Chereads / Dinamis / Chapter 10 - Bab 10

Chapter 10 - Bab 10

Setelah makan selesai mereka bersiap untuk peegi ke perusahaan Ener. Alzam ingin melaporkan soal joko dan soal perbuatannya yang berlebihan hingga membakar gudang penyimpanan milik Dinamis. Karena pembakaran itu bisa membuat Bruno untuk bergerak lebih cepat dan semakin curiga bahwa ada sesuatu yang sengaja di tutup-tutpi oleh Ener. Karena hanya Ener yang bisa dan berani melakukan itu. Di sisi lain David datang ke tempat gudang penyimapanan yang terbakar bersama dengan Ubel dan Leo. Lalu Leo berjalan ke arah belakang gudang tempat Alzam menyiksa pembunuh ayahnya sebelum orang itu tewas. Tak di sangka Leo menemukan selembar uang kertas yang terbakar, namun aneh nya uang tersebut terdapat noda darah. Ia pun meminta bawahannya untuk mengabil uang yang terbakar itu dan memberikannya ke Lab untuk melakukan pemeriksaan terhadap noda darah yang ada di uang kertas yang terbakar itu. Leo ingin mengetahui apakah itu darah salah satu pegawai Dinamis atau ada orang lain yang terlibat dalam hal ini. Namun Leo menyuruh bawahannya untuk tidak memberitau siapa pun termasuk David atau pun Ubel. Karena Leo sendiri tidak begitu mempercayai mereka berdua. Leo tau kalau mereka telah merencanakan sesuatu dan juga bermaksud untuk menyingkirkan Leo.

Alzam dan Fiza pun tiba di perusahsan Ener. Lalu Alzam dan Fiza langsung menuju ruangan Arya. Saat ingin masuk, tiba-Tiba Toni keluar dari ruangan Arya.

"Kau disini rupanya, kau tidak bisa di hubungi"

"Yaa maaf kemaren aku hanya ingin istirahat sebentat, apa Arya sudah datang?"

"Kami sudah menunggumu, ayo masuk"

"hmm"

Lalu mereka pun masuk ke dalam. Saat Fiza ingin masuk ke dalam ruangan, pintu ruangan Arya di tutup oleh Toni.

"ehh.."

"Ouu maaf Fiza kau belum boleh masuk"

"Apa? aku tidak boleh masuk?"

"Maaf Fiza tapi Arya hanya ingin bicara dengan Alzam berdua"

"Kau akan tau semuanya saat waktunya tiba"

"Kalimat mu itu bikin aku jadi penasaran saja"

"Jadi kau sudah mulai penasaran dengan Alzam?"

"Si siapa? Aku?"

"Menurut mu aku sedang bicara dengan siapa? sudah sejauh mana hubungan kalian?"

"Ooh benar tugas ku cukup banyak hari ini, Aku harus cepat menyelesaikannya"

Fiza yang merasa malu dan belum menyadari perasaaannya terhadap Alzam mengalihkan pembicaraan sambil berjalan ke mejanya dan berpura-pura sangat sibuk seolah-olah iya mempunyai tugas yang banyak hari ini. Toni hanya tertawa melihat tingkahnya Fiza yang malu. Di dalam Ruangan Arya sedang duduk di sofa sambil meminum kopi.

"Alzam kau baik-baik saja?"

"Ya aku lebih baik"

"bagus, Kau ingin kopi?"

"Tidak, aku sudah meminumnya tadi pagi"

"Jadi apa kau sudah merasa kenyang?"

"Tidak sama sekali, itu baru satu suapan sendok makan"

"Aku kira tadi kau ingin hidup tenang"

"Maaf soal itu, aku sungguh tak bisa melepaskannya"

"Tidak masalah, karena aku juga melakukan hal yang sama terhadap orang yang membunuh ayahku, hanya saja aku melakukannya beberapa tahun yang lalu."

"Maaf juga karena tidak memberi kabar"

"Sudah ku bilang tidak masalah, Selama itu adalah pilihan mu sendiri"

"Terimakasih sudah mengerti"

"Belum saat nya mengucapkan itu, sekarang beritau aku perkembangannya"

Alzam memberitau semua yang ia lakukan beberapa hari ini, termasuk untuk membawa Joko bertemu dengan Arya dan juga akan kembali ke Lantai bawah. Hari itu Ubel menyuruh bawahannya mencari bawahannya yang hilang tiba-tiba yaitu Z. Ubel tidak tahu jika Z sudah di bereskan oleh Alzam. Lalu Ubel datang langsung mengunjungi Lantai bawah untuk melihat keaadan di sana. Dia tau jika Jodi tidak menyukainya tapi dia sengaja datang kesana untuk melihat pertarungan ilegal hari itu. Di lantai bawah Jodi melihat Ubel datang dengan pengawalnya. Lalu Jodi menghampiri Ubel karena ingin membuatnya merasa kesal dan pergi dari sana.

"Wah wah seorang manager datang ke tempat pertarungan"

"Apa aku tidak boleh datang berkunjung, aku juga ingin bertaruh di sini"

"Tentu saja boleh, silakan manager, akan lebih nyaman menyaksikan pertarungan dari atas"

"boleh juga, ayo kita ke atas"

Jodi ingin mengajak Ubel dengan bertaruh hingga miliaran. Ubel memang sangat pandai untuk mengatur soal uang namun tidak untuk bertaruh. Ubel juga sangat tidak bisa membaca sebuah pertarungan. Jodi memanas-manasi Ubel untuk membeli koin dengan harga miliaran hingga akhirnya ubel membeli coin seharga 5 miliar. Pertandingan pertama pun di mulai. Pada awal pertandingan Ubel meletakan 200 juta pada salah satu petarung. Ubel hanya beruntung, karena petarung itu menang Ubel mendapat keuntungannya. Lalu Jodi mengajak nya untuk bertaruh di 3 miliar untuk pertarungan selanjutnya. Karena Ubel merasa jika ia bisa memilih dengan benar, dengan kepercayaan diri nya ia mengikuti kemauan Jodi. Sayangnya itu hanyalah jebakan yang diberikan oleh Jodi.

Leo yang sedang berada di sebuah taman duduk santai meminum sebotol minuman mendapat panggilan di Hp nya. Tak di sangka itu adalah pemberitahuan dari anak buah nya bahwa hasil dari Lab sudah selesai di periksa. Leo yang di tadinya duduk santai meremukan botol yang ia pegang. Hasil Lab menunjukan itu adalah noda darah dari seseorang bawahan Ubel yaitu Z. Leo yang mendengarnya sangat yakin jika Z telah sengaja di bunuh oleh seseorang. Namun Leo tak tau siapa orang itu. Ia hanya mencurigai jika ada yang telah berkhianat dan orang itu adalah David. Tapi Leo belum mempunyai bukti apa pun yang mengarah ke sana. Leo berpikir jika David telah bergerak untuk mengambil ahli Dinamis. Lalu Alzam keluar dari ruangan Arya. Toni yang menunggu di luar melihat Alzam.

"Kau sudah selesai?"

"Ya begitulah"

"Aku sampai tertidur menunggu kalian berbicara"

"Ooh iya, maaf soal kemaren tidak mengangkat panggilan dari mu"

"Tidak usah di pikirkan, lagi pula kau juga butuh waltu untuk istirahat"

"Diamana Fiza mejanya kosong"

"Hmm sepertinya ada yang sudah merindukannya"

"Apa yang kau pikirkan?"

"Tidak ada... hanya melihat kenyataan"

"Sebaiknya aku tidak berlama-lama di sini"

"Ya benar sebaiknya kau berbicara dengan Fiza"

"Apa yang kau... ah sudahlah sampai nanti"

"hahaha"

Alzam pun pergi dari sana karena Toni yang terus menerus berbicara soal Fiza. Alzam pergi ke lantai dasar lalu berpapasan dengan Fiza. Alzam yang terkejut melihat wajah Fiza tak bisa berkata apa-apa hingga salah tingkah. Fiza yang kebingungan melihat Alzam yang hanya berdiam diri lalu bertanya pada Alzam

"Ada apa? apa kaj tidak enak badan?"

"Tidak... maksudku aku baik-baik saja, sampai nanti"

Fiza yang melihat Alzam seperti itu pun kebingungan. Alzam pun langsung berjalan menuju mobil nya. lalu ia berbicara pada dirinya sendiri mengenai dirinya yang seperti tadi di depan Fiza. Namun lagi-lagi Alzam menghiraukannya dan melanjutkan menyetir mobil untuk mempersiapkan rencana nya menuju Lantai bawah. Setelah selesai berbicara dengan Arya, Arya mengatakan padanya untuk berhati-hati di Lantai bawah karena pasti di dalam sana ada orang suruhan Bruno untuk mengawasi Jodi sekaligus melaporkan situasi saat ini. Apapun yang bersangkutan dengan Jodi karena Bruno mengetahui kalau Jodi masih menyimpan kemarahan padanya. Alzam berpikir jika ia masuk ke sana, dalam keadaan banyak pengawal pasti salah satu dari mereka ada orang suruhan Bruno yang bertugas mengawasi Jodi. Jadi ia mempersiapkan sebuah rencana agar hanya tersisa orang yang di percaya oleh Jodi saja. Karena Arya juga memberitau Alzam kalau ia belum boleh diketahui oleh Bruno hingga Bruno sendirilah yang melihat Alzam.