Chereads / Dinamis / Chapter 17 - Bab 17

Chapter 17 - Bab 17

"Selamat datang di Perusahan Dinamis, Spertinya kita belum berkenalan ya"

"haruskah aku lakukan itu? berkenalan dengan orang sepertimu?"

"Haha... kau mempunyai sifat sama sepertiku hanya saja kau salah memilih teman, Seharusnya kau berteman dengan ku bukan dengan Arya"

"Benarkah?"

"Tentu saja, aku juga tidak lerlu repot-repot pergi ke jepang mencari pewaris, karena selama ini dia ada di sini hanya saja aku tidak melihatnya"

"Tawaran mu cukup menarik, tapi sayang sekali aku kesini bukan untuk berteman melainkan mengubur tubuh mu agar orang-orang yang tak bersalah bisa tenang di sana"

"Hahaha... menarik sangat menarik, huh sepertinya kau juga tidak suka berlama-lama menunggu ya"

Bruno menggulung lengan kemeja nya lalu melepaskan kaca mata bacanya. Lalu dengan cepatnya ia mengambil sebuah Pisau di bawah meja nya dan melemparkan ke arah Alzam. Karena Alzam juga memiliki gerakan yang cepat ia berhasil menghindari pisau itu. Saat Alzam melihat kembali ke arah Bruno ia telah menghilang dan menyerang Alzam dari belakang. Alzam yang menyadari pergerakan Bruno menangkis pukulan Bruno dan termundur.

"Kau cukup cepat juga ya anak muda, siapa nama mu kenapa kau ingin membunuhku"

"Belasan tahun yg lalu seseorang bernama Yoga bekerja di sini bukannya menjaga pegawai mu tapi kau malah membuatnya menjadi tumbal atas perbuatan mu"

"Ya aku ingat sekarang dia sudah mati di penjara bukan, lalu apa hubungan mu dengannya?"

"Aku adalah anaknya yang akan membuatmu membayar perbuatanmu!"

Alzam langsung menyerang Bruno menggunakan pisau lhusu yang ia bawa. Begitu pula dengan Bruno yang memiliki pisau khusus yang selalu ia bawa kemana pun ia pergi jika berada di jakarta. Di liar ruangan Mort yang sedang melawan Arya terlihat mulai kewalahan ia tak menyangka jika Arya sehebat ini bahkan Mort hampir terkena pukulan fatal di tubuhnya. Namun Mort sangat senang jika ia bertemu dengan lawan yang kuat. Arya yang terus mendesak Mort juga mulai sedikit lelah lantaran mereka juga sama-sama terluka. Arya dengan sigapnya melihat peluang untuk mengalahkan Mort melakukan gerakan yang cepat hingga Mort terkejut dengan gerakannya. Ketika Arya akan memukul nya Lin pengawal baru Bruno menghalanginya dan menendang Arya hingga termundur dan terjatuh. Lin memang tidak sekuat Mort namun jika mereka berdua menyerang, Arya pasti akan kalah. Arya pun berdiri dan bersiap kembali menyerang. Lalu Lin dan Mort menyerang bersamaan. Arya yang cukup kuat untuk menghindar dan menangkis serangan mereka tidak berlangsung lama Arya pun terkena pukulan dan tendangan dari mereka berdua hingga terjatuh. Arya kembali bangkit dan duduk di lantai.

Disaat Arya sedang menahan sakit, tak di sangka Leo datang berjalan ke arah Arya. Mort yang berpikir itu adalah bawahan Bruno pasti akan menghabisi Arya. Arya yang terlihat tak memiliki solusi jika ia melawan tiga orang sekaligus terkejut. Leo tidak menyerang nya melainkan menjulurkan tangannya untuk membantu Arya berdiri. Mort kesal dan jengkel ternyata ada penghianat di perushaan Dinamis. Sebelumnya Leo telah berhasil menemukan siapa yang membunuh Doni atau pun Gilbert tapi dia tidak pernah melaporkan nya kepada David atau pun Bruno. Dia sengaja melakukan itu karena ia tahu Arya dan Alzam memilki sebuah rencana namun bukan untuk melukai orang melainkan menyelesaikan ini semua.

"Kenapa kau membantuku?"

"Karena jalan yang sedang kau lalui adalah jalan yang aku cari-cari selama ini"

"maksudmu kau ingin bebas"

"sedikit mirip tapi aku suka keteangan tanpa harus menyiksa dan melukai orang lain.

"Sekarang aku yakin tempat yang kau tuju itu memiliki rute yang sama dengan ku"

Mereka pun memulai pertarungan kembali Arya kembali menghadapi Mort sedangkan Leo berusaha menghabisi Lin. Di tempat lain yaitu Apartemen Tina, Fina terduduk di lantai kelelahan dan terdapat luka di kepalanya. Sedangkan Tina tewas tertembak pistol miliknya sendiri, namun Fina yang berhasil mengambil pistol itu saat terjatuh di lantai. Fina pun menelpon tim pembersih untuk membersihkan segalanya di apartemen Tina. Setelah menelpon ia pergi dari sana dan pergi menuju perushaan Dinamis untuk melihat situasi disana dengan kata lain mengkhawatirkan Alzam.

Dilantai dasar perusahaan Dinamis, Ubel telah tegeletak di lantai pingsan di kalahkan Luka yang hanya mendapatkan sedikit luka di bagian kepala. Begitu pula dengan Alex yang terbaring di lantai namun tidak dengan Jodi dan Gon. mereka masih melanjutkan pertandingan yang telah terlihat hasilnya. Jodi dan Gon telah bercucuran darah di bagian kepala, akhirnya mereka meluncurkan pukulan terkuat dan terakhir mereka. Gon terjatuh terkena pukulan Jodi begitu pula dengan Jodi yang terjatuh. Jodi yang berpikir sudah tak punya tenaga untuk melawan jadi ia hanya duduk di lantai. Pada saat Jodi melihat ke arah Gon ternyata Gon terkapar di lantai pingsan terkena pukulan dari Jodi. Jodi yang melihat Gon tak bergerak, tersenyum karena ia berhasil mengalahkan Gon. Tapi di samping itu ia juga melihat Alex yang kelelahan terbaring di lantai. dan sedikit merasa bersalah telah mengajak Alex. Namun ia sangat berterimakasih kepada Alex berkat bantuannya ia berhasil mengalahkan Gon jika tidak Jodi juga akan terbaring pingsan. Ditangga Toni dan David masih melanjutkan pertarungannya hingga terjatuh dari tangga. mereka berdua bertarung hingga tak menyadari jika mereka sendiri juga sudah terluka parah. Andi yang telah terluka hanya duduk bersandar tak sanggup berdiri lagi. Pada Akhir nya Toni melontarkan tendangan nya ke arah David hingga kepala David terbentur sebuah besi dengan sangat keras. David pun kembali berdiri namun tak sanggup bicara apapun lagi dan terjatuh pingsan. Andi yang sedang duduk lelah tersenyum dan mengacungkan jempolnya kepada Toni.

Fiza sampai di perusahaan Dinamis bertemu dengan pak Jono yang baru saja selesai melawan lima orang bawahan Ubel. Fiza sedikit terkejut melihat kemampuan pak Jono yang lumayan bisa mengalahkan lima orang sekaligus.

"Pak Jono aku kira anda hanya duduk berjaga"

"Ya itu benar tapi aku selalu membawa masa laluku kemanapun dan ternyata cukup berguna untuk ini"

"Kerja bagus pak!"

Fiza pun terus berjalan ke atas melihat mereka yang di Lobby sedang bersantai karena telah selesai dengan tugas mereka. Lalu Fiza naik ke atas dan melihat David yang tergeletak tewas belumuran darah. Fiza juga melihat Toni yang sedang duduk sambil merokok

"Wah sepertinya ada yang khawatir dengan seseorang"

"Ya benar tapi maaf pria itu bukan kau haha..."

"Ya ya aku tau... Dia ada di ruangan direktur, nanti aku menyusul ke sana, kau duluan saja"

"Okay..."

Saat berjalan menuju ruangan direktur melihat Mort dan lin terikat oleh sebuah tali dalam keaadaan pingsan. Fiza juga melihat Arya dan Leo tergeletak di lantai kelelahan.

"Bos kau baik-baik saja?"

"Ya begitulah"

"Dia bukan kah Leo kau berhadapan dengan tiga orang sekaligus"

"Tidak.. Leo ada di pihak kita, nanti aku jelaskan semuanya, Lebih baik kau cek keadaan Alzam sekarang"

Fiza berjalan ke ruangan direktur lalu membuka pintunya perlahan dan tiba-tiba Bruno menyandra Fiza dengan pisau agar Alzam tak bergerak. Bruno tak menyangka jika Alzam mempunyai kemampuan bertarung yang sangat hebat bahkan bisa melampauinya. jadi dia memutuskan untuk mengancam Fiza dengan Pisau dan meminta Alzam untuk mengambil pisaunya dan menusukan ke bahunya. Alzam yang melihat Fiza bisa mati jika menolak karena Bruno tak pernah segan-segan membunuh siapapun. Ia pun menusukan pisau nya ke bahunya. Bruno pun tertawa melihat itu. Fiza mengambil kesempatan untuk mengambil sebuah benda tajam di sakunya dan menusukan ke paha Bruno. Bruno berteriak kesakitan dan ingin mencabut benda itu di situlah Alzam mengambil kesempatan membunuh Bruno. Alzam mencabut pisau yang berada di bahunya lalu melemparkannya tepat di jantung Bruno. Pisau di tangan Bruno terjatuh ke lantai begitu juga dengannya terjatuh ke lantai hingga tewas.

Fiza langsung menuju Alzam dan panik melihat Alzam terluka. Alzam berushaa menenangkan Fiza dan berkata jika ia tidak apa-apa. Tapi tetap Fiza merasa bersalah karena dirinya Alzam jadi terluka. Pertarungan pun berakhir begitu pula dengan permasalahan di Perusahaa Dinamis pun selesai. Alzam harus di rawat di rumah sakit karena terluka di bagian bahu sedangkan yang lain tidak karena luka mereka tidak harus sampai di rawat di rumah sakit.

Para orang kepercayaan Bruno tewas kecuali Mort, Lin, Ubel dan Gon. Mort dan Lin akan di lepas namun mereka telah teetulis di daftar hitam tidak akan bisa kembali ke jakarta. Sedangkan Ubel dan Gon di kirim ke penjara yang berbeda. Semua pun kembali Normal kecuali Alzam dan Fiza yang telah menjadi pasangan kekasih. Begitu pula dengan perusahaan Dinamis telah beralih kepada Alzam. Dan Leo membantu Alzam untuk mengurus perusahaan Dinamis. Awalnya ia tak mau karena malu karena selama ini dia ada di jalan yang salah namun Arya meyakinkannya jika Alzam akan menerimanya dengan senang hati.

Fiza yang sekarang sibuk membantu Alzam di rumah sakit karena bahu Alzam yg masih terluka.

"Ayolah aku tidak bisa menggerekan bahuku bagaimana aku makan"

"Mau aku suapi?, mau daging sapi, telor, daging ayam?"

"Semuanya saha"

"Hei kau itu tidak boleh rakus"

"Bukankah orang sakit seharusnya dirawat dengan baik? kenapa aku malah di marahi?"

"iya iya maaf, seperti ini makannya"

"yaiya seperti itu hhe"

Di perushaan Ener Arya dan Toni denag duduk di ruangan direktur. Sambil meminum kopi Arya sangat menikmati hari-hari seperti itu yang akhir nya ia rasakan.

"Bos Akhirnya Bos besar bisa beristirahat dengan tenang"

"Sejujur nya Ayahku ingin aku bekerja dengan baik tapi aku terlambat aku tidak sempat menunjukan padanya, jadi sekarang aku akan meneruskan pekerjaan ini dengan cara yang benar"

"Ooh iya Bos, Soal Alzam dia sudah bisa keluar dari rumah sakit dua hari lagi"

"Baguslah kalau begitu hubungi Fiza katakan padanya kita akan buat pesta kecil di rumahnya"

"Bos aku tidak salah dengar, bukannya pesta ini untuk Alzam?"

"Ya benar"

"Lalu kenapa di rumah Fiza?"

"Apa menurut mu Fiza akan melepaskan Alzam begitu saja?"

"Benar juga, Alzam pasti akan sering di nasihati oleh nya haha... , Lalu setelah itu apa Bos?"

"Setelah Alzam benar-benar pulih kita akan mulai di jepang, salah satu perusahaan besar tapi kotor, perusahaan ini pernah bersengkokol dengan Bruno untuk menghancurkan Ener, dan mereka pasti juga telah mendengar kabar tentang direktur baru Dinamis"

"Perusahaan di jepang? maksudmu..."

"Benar, mereka memproduksi mesin seperti Ener, Perusahaan Nobu!"

~Selesai~