Chereads / ARRANGE MARIAGE / Chapter 19 - JAUHKAN DIA DARIKU

Chapter 19 - JAUHKAN DIA DARIKU

"Mungkin cleaning service."

Gerald berjalan ke arah pintu masuk. Melihat ke layar monitor kecil di samping pintu. Layar monitor yang menunjukkan siapa gerangan orang yang bertamu.

"Siapa?"

Gerald tersenyum manis. "Kalita Jessica dan Bu Carlota."

"Ah, sialan!" decak kesal Rangga. Ia paham betul, mereka hanya akan mengacaukan hari indahnya.

Carlota langsung saja masuk dan berjalan cepat menghampiri anaknya, setelah Gerald membukakan pintu. "Aduh, anak Mommy, kenapa bisa seperti ini, Nak? Kenapa kamu tidak menghubungi Mommy?" tanya Carlota panik, Ia baru saja menerima kabar Rangga hari ini dari sutradara.

Rangga menghela napas malas. "Aku tidak apa-apa, Mom. Aku hanya ingin istirahat."

"Mas, Rangga. Ini Kalita belikan sarapan. Dimakan ya," ucap Kalita sembari menaruh pancake dan chicken porridge yang ia beli dari restaurant Hotel Lunar Elixir.

"Aku sudah makan," kata Rangga.

"Kamu memasak?" tanya Carlota.

"Tidak. Gerald yang memasak," jawab Rangga lalu melirik Gerald agar meng-iya-kan kalimatnya.

"Benarkah?" Carlota tampak tidak percaya. Ia tahu jika 2 pria itu tidak ada yang bisa memasak.

"Eh, iya, Bu Carlota. Saya yang memasak," ujar Gerald menimpali.

"Bukannya kamu juga tidak bisa memasak?" tanya Carlota curiga.

"Memang betul. Ini hasil praktek saya dengan memanfaatkan resep dari youtube," jawab Gerald.

"Hm. Hati-hati, jangan membuat anakku sakit perut karena makanan yang dimasak coba-coba. Sudah itu kamu habiskan saja, Ger. Biar Rangga makan-makan dari hotel yang sudah jelas chef-nya."

"JANGAN!" bentak Rangga nyaring. Membuat semua orang yang berada di ruangan itu menatapnya.

"Kenapa?" Carlota menatap heran ke arah anaknya. "Tidak biasanya kamu mau memakan makanan yang tidak jelas."

"Jangan. Pokoknya jangan. Bagaimana bisa Mommy tidak menghargai masakan dari manager sekaligus asistenku yang sudah bersusah payah memasaknya. Bukankah, ini kejadian langka yang harus diapresiasi? Jadi, aku akan memakannya lagi. Nanti, setelah Mommy pulang." Lengkung senyum terpampang jelas di wajah Rangga. Bukan karena ia bahagia. Tapi, memang sudah menjadi kebiasannya memalsukan senyuman demi tidak menyinggung orang lain.

Carlota menghela napas panjang. "Baiklah. Terserah kalian berdua saja. Mommy hanya ingin melihat keadaanmu. Bagaimana kamu bisa terkilir?"

"Aku sudah lama tidak naik motor, Mom. Dan aku canggung ketika mengendarainya. Jadi, aku salah menumpukan kaki, kemudian terkilir," jelas Rangga. Tentu saja ia tidak mau mengatakan penyebab ia jatuh karena mengejar Kayla. Bisa-bisa ibunya akan mengancam Kayla yang macam-macam. Terlebih ia sudah dijodohkan dengan Kalita. Rangga paham betul jika Carlota tipikal orang yang bisa berbuat apa saja demi apa yang ia inginkan.

"Hhhh, lain kali jangan naik motor lagi. Ada Gerald yang bisa mengantarkan kamu kemana pun kamu mau."

"Baik, Mom. Ah, ya. Aku lelah. Aku ingin kembali tidur. Aku tidak bermaksud mengusir, lho," ujar Rangga memberikan kode pada ibunya dan Kalita agar segera meninggalkan apartemennya.

"Mommy mengerti. Baiklah, kalau kamu baik-baik saja. Mommy permisi. Kalau ada apa-apa, telepon Mommy ya," kata Carlota sembari mengusap lembut pipi anaknya. Rangga mengangguk dan tersenyum

"Ayo, Lit," ajak Carlota.

"Kalau aku tinggal di sini menemani Mas Rangga, nggak boleh ya?" manja Kalita. Ia ingin berada di dekat Rangga. Sebelum dijodohkan dengan Rangga, Kalita juga ikut ke dalam perkumpulan fans fanatik Rangga.

"Nggak!" tegas Rangga.

"Kenapa? Gerald saja boleh disini," ujar Kalita memaksa.

"Gerald akan membersihkan apartemenku. Lagi pula tadi aku buang air dan belum aku siram. Karena aku tidak tahan dengan kakiku yang sakit. Apa kamu mau membersihkannya?" tantang Rangga.

Kalita terdiam sejenak. Ia kemudian melirik jam tangannya. "Hm, sepertinya aku baru ingat, aku ada jadwal casting hari ini. Maaf ya, Mas Rangga. Aku tidak bisa menemanimu."

"Ya. Pergilah," suruh Rangga sambil tersenyum dan mengayunkan tangannya meminta Kalita pergi.

Kalita buru-buru menyusul Carlota. Jelas saja ia tidak akan mau diminta bersih-bersih apartemen Rangga.

Suasana sepi seketika setelah Carlota dan Kalita pergi.

Tak berselang lama Carlota datang kembali. "Oh, iya, Gerald. Aku lupa mengatakan sesuatu."

"Apa itu, Bu Carlota?"

"Aku ingin kamu menghubungi reporter Roni. Berita tentang hubungan Rangga dan Kalita harus segera dipublikasikan."

"Baik, Bu."

Carlota beranjak pergi setelah memberitahukan maksudnya.

Rangga melirik sini ke arah Gerald. "Berani mempublikasikannya, gue hajar lu. Gue bos lu. Dan lu harus dengar apa kata gue."

Gerald menghela napas panjang. "Sejujurnya, Bu Carlota adalah bos kita. Jadi, maafin gue. Terlebih berita ini sifatnya positif. Demi reputasimu dan kebaikanmu juga," kata Gerald sambil melengkungan senyuman manis.

Rangga menghela napas pasrah. "Shit!"

Suasana kembali hening beberapa saat.

Gerald melirik ke arah Rangga. "Gue tidak sudi membersihkan bekas lu buang air," kata Gerald memecahkan keheningan.

"Tidak ada yang harus dibersihkan. Kayla sudah melakukan semuanya sebelum pergi tadi pagi. Lagi pula gue tidak sejorok itu. Gue hanya nggak mau cewek genit itu berlama-lama disini. Kenapa lu jadi ketularan Kalita sih, Ger?"

"Ketularan apa?"

"Loading lambat. Ah, menyebalkan. Dia menularkan virus negatif disekitar sini," oceh Rangga. Ia merebahkan lagi tubuhnya. Ia ingin tidur lagi. Mumpung ada kesempatan untuk istirahat.

***

Henry meminta Kayla untuk mendekat ke kursinya. Di tangan Henry terdapat tablet digital dengan grafik data hasil tayangan 2 judul FTV yang sudah lebih dulu ditayangkan minggu ini.

"Kamu lihat 12 juta penonton dalam sekali siar. Ini rekor yang bagus sekali untuk FTV baru," jelas Henry.

"Itu artinya?"

"Itu artinya, namamu bisa melejit setelah semua FTV yang kamu tanda tangani bisa ditayangkan. Kita akan kebut menyelesaikan judul terakhir. Setelah itu, aku akan mengajukanmu dengan menggunakan namaku sebagai mentormu, untuk casting layar lebar jika kamu setuju."

Kayla melebarkan bola matanya. "Tentu saja aku setuju," jawabnya semringah.

"Baiklah. Kita mulai lagi syuting hari ini. Dan untuk kali ini, aku minta semua kru untuk tidur di lokasi syuting. Kita tidak punya banyak waktu menjelang casting layar lebar itu."

"Siap Pak Bos!" Kayla sangat tertarik dengan hal ini. ia tidak menyangka jika peran konyolnya 2 tahun yang lalu bisa membawa namanya melejit hingga seperti ini. Memang hasil tidak akan mengkhianati usaha.