Chereads / Dinamis / Chapter 15 - Bab 15

Chapter 15 - Bab 15

Arya sedang duduk di ruangannya sambil meminum kopi sambil memikirakan si pewaris Dinamis Mort. Dia masih memngingat momen saat bertemu dengan Mort di bandara.

"Jadi kau adalah Arya, Bruno sempat bercerita sedikit tentang dirimu sebelumnya"

"Oh ya... wah kalau begitu aku merasa senang bisa bertemu dengan pewaris Dinamis"

"Tidak perlu sesenang itu, karena aku juga tidak tau apakah kedepannya kita masih bisa berbisnis atau tidak"

mendengar ucapan itu membuat Arya yakin jika ia mempunyai sifat yang sama dengan Bruno yaitu akan melakukan apa saja untuk tujuannya termasuk membubuh rekannya sendiri.

"Mort jangan bicara seperti itu, saat ini Arya adalah rekan bisnis kita yang terbesar bersikap lah yang lebih baik, Arya kau jangan masukan ke hati ya dia ini hanya belum mengenal kau saja. Aku yakin jika kalian sudah kenal lebih dekat kalian akan jadi rekan yang hebat namun jika itu tidak terjadi mungkin juga bisa terjadi sebaliknya hahaha"

"Tak apa aku tau Mort pasti akan jadi pemimpin Dinamis sebaik dirimu hha..."

"Benar-benar... benar sekali haha, kalau begitu kami duluan ya... sampai bertemu di pertemuan kita selanjutnya"

Arya yang mengingat percakapan itu berpikir untuk menghadapi Mort, agar Alzam bisa fokus menghadapi Bruno. Toni pun datang menepuk pundak Arya. Arya terkejut kenapa ia tak mengetuk atau memanggilnya saat masuk. Lalu Toni menjelaskan jika ia telah mengetuk pintu dan memanggik Arya. Namun Arya tidak merespon panggilan itu dan hanya duduk diam sambil memegang cangkir kopi. Toni pun bertanya kepada Arya apa yang mengganggu pikirannya hingga ia tak mengetahui jika Toni telah di ruangannya. Arya pun mengatkan hal yang terjadi di bandara kemaren. Toni sangat mengerti dengan hal itu. Lalu Arya menyuruh Toni menghubungi Alzam untuk datang ke perusahaan Ener, karena sudah tiba waktu nya untuk menyerang dan mengakhiri semua sandiwara nya selama ini. Beberapa waktu kemudian Alzam tiba di perusahaan Ener. Mereka pun berbicara serius tanpa tertawa sedikit pun begitu pula dengan Fiza yang juga ikut berkumpul.

Arya menugaskan untuk membereskan Tina di apartemennya agar Tina tidak mengganggu Alzam untuk menghabisi Bruno di perusahaan Dinamis. Joko yang telah mengawasi pergerkan beberapa orang Dinamis juga berhasil meratas sistem keamanan Dinamis, ia pun memberi pesan personal terhadap seluruh pegawai Dinamis untuk mendapatkan libur panjang di minggu ini. Arya ingin perusahaan dinamis hanya ada orang-orang inti dari Dinamis. Hari pun berganti, cuaca di pagi hari yang mendung seakan-akan langit memberitau jika akan terjadi hal yang besar, Fiza mengunjungi apartemen Tina. Tina pun dengan santainya membuka pintu. mereka pun mengobrol layaknya seorang partner di depan pintu. Namun di tengah-tengah percakapan Tina sadar jika Fiza datang ke sana bukanlah sebagai teman atau pun partner tapi sebagai musuh. Tina pun mempersilakan Fiza masuk duduk lalu Tina mengambil sebuah pistol yang di simpannya. Lalu Tina menodongkan pisto kepada Fiza. Dengan sigapnya Fiza juga mengeluarkan sebuah pisau yang di khususkan untuk membunuh orang-orang seperti Tina dan mengarahkan pisau ke leher Tina. mereka pun saling tersenyum karena telah lama tidak beraksi. Terjadilah perkelahian hebat hingga pistol terlempar ke sisi lain. Begitu juga dengan pisau yang di bawa Fiza. Mereka berkelahi dengan tangan kosong, kemampuan beladiri mereka tidak begitu hebat bisa di bilang mereka seimbang.

Joko yang sedang duduk di sofa lantai satu perusahaan Dinamis melihat seluruh CCTV Dinamis, hanya ada orang-orang inti di perusahaan Dinamis sekarang. Penjaga keaamanan Dinamis pun telah pingsan dikalahkan Joko. Ubel yang sering datang terlambat melihat tidak ada satupun penjaga yang berjaga bahkan kantor terlihat sangat sepi. Ubel pun menyuruh semua pengawalnya untuk pergi melihat keadaan sekitar. Lalu Ubel Masuk ke dalam perusahaan. Saat masuk ia melihat beberapa pegawai yang pingsan dan di dekatnya ada Joko yang sedang duduk memntau seluruh CCTV. Tanpa pikir panjang Ubel menghampirinya dan perkelahian pun juga terjadi. Namun kemampuan Joko tak sebagus Ubel. Walaupun Ubel sedikit ceroboh tapi beladirinya tidak bisa di remehkan. Karena perkelahian tak seimbang Joko pun terjatuh karena mulai terlihat kalah dan telah mengeluarkan darah dari bahunya hingga menetes melalu jarinya.

"Wahwah aku kira tikus sudah berubah menjadi harimau ternyata hanya menjadi seekor kucing yang berlumuran darah haha"

"uh.. ternyata kau tidak kuat seperti yang aku kira haha"

"Apa kau bilang? kau ingin mati? baik akan kukabulkan keinginan mu"

Di saat Ubel akan menghabisi Joko munculah seorang petarung yang menghalangi tendangan Ubel.

Ubel pun terkejut ada orang yang bisa menangkis tendangan nya. Ternyata orang itu adalah Luka orang kepercayaan Alzam yang akan selalu datang jika Alzam membutuhkannya.

"Brengsek siapa kau? berani-berani nya menghalangiku"

"kau tak apa Pak Joko"

"Uh aku tidak apa-apa"

"Kau bisa lanjutkan tugas mu, orang ini biar aku yang mengurusnya"

Melihat percakapannya mereka Ubel merasa kesal dan di remehkan, karena Luka tidak menjawab pertanyaan Ubel

"Hei brengsek... kau sudah ikut campur urusanku"

"Urusan mu? sejak kapan kita sepakat kalau ini adalah urusan mu huh"

"Baik rupanya kau juga ingin tewas, akan aku bunuh kalain berdua"

mereka pun saling menyerang dengan keahlian masing-masing, Ubel dengan gaya petarung jalanan, sedangkan Luka dengan beladiri yang ia pelajari bertahun-tahun pada saat di rusia.

Jono yang berada di parkiran berjaga-jaga untuk memntau situasi akhirnya mendapatkan lawan yaitu beberapa pengawal Ubel. Jono sangat senang karena ia merasa bosan hanya duduk mengawasi keaadaan parkiran. Lima orang sekaligus datang untuk melawan Jono. Tanpa rasa khawatir mereka dengan sombongnya melihat Jono sendirian berpikir pasti bisa dengan mudah menghabisinya. Namun sayang nya hal itu hanya sbatas pikiran mereka saja. Tak lama setelah itu Alex dan Jodi datang ke arah Luka dan Ubel. Ubel yang melihat Jodi pun tertawa lepas. Dia berpikir kalau mereka menerima tawaran Ubel waktu itu untuk ikut membantunya mengambil ahli Dinamis.

"Kalian baru datang, kenapa lama sekali?"

"Kami tadi sedang mempersiapkan segalanya"

"Kalau begitu cepat bereskan pria pencuri data itu(Joko)"

Alex pun bergerak maju ke depan, bukannya malah menyerang Joko ia malah melakukan pukulan telak kepada Ubel. Dengan cepat Ubel menangkis pukulan dari Alex. Alex terkejut karena Ubel bisa menangkis serangan kejutan nya. Ubel malah menyerang balik Alex hingga Alex termundur.

"Jadi rupanya kalian juga ingin menyingkirkan ku ya bajingan kecil"

"Jika kau pintar kau pasti sudah mengetahuinya, jawaban ku sudah jelas, Aku tidak akan pernah membantumu!"

"Haha aku memberikan kesempatan kepada orang bodoh rupanya, tapi sayang sekali kau membuat keputusan yang salah"

Jodi pun menyerang Ubel, tapi pukulan Jodi di tangkis oleh seseorang. Muncul lah sosok misterius yang cukup kuat bahkan bisa di bilang sama kuatnya dengan Ubel. Beni atau di kenal dengan julukan Gon. Dia adalah tangan kanan David. Dia selalu menjalankan tugasnya dengan baik namun jarang menunjukan dirinya. Gon selalu membereskan orang-orang yang tidak ingin berja sama dengan Dinamis. Namun Gon jarang menunjukan dirinya karena ia sangat jarang bahkan hampir tidak pernah datang ke perusahaan Dinamis. Bruno yang tau hal itu malah sangat menyukai Gon yang dapat membereskan setiap tugasnya, namun bagi Bruno Gon bukanlah orang yang tepat untuk menjadi penerus bahkan untuk menjadi pengawalnya.