Yoga adalah seorang pegawai perusahaan terkenal bernama Dinamis, Yoga dikenal sebagai pegawai yang jujur dan taat dengan hukum. Dia telah berumur 40 tahun dan memiliki 1 anak laki-laki Alzam 14 tahun yang tak pernah di ketahui perusahaan maupun rekan kerja nya karena anaknya bersekolah di Inggris dari umur 9 tahun hingga kini. Direktur utama perusahaa Dinamis, Bruno (38tahun) seorang mantan kriminal adalah sosok orang yang baik di mata para pegawainya, pada kenyataannya tidak seperti itu, dia hanya memakai topeng untuk menutupi sifar aslinya agar orang mau bekerja untuknya.
karyawan perusahaan memuji Bruno "Pak bruno emang baik terus bijaksana banget yaa"
Hanya beberapa orang saja yang tau bahwa sesungguh nya Bruno adalah orang yang akan membunuh siapapun termasuk teman nya sendiri jika mencoba menghalangi jalan nya.
Beberapa tahun yang lalu Bruno sengaja menerima pegawai seperti Yoga karena dia adalah orang yang sangat cocok bagi Bruno untuk di jadikan tumbal dari rencana jahat nya.
"Yoga purnomo, selamat kamu di terima kerja di perusahaan ini, Selamat beegabung"
Sekarang tiba saat nya untuk Yoga menjadi tumbal dari rencana nya. Bruno hanya ingin memberitahu kepada perusahaan yang akan menjalin kerjasama dengan Bruno bahwa perusahaan dinamis akan membantu sepenuhnya jika menjalin hubungan bisnis. Bruno telah menyiapkan rencana dengan membunuh ayah nya Arya. Arya adalah direktur perusahaan lain bernama Ener, Perusahaan yang akan membuat kontrak kerjasama dengan Dinamis. Bukan hanya ingin menjalin kerjasama tetapi
Bruno juga berniat menguasai perusahaan Ener. Bruno pun menjalankan rencana nya dengan Yoga yang dibuat seolah-olah yang telah membunuh ayah nya Arya yang sedang terbaring koma di rumah sakit. Satu hari sebelum pembunuhan berlangsung Yoga di PHK oleh Dinamis dengan alasan tidak bekerja dengan baik karena memberi laporan yang tidak jujur padahal itu semua hanyalah sekenario yang di buat oleh bruno. Yoga pun tak bisa berbuat apa-apa karena semua rekan sekantor nya yang menganggap Yoga adalah orang yang jujur malah tidak mempercayainya. Semua orang di kantor lebih mempercayai Bruno direktur Dinamis.
Yoga akhirnya hanya dapat menerima keputusan perusahaan yang memfitnah nya, Yoga merasa depresi dan kebingungan harus berbuat apa karena tak lama lagi anak nya akan kembali dari inggris karena ingin bersekolah di indonesia saja. Yoga pun pergi dan meminum minuman berakohol sambil melihat ponsel nya lalu melihat foto anaknya. Malam itu Yoga meminum terlalu banyak hingga membuat nya mabuk berat.
Saat kembali ke apartemennya Yoga langsung tertidur di sofa karena terlalu mabuk Yoga tak sadarkan diri dan tak tau kalau ada orang asing di rumahnya yang sudah menyiapkan jebakan untuk Yoga agar menjadi tersangka pembunuhan, semua bukti termasuk senjata tajam yang digunakan untuk membunuh di letakan di apartemennya. Pagi hari pun tiba, terdengar suara ketukan pintu dan membuat Yoga terbangun lalu membuka pintu. Ternyata itu bukanlah tamu biasa melainkan petugas dari kepolisian.
"Selamat pagi apakah betul anda saudara Yoga Purnomo"
"iya betul, ada apa ya pak?"
Dengan keadaan bingung dan ketakutan Yoga menjawab pertanyaan
"Saudara kami tangkap karena di duga telah melakukan pembunuhan"
"apa? saya tidak pernah melakukan hal keji seperti itu pak"
"sebaiknya anda ikut kami dulu nanti semua bisa di jelaskan di kantor"
"pak tunggu! jangan bawa saya! sayaga tau apa-apa pak!
Yoga sangat ketakutan karena polisi membawa dia dengan paksa untuk di introgasi, namun sayang nya polisi tak bisa menemukan pelaku lain selain Yoga, karena pelaku asli nya telah membuat Yoga seolah-olah menjadi pelaku utama kejahatan termasuk semua bukti yang polisi temukan mengarah ke Yoga hingga membuat nya menjadi tersangka. Setelah di introgasi oleh polisi Yoga tak bisa membuktikan bahwa iya bukanlah pelaku pembunuhan, karena pemilik tempat Yoga pergi membeli minuman berakohol pun di beri uang sogokan oleh Bruno agar memberikan keterangan palsu kepada polisi lantaran ia tak ingin berhubungan dengan polisi dan selalu tergiur oleh uang, tak perduli dari mana asal uang itu.
Akhirnya Yoga pun divonis oleh hakim mendapat hukuman 8 tahun penjara. Bruno yang selalu menghabisi barang bukti agar tak bisa di selidiki oleh siapapun, memiliki rencana membuat Yoga tersiksa di penjara dan membunuh nya.Baru saja mendekam di penjara selama 5 hari Yoga di buat seolah-olah bunuh diri karena depresi, padahal Bruno membayar salah satu sipir penjara agar membunuh bruno dan menggantungkan mayat nya di kamar mandi agar terlihat seperti bunuh diri.
3 bulan setelah kematian Yoga, Alzam satu-satunya putra Yoga kembali ke indonesia. Dia di jemput oleh seorang laki-laki bernama Toni menggunakan mobil mewah di bandara.
"Alzam?"
"siapa?"
"anggap saja aku teman ayah mu, naiklah aku akan mengantar mu"
Tanpa banyak berpikir Alzam menaiki mobil itu, Toni belum menceritakan tentang ayah nya hingga Alzam menanyakan keberadaan ayah nya
"Dimana ayahku?"
"sedang istirahat, kita bisa mampir kesana sebelum pulang"
Alzam menjadi bingung dengan perkataan nya. Walaupun Alzam masih berumur 14 tahun tapi dia sangat cerdas, dan mempunyai tubuh yang berbakat.
Alzam hanya berpikir bahwa ayahnya sesang tak di rumah, namun aneh nya ia tau bahwa ayahnya tak pernah bolos apalagi istirahat di hari kerja karena ayah nya adalah seorang pekerja keras. Mereka pun tiba di suatu tempat yaitu pemakaman.
"Hei kau bilang ingin mapir ke tempat ayahku?"
"tepat sekali, ayo turun, aku akan menunjukan jalannya"
Tak berpikir panjang Alzam sangat yakin jika ayah nya telah mati dan di makamkan di sini. Mereka pun berjalan ke kuburun ayahnya Alzam, dan lagi-lagi alzam bertanya, kali ini dengan nada yang lebih tegas. Toni yang mendengar pertanyaan Alzam tidak berbicara apa pun hanya berhenti berjalan seketika.
"jika kau ingin mepermainkan ku setidak nya beritau aku apa tujuan mu membawa ku kesini?!
Toni mengarahkan kepalanya sambil melihat ke salah satu kuburan di sebelah nya dan bermaksud menunjukan kepada Alzam bahwa itu adalah kuburan ayah nya. Alzam melangkah perlahan ke kuburan itu lalu melihat batu nisan itu, tertulis Yoga Purnomo. Alzam terdiam dan terkejut setelah mengetahui ayahnya telah meninngal. Lalu perlahan air mata mengalir dari matanya. Alzam menurunkan lututnya dan memegang batu nisan itu. Toni hanya diam dan sedikit menjauh untuk memberikan waktu kepada Alzam untuk berduka.
Setelah dari pemakaman Toni mengantar pulang Alzam, saat di perjalanan Alzam bertanya kepada Toni apa yang sebenarnya terjadi, Toni mengatakan jika ayah nya tewas gantung diri setelah 5 hari di penjara. Alzam terkejut dengan apa yang di katakan oleh Toni Setelah mereka sampai di apartemen ayahnya, Toni memberikan kunci apartemen ayah nya sewaktu masih hidup, ia sengaja menyimpan kunci apartemen Yoga untuk di berikan kepada Alzam saat dia kembali ke indonesia.
"istirahat lah, ini uang di bank yang di tinggal kan ayah mu, dan jika kau ingin mengetahui lebih dalam tentang kematian ayah mu, hubungi saja aku, aku pasti akan datang"
Toni memberikan nomor telepon nya di sebuah kertas kepada Alzam. Lalu Toni pun pergi dan Alzam berjalan masuk ke dalam apartemen ayah nya. Saat masuk ke dalam keadaan di dalam apartmen masih tetap sama saat terakhir kali ayahnya pergi di bawa oleh petugas kepolisian, botol minuman keras, piring berminyak yang masih ada dia atas meja, jas ayah nya yang tergeletak di lantai, semua belum tersentuh selama 3 bulan lalu. Lalu Alzam membersihkan sampah di apartemen nya dan beristirahat di kamar ayahnya. Alzam teringat terakhir kali ia bertemu ayah nya bertahun-tahun yang lalu sebelum mendapat beasiswa. Saat itu ayah yang dia kenal adalah ayah sangat menyayanginya dan orang yang sangat baik, tidak mungkin melakukan tindakan kriminal. Sambil mengingat kenangan bersama ayahnya Ia berbaring di kasur, tak lama lemudian ia pun tertidur.
Keesokan pagi nya ia terbangun mencuci mukanya, tanpa berpikir panjang ia langsung menghubungi Toni
"Aku ingin mengetahui semuanya"
"baik, aku sudah membawa makanan"
lalu mendengar suara ketukan pintu saat membuka pintu itu adalah Toni yang akan memberitahu segala tentang ayah nya hingga berakhir di penjara. Toni sengaja menunggu di depan apartemen karena sudah tau kalau Alzam pasti menghubunginya. lalu mereka memakan makanan yang yelah di bawa Toni saat selesai makan mereka Alzam pun bertanya kembali
"jadi apa yang akan kau jelaskan kepadaku?"
"Tenang, lebih baik sekarang kau bersiap-siap aku akan menceritkaan di perjalan"
Alzam pun bersiap-siap, mandi dan mengganti baju. Setelah ituereka pun pergi dari apartemen dan pergi menuju sebuah gedung. Dalam perjalan Toni menjelaskan secara garis besar bahwa ayah nya telah melakukan pembunuhan dan juga memberitau kalau Toni sangat yakin kalau ayah mu hanyalah sebuah alat yang di jadikan tumbal dari sebuah kejahatan yang tidak pernah di lakukannya. Toni juga memberi tau bahwa tempat yang mereka tuju adalah pewaris perusahaan besar ternama yaitu Ener.ereka pun tiba di gedung perusahaan Ener, Alzam hanya melihat gedung tersebut dan para pegawai yang bekerja di sana. Toni langsung membawa Alzam ke ruangan Arya.
"Bos aku sudah membawanya"
Alzam pun melihat seseorang berdiri di depan kaca lalu memutar balik badannya. Lalu arya berjalan ke arah Alzam dengan perlahan sambil tersenyum.