Chereads / Dinamis / Chapter 4 - Bab 4

Chapter 4 - Bab 4

Setelah jam kerja selesai Joko langsung memasuki mobil dan saat berada di dalam mobil, Joko baru tersadar bahwa ada orang lain selain dia di dalam mobil. Saat iya melihat kaca spion kebelakang, Alzam menodongkan sebuah pistol ke bagian leher Joko.

"Jangan bergerak! nyalakan mobilnya! bawa mobilnya ke sebuah rumah makan yang menyediakan drive thru lalu pesan sebuah makanan untuk makan malam mu"

Mobil pun menyala dan langaung berjalan, dan ternyata dugaan Alzam benar bahwa ada orabg yang selalu mengawasi gerak gerik Joko, namun Joko tak pernah sadar karena mobil yang mengikutinya selalu berganti.

"Apa yang kau inginkan sekarang?, apa Bruno ingin sesuatu dariku?"

"Aku tak ada hubungan apa pun dengan Bruno saat ini"

"Apa kau bercanda? jangan mempermainkan aku"

"Pak Joko apakah anda tidak sadar setiap hari ada orang yang mengawasi anda, bahkan ada pelacak di mobil anda, jika anda tak percaya ambil sesuatu di bawah kursi anda"

Pak joko pun menurunkan tangannya dan dia menemukan sebuah benda asing di bawah kursi nya dan itu adalah sebuah pelacak. Awalnya ia mengira hanya di awasi tetapi ternyata mobilnya pun juga ada ada alat pelacak agar orang-orang yang mengikuti Joko tak kehilangan jejak.

"Sialan! pelacak ini menyatu ke mobil"

"Tepat jika mobil mu menyala pelacak akan aktif dengan sendirinya dan kalau kau melepasnya mereka juga akan mengetahuinya"

"Lalu kenapa kau memberitauku, siapa kau? ada urusan apa kau dengan ku?"

"Aku hanya ingin bicara, tapi aku tidak bisa berbicara banyak sekarang"

Alzam menyuruh Joko untuk melaju dengan kecepatan seperti biasa ia menyetir, dan menunjuk ke arah kaca spion

" kau masih di awasi, mobil sedan di belakang masih mengikutimu, besok malam aku akan datang ke rumah mu pastikan saja pintu belakang rumah mu tidak terkunci dan jangan membuat banyak suara, sampai ketemu besok!"

Saat mobil berhenti untuk mengambil pemesanan makanan, Alzam pun lekas turun diam-diam agar mobil yang mengikuti Joko tidak mengetahuinya. Di sisi lain Toni membuntuti Andi. Andi memiliki keahlian bela diri, Walaupun Andi mendapatkan gaji dari Joko tetapi dia mengikuti Andi bukan karena uang ataupun kekuasaan. Andi sangat setia dengan Joko dia bahkan akan melakukan apapun untuk membantunya, dan Andi sangat membenci Bruno dan orang-orang yang menjadi kaki tangan Bruno. Andi pun masuk ke sebuah parkiran mall. Karena Andi tau bahwa Toni sedang mengikutinya ia pun sengaja berpura-pura mencari seseorang di tempat parkir. Namun saat sedang mengikuti Andi, Toni malah kehilangan Andi. Lalu Andi tiba-tiba muncul di belakang Toni, ia langsung menyerang Toni dengan kaki nya namun Toni langsung menghindar. Andi kembali menyerang Toni dengan lincah dan gesit namun lagi-lagi Toni bisa menghindar dengan baik.

Kemampuan Toni jauh lebih kuat dari Andi. Lalu Andi pun sedikit terkejut karena Toni bisa menghindari pukulan tiba-tiba dari Andi. Toni Tersenyum melihat kemampuan Andi yang cukup gesit dan lincah. Melihat Toni tersenyum Andi pun bersiap untuk menyerang Toni kembali. Namun Toni menghentikannya.

"Berhenti!"

"hmm?"

"Aku bukan ingin berkelahi kawan"

"Sejak kapan kita berteman"

"Kau benar juga, kalau begitu izinkan aku memperkenalkan diri, Aku Toni, aku sama seperti dirimu tak jauh beda"

"Apa yang kau mau? apa Bruno ingin aku tewas?"

"Dari nada bicara mu sepertinya kau sangat membenci Bruno, tenanglah aku bukan dari Dinamis atau pun orang suruhan Bruno"

"Lalu?"

"Ayo kita cari tempat lain untuk ngobrol keliatannya nya bukan cuma bos mu tapi kau juga sedang di awasi ya"

Andi sedikit kaget karena Toni juga mengetahui kalau ia dan Joko juga sedang diawasi. Mereka pun pergi dari sana tanpa meninggalkan jejak, Orang yang mengawasi Andi pun kesal karena kehilangan jejak Andi, mereka tidak tau kemana perginya Andi. Toni pun berbicara sedikit kepada Andi tentang tujuan nya yang ingin mengajak bertemu dengan Joko dan juga Andi tapi tidak di hari itu karena yang akan menyampaikan semuanya nanti adalah orang lain. Andi pun penasaran dengan orang yang di maksud oleh Toni. Lalu Toni juga berbicara kalau dia bekerja untuk sebuah perusahaan, dan perusahaan itu juga memiliki hubungan kerja dengan Dinamis, tetapi Toni belum memberitau nama perusahaannya, apa posisinya di dalam Ener dan siapa yang berkuasa di dalam Ener. Di awal perjalanan menemui Joko dan Andi, Toni memberitau pesan dari Arya bahwa untuk sementara jangan menyebut nama Arya dan nama perusahaan untuk sementara waktu. Cukup dengan memberitau kalau Alzam dan Toni bekerja untuk sebuah perusahaan. Setelah berhasil membangun sebuah kepercayaan barulah Arya sendiri yang akan bertemu langsung dengan mereka. Lalu Toni pergi meninggalkan Andi. Besok nya Andi yang masih penasaran siapa sebenarnya Toni ini berbicara kepada Joko di ruangan Joko agar tak di ketahui oleh siapa pun.

"Permisi bos ada yang ingin aku bicarakan"

"masuk lah, keliatannya kali ini kau lebih serius dari biasanya, ada apa?"

Andi pun menceritakan apa yang terjadi kemaren saat bertemu dengan Toni. Joko pun tersenyum ternyata ada juga yang menghampiri Andi. Lalu Joko pun juga memeberitau kalau malam ini ia akan bertemu seseorang yang di maksud oleh Toni, orang yang akan menjelaskan tujuan mereka dan juga Joko menyuruh Andi untuk datang ke rumahnya malam ini, namun Andi tidak boleh terlihat kalau ia pergi ke rumah Joko oleh orang-orang Dinamis yang sedang mengawasinya. Malam pun tiba Joko pergi ke sebuah tempat makan untuk makan malam sedangkan Andi tidak mengikuti Joko ke sana. Andi sengaja pergi ke sebuah pusat perbelanjaan untuk menghilangkan jejak agar orang yang mengawasinya terkecoh. Lalu setelah berhasil mengecoh, Andi langsung menuju rumah Joko, karena Joko menyuruh Andi untuk datang ke rumah Joko lebih dahulu. Setelah menghabiskan makan malam Joko kembali ke rumah nya dengan bersikap seperti biasa. Dia membuat seolah-olah ia tak tau kalau sedang di awasi dan membiarkan orang yang mengawasi nya mengikutinya hingga tiba di rumah.

Suasana sangat hening di dalam rumah Joko, tak ada satu pun yang mencurigakan. Lalu Orang yang mengawasi Joko pun pergi dari sana karena menganggap tidak ada yang aneh hanya kegiatan sehari-hari Joko seperti biasa sedangkan orang yang mengikuti Andi menganggap Andi hanya membeli sesuatu lalu krmbali pulang sama halnya seperti sebelumnya. Orang-orang yang mengawasi Joko dan Andi menganggap kalau mereka berdua hanyalah semut kecil yang tak bisa apa-apa jadi mereka menganggap remeh Joko dan Andi. Padahal Joko dan Andi hanya tak menunjukan siapa mereka karena Jika Bruno tau kalau mereka cukup kuat maka Bruno akan langsung menghabisi mereka berdua. Tak lama setelah itu Alzam dan Toni pun datang ke rumah Joko sesuai dengan perkataan Alzam sebelumnya lewat pintu belakang.

"Tak ku sangka kau benar-benar datang dari pintu belakang rumah ku"

"Aku bukan lah orang yang suka ingkar Janji"

"kali ini kau membawa orang"

"bukan kah kau juga begitu?"

"dia orang kepercayaan ku jadi wajar kalau dia ada di rumahku"

"begitu juga dengan ku jadi wajar dia datang lewat pintu belakang"

"haha menarik"

"aku kira orang kepercayaan mu sudah memberitaumu siapa dia jadi aku tak perlu menjelaskannya lagi"

"jadi apa yang ingin kau bicarakan?"

Alzam pun menjelaskan pada Joko tujuan dia datang menghampirinya dan apa sebenarnya yang ingin dilakukan oleh Alzam. Alzam juga mengatakan bahwa ia ingin meminjam kekuatan Joko untuk menjungkir balikan Bruno dan mengabil ahli Dinamis. Namun tak segampang perkataannya, Alzam tidak bisa langsung menghabisi Bruno, dia ingin mengajak beberapa partner bisnis lain yang terpaksa menjalin hubungan bisnis dengan Bruno dan membereskan sekutu-sekutu lainya yang mengikuti Dinamis.

"Jadi, apa pilihan mu?"

"Aku memang sangat membenci Bruno yang menghancurkan partner bisnis ku dan juga melibatkan orang-orang yang tak bersalah"

"Bukan kah kau ingin merebut kembali apa yang harusnya menjadi milik mu?"

"Kau tau persis apa yang ingin aku lakukan, tapi apa kalian bisa di percaya? sedangkan kalian tidak ingin memberitau dari mana kalian berasal"

"maaf soal itu aku akan memberitau mu nanti saat di waktu yang tepat, untuk sekarang aku hanya bisa mengatakan itu, aku tidak akan mengelak kalau aku sengaja melibatkan mu dan seluruh anak orang mu untuk ikut dalam tujuan pribadi ku"

Alzam dan Toni pun berdiri lalu bersiap untuk kembali pulang karena Alzam juga memberi waktu Joko untuk berpikir tentang tujuan yabg telah di jelaskan oleh Alzam

"Kau bebas untuk memilih dan aku tidak akan memaksa, tapi jika kau memilih berjalan di jalan yang sama dengan ku, dua hari lagi datang lah ke daerah jakarta barat kebun jeruk di sana ada tempat makan cukup terkenal, saat siang aku akan berada di sana"

Toni memberikan kertas putih yang di dalamnya berisi nomor telepon nya, dengan maksud jika ingin menanyakan sesuatu atau ingin bekerja sama. lalu mereka berdua pun pergi dari rumah Joko. Kertas putih yang di berikan oleh Toni di ambil oleh Andi dan Andi membuka kertas itu.

"Ini nomor telepon dia, apa pilihan mu bos?"

"Jika kau di posisi ku, apa kau akan menghubungi nomor itu?"

Andi hanya diam dan berpikir sambil melihat kertas putih yang di berikan oleh Toni. Ia juga nampak masih bingung apakah tetap seperti ini berpura-pura tidak tau dan mencari aman atau menghubungi nomor itu lalu berjalan menuju tempat yang lebih baik dengan nyawa taruhannya.