Chereads / Dinamis / Chapter 8 - Bab 8

Chapter 8 - Bab 8

Dalam perusahaan Dinamis, Tina sebagai asisten Bruno melakukan semua kegiatan yang ada di perusahaan Dinamis untuk sementara waktu. Namun Tina tidak begitu percaya terhadap David. David memang ingin mengawasi Arya tapi Dia memiliki tujuan pribadi, yaitu ingin mengajak kerjasama dengan Arya. David ingin membuat Arya ada di dalam genggamannya. Karena itulah David menyuruh Leo dan Ubel untuk mengawasi Arya dan Toni. Tina adalah orang yang sangat licik namun ia selalu mengikuti Bruno, karena itu dia melaporkan kepada Bruno apa yang dilakukan oleh David tanpa sepengetahuan David. Begitu pula dengan David dia tidak pernah mempercayai Tina sepenuhnya. David secara diam-diam juga menyuruh seseorang untuk mengawasi Tina, karena Tina selalu berhati-hati jadi David tidak mendapatkan informasi sepenuhnya tentang Tina. Di luar perusahaan Dinamis David Memiliki anak buah yang belum di ketahui oleh orang-orang di perusahaan Dinamis. seseorang yang disebut sebagai pembersih. Orang itu bernama Beni namun ia biasa di panggil dengan sebutan Gon. Dia memiliki bakat sebagai petarung yang cukup kuat namun David sengaja menyembunyikannya agar Bruno tak menjadikan bawahannya. David tidak memiliki niat untuk membunuh Bruno, namun ia selalu ingin mengambil ahli Dinamis. Bruno tau akan hal itu tetapi ia tetap mempercayai David sebagai tangan kanannya. Perebutan posisi itu diketahui oleh Arya dan Alzam. Mereka memanfaatkan hal itu untuk menghancurkan mereka sekaligus mengambil ahli Dinamis. Karena itulah Bruno pergi ke Jepang untuk mencari Mort.

Alzam dan Fiza telah sampai pada tujuan mereka, Toko pakaian. Alzam ingin membeli beberapa jas, karena ia selalu bekerja memakai jas. Fiza yang awalnya berpikir akan menuju sebuah tempat wisata atau taman untuk menikmati pemandangan seketika hilang dan menghela nafas.

"Ini tempatnya, bagus bukan"

"Aku rasa ini tempat yang bagus untuk pria"

"Ya ini tempat yang di rekomendasikan Arya"

"Aku rasa ini akan memakan waktu yang lama"

Fiza menjawab menghela nafasnya. Ternyata ia pergi ke sana hanya untuk menilai pakaian yang akan di gunakan Alzam. Setelah masuk kedalam toko Alzam meminta kepada pelayan toko untuk memilihkan jas yang tepat untuknya. Pelayan toko itu ternyata merupakan pemilik toko itu, lalu ia melihat ke arah Alzam. Mulai dari ujung kaki hingga ujung kepala Alzam. Dia melihat Alzam memiliki tubuh yang bagus dan wajah yang tampan, sangat cocok untuk menjadi model pakaian di tokonya. Pemilik toko itu akan melayani Alzam selama dia di sana asalakan Alzam mau di Foto dengan jas pilihannya sebagai model untuk tokonya. Alzam tersenyum dan menyetujuinya. Fiza yang mendengar hal itu hanya diam, dan tidak memiliki ekspresi wajah. Lalu ia duduk di Sofa lalu sekali lagi menghela nafas.

lalu Alzam mendapat panggilan masuk di handphonenya dan ternyata itu adalah Jodi ia menyuruh nya untuk datang besok malam ke arena lantai bawah itu. Alzam menjawab bahwa besok ia akan datang. Alzam memutuskan panggilannya. Fiza bertanya pada Alzam

"Apa ada masalah?"

"Tidak ada, aku hanya harus olahraga"

"Sepertinya jadwal mu tak pernah kosong ya"

"Itu pertanyaan atau..."

"Itu Lelucon"

Alzam tersenyum mendengar jawaban Fiza. Alzam melanjutkan kegiatannya untuk memilih jas yang akan ia gunakan. Setelah dari kantor Arya dan Toni pergi mencari makan ia pergi ke sebuah tempat makan yang biasa di kunjunginya. Lalu dengan sengaja mereka mencari meja yang terletak di sudut. karena mereka telah sering berkunjung ke sana, pemilik rumah makan pun mengenal baik mereka. Bahkan pemilik Rumah makan itu juga sangat mempercayai Arya dan Toni. Mereka pun meminta izin kepada bos rumah makan itu untuk melihat CCTV di bagian luar. Merwka berdua ingin melihat wajah seperti apa yang berani mengikuti mereka. Bos pemilik rumah makan itu tanpa ragu memberikan sebuah Laptop untuk melihat kamera CCTV bagian luar rumah makan itu. Setelah melihat rekaman CCTV Arya dan Toni membuat rencana kecil untuk mengerjai mereka agar mereka beeheni mengikuti.

"keliatannya mereka benar-benar akan mengikuti kita termasuk buang air"

"Bos aku punya ide"

"Ide?"

"Ya, cukup untuk membuat mereka pulang hari ini"

Toni membisikan sesuatu kepada Arya. Lalu Arya tersenyum dan menyetujui ide dari Toni. Lalu Arya pun sengaja keluar dari rumah makan itu dan berlari ke arah belakang. Dia berjalan ke arah jalan yang tidak dapat du lalui mobil, sehingga membuat orang yang mengikutinya harus keluar dari mobil. Arya sengaja berjalan ke arah belakang karena di sana asalah tempat menumpuknya sampah. Saat orang tersebut mengikuti Arya, Toni telah menyiapkan tumpukan sampah untuk di lemparkan kepada para orang yang mengawasi mereka. di bantu oleh anak buah dari bos pemilik rumah makan. Mereka berpura-pura tidak melihat ada orang di sana, lalu mereka melempar sampah makanan bekas dari rumah makan ke arah orang-orang dari dinamis. Lalu anak buah dari bos rumah makan itu pun berpura-pura terkejut karena ada orang lain di sana. Awal nya Orang-orang dari Dinamis ingin marah tetapi malah tidak jadi. Karena mereka takut, jika Arya dan Toni mengetahui kalau mereka sedang di awasi, mereka pun langsung pulang untuk membersihkan diri. Padahal Arya dan Toni sudah mengetahui sejak awal jika mereka berdua telah di awasi. Lalu Arya kembali duduk di dalam rumah makan. Toni pun datang membawa minuman. Mereka berdua pun tersenyum.

"Ternyata cara seperti ini bisa membuat mereka pulang"

"Tentu saja bos, kalau hanya untukk membuat mereka pulang itu bukan lah hal sulit hehe"

Alzam yang telah selesai memilih baju berjalan keluar dari toko, di ikuti dengan Fiza di belakang nya. Namun Fiza keluar dari toko sambil menguap karena lama menunggu dan hanya duduk sambil mengangkat jari jempol dan berkata bagus kepada Alzam yang sedang mencoba pakaian nya.

"Alzam ayo kita pulang"

"Ayo aku juga tidak ingin berlama-lama, kalau tidak aku bisa mencoba seluruh pakaian di toko ini.

"Benar, tapi aku belum makan nasi hari ini, gimana kalau makan dulu sebelum pulang?"(dengan raut wajah keaparan)

"Baik, aku juga sudah lapar, semua ini membuat ku lelah hehe"(tersenyum dengan puas)

Mereka berdua mampir ke sebuah cafe sebelum kembali. Sesampainya di sana Alzam dan Fiza memesan makanan setelah itu Fiza menanyakan tentang Alzam. Fiza bertanya bagaimana ia bisa mengenal Arya namun Alzam hanya mengatakan karena Dinamis. Alzam tidak memberitau perihal Ayah nya yang tewas di bunuh. Walaupun Alzam tidak mengatakannya ia yakin bahwa suatu hari nanti Fiza akan mengetahuinya. Tidak lama setelah itu Alzam melihat David yang berjalan dari arah toilet menuju kasir. David berjalan melewati meja Alzam dan Fiza. Alzam hanya merasa jika David memiliki aura seorang pembunuh layaknya orang-orang yang ia habisi saat masih di Rusia. Namun Alzam tak merasa takut sedikit pun. Ia malah khawatir akan Fiza.

Jika David mengetahui Fiza adalah sekertaris Arya, ada kemungkinan Fiza akan di awasi juga atau bahkan akan di culik untuk mendapatkan informasi tentang Arya. Untunglah David belum mengetahui kalau Fiza adalah sekertaris Arya. Setelah itu Dari kasir David langsung pergi dari cafe itu. Alzam menghela nafas, lalu Fiza bertanya kenapa Alzam menghela nafas lagi-lagi Alzam tak memberitau Fiza kalau tadi ada David si tangan kanan Burno. Alzam menjawab jika ia baru merasa lelah menjadi model jas di toko tadi. Fiza tak banyak berkata hanya tersenyum melihat Alzam mengeluh. Setelah dari Cafe David kembali rumahnya. Di jalan Dia memikirkan bagaimana cara mengetahui apa yang Arya rencanakan. David sangat yakin jika Arya dan Toni menyembunyikan sesuatu. Dia ingin mengetahuinya sebelum Bruno kembali ke jakarta sehingga ia bisa menyusun rencana untuk menjebak Mort dan menghabisinya. Karena David tidak ingin jika Mort menjadi pewaris Perusahaan Dinamis. Selesai dari cafe Alzam mengantar Fiza pulang ke rumahnya. Lalu Alzam langsung kembali ke apartemennya. Sesampainya di Apartemen Alzam meletakan tas yg selalu ia bawa bersamanya lalu ingin mengganti pakaiannya tepat setelah membuka kancing atas kemejanya, handphone Alzam beebunyi.

"Malam Pak Joko"

"Maaf mengganggumu tapi kapan berbicara tentang rencana menghadapi Dinamis"

"2 hari lagi aku akan menghubungi mu"

"Baik kalau begitu 2 haru lagi"

Alzam menutup panggilan handphone nya. Alzam melepas dasinya sambil membawa handphonenya dan berjalan menuju kamarnya untuk beristirahat.