Chereads / Dinamis / Chapter 12 - Bab 12

Chapter 12 - Bab 12

Keesokan harinya Alzam terbangun dari tidurnya tanpa adanya bunyi Alarm karena ia tidur terlalu larut malam setelah memakan mie instan dan telor dadar goreng semalam. Lalu ia membuka gorden jendelanya, yang tadinya kamarnya gelap menjadi terang di sinari oleh matahari pagi. Alzam pun bersiap-siap untuk pergi menuju Rumah Fiza. Di sisi lain Bruno yang juga akan kembali ke jakarta beberapa hari lagi bersama dengan calon pewaris Dinamis yaitu Mort. Namun sebelum itu Bruno ingin mencoba pemandian umum air panas di jepang karena Bruno mendengar ada satu tempat yang sering di datangi oleh para anggota yakuza yang cukup kuat terlebih lagi geng itu adalah geng yang cukup terkenal. Oleh sebab itu Bruno sangat penasaran dan ingin melihat sekuat apa kelompok yakuza itu dan bahkan jika benar yang dikatan oleh orang-orang Bruno berniat mengunjungi bos nya karena Bruno berniat mencari 1 orang yang layak dan bisa di bawa pulang ke Jakarta sebagai pengawal barunya. Mort yang sedang membereskan urusannya sebelum ia pergi dari jepang menghubungi Bruno.

"Dimana kau sekarang?"

"Tidak kah kau ingin mengucapkan selamat pagi?"

"Apa kau serius?"

"Aku hanya bercanda haha... ada apa pagi-pagi menelpon?"

"Aku hanya memberi tau orang yang akan mengantarmu sudah tiba di bawah"

"Aku kira kau yang mengantarku?"

"Ada yang harus aku urus terlebih dulu sebelum kembali ke jakarta dan juga ingatlah untuk tidak mencari masalah di sini"

"Yaya aku hanya ingin berendam air panas dan juga mungkin akan menemukan teman baru"

"Hei aku sudah membeitaumu kalau di sini..."

Tiba-tiba sambungan handphone nya terputus karena Bruno langsung memutuskan panggilannya. Mort yang merasa sedikit kesal karena Bruno memutuskan panggilan di handphone nya secara tiba-tiba. Bruno tidak menghiraukan perkataan Mort karena Bruno memang berniat mencari masalah agar bisa menarik perhatian Bos dari geng yakuza itu. Bruno sangat mengetahuinya jika ia pergi langsung menemui Bos dari geng itu pasti akan langsung di usir dan bahkan bukannya malah mendapat keuntungan tapi bisa jadi menambah musuh baru. Setelah menutup handphone nya Bruno pun keluar dari penginapannya menemui supir yang akan mengantarnya yaitu

"Pak Bruno?"

"Hm...? Kau siapa?"

"Perkenalkan nama saya Lin Koujo, anda bisa memanggil saya Lin, saya yang akan menjadi supir anda hari ini"

"Wah aku tidak mengiranya ternyata orang sepertimu bisa berbahasa Indonesia dengan lancar, bahkan aksen nya tidak keliatan seperti orang jepang"

"Terimakasih pak, tapi sebenarnya ibu saya adalah orang indonesia jadi dari kecil saya belajar bahasa jepang sekaligus bahasa indonesia"

"Pantas saja kau bisa bahasa indonesia dengan lancar, jadi aku juga tidak perlu repot-repot berbicara bahasa lain haha..."

Setelah bertemu mereka pun pergi menuju tempat pemandian air panas itu. Di perjalanan menuju kesana Bruno banyak bertanya kepada Lin salah satunya adalah alasan bagaimana Lin bisa ada di geng yakuza. Lin pun bercerita jika ia bertemu dengan Mort beberapa tahun yang lau di saat mereka sedang menjelankan tugas dari bos nya. Namun seharus nya Lin menghabisi Mort waktu itu, begitu juga dengan Mort yang harusnya menghabisi Lin. Namun Mort malah tidak melawannya karena Mort tau ia juga berasal begitu juga dengan Lin jadi mereka saling membohongi bos mereka. Untuk saat ini geng yang di tempati oleh Lin telah hancur dan di kalahkan oleh geng lain jadi ia sering mendapat pekerjaan bayaran dari Mort untuk mengantar tamu sekaligus menghabis orang yang ingin mencari masalah. Namun Lin belum memberitau kepada Bruno jika ia sangat jago dalam berkelahi.

Di jakarta, Alzam baru saja tiba di rumah Fiza. Alzam pun mengetok pintu rumahnya namun tidak ada respon apapun seperti rumah itu kosong. Alzam pun mengeluh karena terlalu lama membuka pintu dan dia pun mengira rumah itu kosong. Lalu ia bersandar di pintu sambil menghubungi Fiza. Saat sedang menghubungi Fiza tiba-tiba pintu terbuka dan Alzam pun terjatuh. Ternyata Fiza ada di dalam hanya saja terlambat membuka pintu dan Fiza tak mengetahui kalau Alzam sedang bersender di pintu rumahnya.

"Kamu ngapain tiduran di sana?"

"Apa aku terlihat seperti sedang tiduran?"

"Tidak sama sekali, lebih seperti kayak menangkap kecoa"

"Kecoa ya?"

"Iya tau kecoa kan"

"Tau tau kok... tapi kayak nya rumah kamu perlu di bersihkan, banyak kecoa soalnya"

"Ayo masuk jangan tidur di lantai"

Alzam pun sedikit jengkel karena Fiza tidak membantunya berdiri padahal Alzam sudah mengangkat tangannya dan berharap di bantu berdiri tapi Fiza malah cuek dan hanya menyuruhnya masuk.

Saat Alzam di sana Fiza langsung memberikan dokumen yang di titipkan oleh nya dari Arya. Saat Alzam mengambilnya ia bertanya dokumen apa yang Adya berikan padanya. Fiza mengatakan jika itu adalah tentang kasus bertahun-tahun yang lalu. Kasus itu berhubungan dengan ayah nya dulu. Saat Alzam membukanya ternyata itu adalah bukti jika ayahnya tak bersalah dan ada beberapa orang yang di bayar agar berbohong untuk memberikan keterangan palsu. Sebelum menghabisi Bruno, Alzam berniat untuk membersihkan nama ayahnya terlebih dahulu. Walaupun ayahnya sudah tiada tapi dia tidak ingin kesalahan orang lain harus di tanggung oleh ayahnya bahkan setelah kematiannya.

Setelah membaca dokumen itu tiba-tiba saja Alzam ingin pergi dari rumah Fiza. Fiza sedikit bingung dengan Alzam yang mendadak ingin pergi. Karena tidak seperti biasanya Alzam seperti itu. Karena Fiza penasaran iya pun mengikuti Alzam diam-diam menggunakan taksi. Tidak lama setelah itu Alzam tiba di tempat tujuannya. Sebuah rumah yang tak begitu besar di situlah tempat yang di datangi Alzam namun sayang nya rumah itu kosong. Fiza yang penasaran ingin mengetahui rumah siapa yang di datanginya. Kebetulan ada seorang warga yang juga tinggal di sana berjalan ke arah Fiza.

"Permisi bu maaf mengganggu saya mau tanya itu rumah siapa ya?"

"Ooh itu... itu rumah pak Doni"

"Pak Doni masih tinggal di rumah itu?"

"Masih kok mbak, mbak siapanya ya?"

"Saya kebetulan mencari pak Doni teman sekolah nya dulu"

"Ooh saya pikir keluarganya, kalau keluarganya saya mau ngomong buat kasih tau sama pak Doni jangan suka berisik tengah malam soalnya menganggu tetangga yang mau tidur"

"Iya bu nanti juga saya coba kasih tau, makasih bu"

"Iya sama-sama"

Fiza pun ingat jika di dalam dokumen itu terdapat sebuah data seorang laki-laki. Orang itu bernama Doni, dia adalah orang yang di bayar oleh Bruno untuk berbohong dan memberikan keterangan palsu. Fiza pun mengetahui nya jika Alzam pergi untuk mencari Doni. Fiza lalu pergi dari tempat itu dan kembali ke rumahnya.

Sedangkan Alzam tidak merasa senang karena belum bertemu dengan Doni. Namun ia tetap pergi dari sana dan sambil melihat sekeliling nya. Nampaknya itu tempat itu cukup sepi kemungkinan memiliki kesibukan masing-masing termasuk Doni. Dia sedang melakukan pekerjaan nya namun itu adalah pekerjaan kotor yaitu memungut biaya pajak kepada pedagang-pedagang kecil dengan paksa di sebuah pasar. Ternyata Alzam tidak kembali ke apartemenya melainkan pergi ke pasar mencari Doni dan mengawasi nya seharian. Alzam melihat semua kejahatan yang di lakukan oleh Doni termasuk memukuli orang lain dengan teman-temannya dan mengambil uang di dompet orang itu. Doni selalu melakukan hal yang sama setiap hari memaksa dan membuat warga sekitar menjadi terganggu dengan sikapnya itu.