya dan dibuat bergelombang. Wajahnya yang kurus dan kekanak-kanakan kini terlihat dewasa dan tegas, walalupun Calvin masih bisa melihat bintik-bintik di wajah gadis itu jika ia memfokuskan pandangannya. Gerak-geriknya yang canggung seperti kebanyakan anak remaja seusianya kini terlihat lebih anggun dan terkendali.

Kiara tertawa saat Blue mulai mengendus-endus wajahnya dengan riang dan Calvin menyadari bahwa ada satu hal yang tidak berubah dari Kiara. Tawanya yang terlihat begitu lepas. Tawa yang bisa membuat orang-orang yang melihatnya ikut merasa senang. Calvin mau tidak mau bertanya-tanya apakah semburat cokelat muda yang membuat mata gadis itu seolah-olah bersinar saat bicara dengannya juga masih bisa terihat, ataukah ia sudah melenyapkan cahaya itu sepuluh tahun yang lalu.

Calvin harus menghentikan pertanyaannya saat melihat Cheryl berjalan ke arah mobil. Ia bisa mencoba menjalin lagi hubungannya dengan Kiara nanti. Sekarang yang perlu ia lakukan hanyalah mengantarkan mereka berdua ke Dartmouth dan setelah itu kembali ke London.