Chereads / Dinamis / Chapter 6 - Bab 6

Chapter 6 - Bab 6

Waktu pun berlalu mereka mereka bertiga keluar dari ruangan setelah membahas persoalan tentang Dinamis, Arya pergi dari ruangan karena harus menghadiri pertemuan dengan klien Ener. Lalu di susul dengan Toni yang menemani Arya. Setelah itu Alzam keluar menuju Lantai dasar saat sedang berjalan Arya tak sengaja menabrak Fiza yang sedang membawa beberapa beberapa kertas. Lalu kertas pun terjatuh berceceran. Alzam langsung memunguti kertas yang jatuh lalu meminta maaf karena tidak sengaja menabrak Fiza. Awal nya Fiza ingin menegur orang yang menbaraknya agar lebih berhati-hati jika berjalan di dalam kantor. Namun setelah melihat kalau orang yang menabraknya adalah Alzam, Fiza sedikit terkejut dan malah meinta maaf karena sudah menabraknya. Alzam malah kebingungan karena ia merasa kalau dirinya yang tidak melihat ada Fiza. Lalu Fiza langsung menyusun kertas yang berjatuhan dan merasa canggung. Lalu Alzam tersenyum melihat tingkahnya Fiza. Ini adalah pertama kali Fiza melihat Alzam tersenyum, yang tadinya merasakan Alzam memiliki Aura yang kuat dan bahkan Fiza tak pernah terpaku melihat wajah Lelaki tapi sekarang malah terpaku dengan senyuman Alzam.

Begitu pula dengan Alzam, Fiza adalah wanita pertama yang membuatnya tersenyum dengan tulus. Sebelumnya ia hanya tersenyum karena ketertarikannya terhadap sesuatu, kini malah ketulusannya muncul melalui senyumannya kepada Fiza. Lalu Alzam sedikit bertanya-tanya kepada Fiza.

"Maaf Nona aku belum menyapa mu tadi, apa kau sudah lama bekerja di sini?"

"Aku sekertaris Bos di sini"

"baik, bicara soal nama..."

"Namaku Fiza"

"Fiza, nama yang bagus, namaku..."

"Pak Alzam anda asalah orang yang mempunyai kedudukan setara dengan Bos di perusahaan ini, mohon perintah nya Pak"

"Perintah ya, kalau begitu panggil saja saya Alzam"

"Tapi pak Anda adalah..."

"Itu adalah perintah"

"Baik pak, maksud saya Alzam"

"Kalau begitu saya permisi dulu Nona Fiza"

"Cukup Fiza aja, itu adalah permohonan"

"Okay, sampai nanti Fiza"

Fiza pun sedikit tersenyum karena telah menganggap Alzam adalah orang yang cukup baik dan nyaman jika di ajak untuk berbicara. Setelah itu Alzam menuju Sebuah tempat yang telah di beri tau Toni sebelumnya. Tempat itu telah menjadi salah satu tempat pemasukan dana yang besar bagi perusahaan Dinamis yaitu sebuah mini market. Alzam sedang mencari orang yang bernama Jodi, Jodi adalah Bos di tempat itu. Jodi adalah mantan petarung jujur yang kini terpaksa bekerja di tempat itu karena ibunya yang sedang sakit ia membutuhkan biaya untuk perawatan ibunya namun sayang nya ibunya malah tewas di rumah sakit karena di bunuh oleh perawat palsu orang yang suruh oleh Bruno. Dia sengaja membuat Jodi berhutang kepada Dinamis agar terpaksa bekerja untuk Dinamis. Jodi yang merasa di jebak dan marah atas kejadian terhadap ibunya,1 tak punya pilihan lain karena ia masih memiliki adik perempuan yang tidak di ketahui oleh Dinamis. Jodi sengaja menyembunyikannya agar adiknya tidak terseret kedalam masalah hutang. Arya yang mengetahui hal itu termasuk dimana adiknya Jodi berada, ingin membujuk Jodi bekerja sama. Ia mengirim Alzam agar bisa membuat Jodi sadar bahwa ia bisa hidup lebih baik bersama adiknya. Di samping itu Mini market hanyalah sebuah kedok untuk menutupi tempat yang berada di lantai bawah. Di dalamnya terdapat dua penjaga dan tiga petugas kasir, dua menjadi kasir di mini market dan satu kasir bertugas khusus di bawah untuk menukarkan uang dengan sebuah koin. Dua penjaga itu hanya menjaga sebuah pintu menuju ruang bawah tanah, yang ternyata itu adalah tempat arena bertarung bagi petarung ilegal, sekaligus tempat bertaruh uang untuk pemenang dari pertarungan bela diri bebas.

Alzam mencoba untuk masuk ke lantai bawah, namun tak semua orang yang dapat masuk, hanya petarung atau para pemain judi yang boleh lewat. Jika ingin bertarung maka akan masuk di dan di kawal hingga ke arena pertarungan, namun Jika ingin bertarung harus membawa uang minimal 5 juta dan membeli sebuah koin yang sudah di sediakan. Setelah itu barulah dapat turun ke lantai bawah. Alzam memilih untuk menjadi pemain dengan membeli koin 30 juta, dia tidak ingin menunjukan kemampuan nya di bawah karena Alzam tau, kalau di sana pasti ada yang mengawasi. Dugaan Alzam benar, di lantai bawah ada anak buah Ubel. Ubel bermaksud untuk mengumpulkan para petarung yang kuat dan menarik menjadi bawahannya karena Ubel berencana utnuk menyingkirkan David. Dia diam-diam sedang mencari orang yang cocok dan berkompeten untuk menyingkirkan David tanpa meninggalkan jejak. Saat di dalam Alzam melihat para petarung bertanding dan Alzam menilai para petarung itu memiliki kecepatan yang sangat baik dan memiliki kekiatan di atas rata-rata. Namun Alzam sangat tak tetarik terhadap mereka. Walaupun mereka memiliki kemampuan tapi masih jauh di bawah kemampuan yang Alzam miliki bahkan Alzam bisa menghabisi kedua petarung itu sekaligus hanya dalam waktu 2 menit. Sambil melihat ke arena Alzam juga memperjatikan para penjaga.

Saat melihat para penjaga Alzam melihat seseorang yang sedang duduk di atas. Orang itu terlihat santai namun para penjaga yang berada di atas terlihat berjaga lebih ketat terutama di sekitar orang itu. Tanpa banyak Berpikir Alzam langsung mengetahui dengan jelas bahwa itu adalah Jodi, walaupun dia terlihat santai tapi dia juga sedang dalam posisi waspada. Hanya seorang petarung kuat yang melakukan hal itu. Alzam pun kembali melihat pertarungan. Orang-orang di sana menaruh taruhan pada petarung yang salah. Salah satu petarung sengaja tidak menyarang menunggu stamina lawan menurun jadi ia terlihat seperti petarung lemah. Namun tidak dengan Alzam, dia tau semua itu lalu mengeluarkan semua koin nya dan bertaruh untuk petarung yang terlihat lemah. Pada akhir nya petarung yang terlihat lemah itu pun mulai menyerang karena stamina lawannya telah menurun dan dia pun berhasil menyetang titik lemah lawannya hingga lawannya pun terjatuh dan pingsan. Alzam pun berhasil menang pada taruhannya. Karena memenangkan banyak uang salah satu penjaga di sana melapor kepada Jodi, Jodi pun tertawa dan tertarik untuk menemui Alzam. Alzam sengaja melakukan itu agar Jodi datang mencarinya, karena jika tidak akan repot untuk menemui Jodi. Lalu salah satu penjaga datang menghampiri Alzam.

"Hei kau"

"Hmm, aku?"

"Ikut aku ke atas"

"Ke atas? tapi bukankah petarungan selanjutnya akan di mulai"

"Jangan banyak bicara, ikut aku atau ini akan menjadi tontonan terakhir bagimu"

"Baiklah tapi aku harus..."

"Cepaaat! Bos tidak suka membuang waktu"

Alzam berpura-pura tidak tau dengan apa yang terjadi dan bersandiwara layak nya orang bodoh yang hanya tau dengan uang. Penjaga itu membawa Alzam naik ke atas untuk bertemu dengan Jodi. Saat di atas Alzam hanya melihat ke arah Jodi, hanya menunggu Jodi berbicara.

"Ini pertama kali nya aku melihat mu di sini"

"Ya aku juga belum pernah melihat mu, dan ini juga pertama kali nya aku menang di sini"

"Wah kau memiliki keberuntungan yang bagus"

"Tidak juga, aku kira si kucing besar memiliki keberuntungan yang lebih besar, bahkan dia bukanlah orang yang mudah menyerah.

Seketika suasana menjadi hening, Kucing besar adalah julukan Jodi saat ia masih menjadi Petarung di arena yang resmi. Namun di tempat itu tak satu orang pun yang tau kalau Jodi adalah si Kucing besar, mereka hanya tau jika Jodi sangat berbakat dalam bertarung, bahkan para bawahannya tak pernah melihat Jodi bertarung. Jodi terkejut karena Alzam tau julukan itu. Alzam pernah melihat kemampuan Jodi saat berada di arena karena Jodi pernah bertanding beladiri di Rusia. Jodi langsung membawa Alzam untuk mengobrol di ruangannya berdua saja. Jodi menutup pintu dan mengunci pintunya.

"Dari mana kau tau julukan ku, apa kau anak buah Bruno?"

"Tenang lah, aku hanya orang yang ingin memberikanmu kesempatan"

"Apa maksudmu?"

"Aku sudah tau masa lalumu, hingga berakhir di tempat seperti ini

"Sebenarnya apa yang kau inginkan?"

Alzam menjelaskan apa maksud kedatangannya dan kenapa Alzam berbicara ingin memeberikan kesempatan kepada Jodi. Di sisi lain Ubel dan Leo telah menyuruh orang untuk mengawasi Arya. Saat Selesai melakukan urusan pekerjaan, Aryadan Toni pergi untuk mencari makan di sebuah rumah makan. Lalu saat sedang makan Toni yang biasa mengawasi orang, menyadari bahwwa ia sedang di awasi oleh orang lain.

"Bos ada orang yang mengikuti kita saat kita keluar dari kantor"

"Aku tau"

"Akan aku bereskan"

"Tidak perlu, biarkan mereka"

"Aku ingin tau apa mau mereka"

"Bukan kah sudah jelas, Kalau Dinamis mulai mencurigai kita, aku tidak tau apa tujuan mereka, tapi yang aku tau mereka akan terus mengikuti kita hari ini bahkan seterusnya"

"Apa! maksud mu mereka"

"Ya mereka akan melaporkan apapun yang mereka lihat, karena itu mulai sekarang berhati-hati lah saat kau bertemu Alzam, katakan juga pada Alzam, tidak usah datang ke kantor jika tidak ada yang sangat penting, cukup hubungi aku saja"

Mulai detik itu Toni membatasi kegiatannya untuk beberapa hari kedepan hingga orang yang mengawasi mereka berhenti mengawasi. Arya tau kalau ini akan terjadi, tapi dia tidak tau rencana apa yang mereka miliki untuk menghabisi Ener atau membuat Ener bertekuk lutut kepada Bruno.