Chereads / ARRANGE MARIAGE / Chapter 14 - REZEKI IBU

Chapter 14 - REZEKI IBU

Setelah menunggu 2 jam lamanya, dokter yang menangani operasi kanker getah bening ibu-Kayla akhirnya keluar. Kayla seketika berhambur ke arahnya.

"Bagaimana, Dok?"

"Operasinya berjalan lancar," jawab dokter bernama Jony itu.

"Alhamdulillah," syukur Kayla merasa lega.

"Setelah ini kami akan melakukan observasi lanjutan untuk memastikan tidak adanya infeksi untuk melanjutkan ke proses kemoterapi. Karena efek samping setelah kemoterapi, pasien akan mengalami penurunan sistem imun. Dan ini cukup beresiko. Jadi, untuk keluarga, kami minta untuk meminimalkan interaksi pasien dengan banyak orang selama proses kemoterapi, menghindari resiko pasien tertular flu atau penyakit sejenisnya."

"Baik, Dok. Hm, Dok, berapa lama proses kemoterapi?"

"Melihat dari kanker yang diderita Bu Ratna yang masih stadium medium, kami menyarankan untuk kemoterapi 3 kali siklus. Dimana satu kali siklus selama 3 minggu dengan 6 kali kemoterapi. Tapi, jika masih ada sel kanker yang tertinggal kemungkinan bisa 4 kali siklus."

"Soal biaya, berapa dok?"

"Saya pribadi tidak tahu persisnya. Sekitar 6 juta untuk sekali kemoterapi. Dan dilanjutkan dengan PET Scan, biayanya sekitar 11 juta untuk sekali PET Scan. Untuk lebih detailnya, bisa ditanyakan ke bagian administrasi."

"Oh, begitu. Ya, terima kasih Dokter Jony."

"Sama-sama. Untuk sementara biarkan ibunya beristirahat dulu hingga efek obat biusnya hilang."

"Baik, Dok."

"Saya permisi dulu," ucap Dokter Jony lalu permisi.

Kayla mengangguk memberi hormat lalu kembali duduk di samping Kiara.

"Bagaimana. Kak? Kenapa mahal sekali biayanya?" tanya Kiara. Ia mulai gusar setelah mendengar estimasi biaya yang harus mereka siapkan.

Kayla tidak menjawab. Ia mengambil ponselnya untuk menghitung biaya yang harus ia keluarkan untuk pengobatan lanjutan pasca operasi.

"Satu siklus kemoterapi sekitar 36 juta. 3 kali siklus berarti 108 juta. Belum termasuk PET Scan dan pengobatan lanjutan lainnya jika ada," kata Kayla. 1 miliar bisa habis dengan cepat untuk pengobatan ibunya.

"Kakak punya uang sebanyak itu?"

"Ada kok, kamu tenang saja. Tapi, kakak tidak bisa menjamin jika uang itu akan bertahan lama. Karena pengobatannya harus terus berjalan hingga sel kanker itu benar-benar hilang. Kanker getah bening yang diderita Ibu ini kan sel yang menyebar dari kanker serviks yang pernah Ibu derita sebelumnya. Hanya saja, saat itu harta keluarga kita sudah habis. Jadi tidak bisa mengikuti seluruh siklus kemoterapi yang disarankan dokter. Sebisa mungkin, jangan sampai terulang untuk kali ini. Ibu harus sembuh total, bagaimana pun caranya." Kayla menatap adiknya lekat. "Kakak harus mendapatkan lebih banyak peran, untuk menuntaskan semua pengobatan."

"Apa yang bisa aku lakukan untuk membantu kak Kayla? Aku bisa kok mencari pekerjaan sambilan," usul Kayla.

"Jangan. Kamu disini saja, menemani Ibu. Memastikan pengobatan Ibu berjalan dengan baik. Biarkan aku saja yang bekerja."

Kiara mengangguk. "Baik Kak, aku akan berusaha sebisa mungkin untuk menjaga Ibu. Aku akan langsung ke rumah sakit setelah kuliahku selesai."

"Maafkan kakak, ya. Kakak tidak bisa membantumu menjaga Ibu setiap hari dan membuat kuliahmu terganggu."

"Tidak masalah kak. Kakak melakukan semuanya demi aku dan Ibu. Maka aku pun begitu."

Kayla tersenyum memeluk adiknya. Hingga tiba-tiba ponselnya berdering. Sebuah panggilan dari Rena, sahabat dekat Kayla sedari kecil.

"Ada apa, Ren?" tanya Kayla begitu mengangkat teleponnya.

"Hm, kamu bisa gak menemui aku dan Mario di Kafe Yolanda?"

"Kapan?"

"Sekarang."

"Mendesak sekali ya?"

"Ya, suamiku sedang mencari talent untuk FTV dan sepertinya kamu cocok. Mau gak?"

"Mau, mau. Aku kesana sekarang."

"Okay. Aku tunggu."

Kayla bergegas mengakhiri panggilannya dan mengambil tasnya.

"Kiara, titip Ibu ya, jika ada urusan pembayaran, kamu hubungi kakak. Nanti kakak transfer," ujar Kayla hendak beranjak.

"Kak Kayla mau kemana?"

"Ada tawaran FTV, kakak tidak mau melewatkannya."

"Iya, siap. Aku akan menjaga Ibu," ujar Kiara sembari mengacungkan kepalan tangan pertanda semangat.

"Makasih ya, aku pergi dulu."

"Hati-hati, kak!" kata Kiara setengah berteriak yang dibalas dengan lengkungan senyum di bibir Kayla.

***

"Jadi bagaimana?" tanya Kayla setibanya di Kafe Yolanda.

"Jadi, alasan aku menghubungimu itu karena tayangan infotainment tentang Top Extras Talent, dimana setelahnya namamu jadi salah satu trending topic di twitter. Banyak orang yang iba dan salut akan perjuanganmu," jelas Mario, suami Rena.

"Kalian berdua tahu jika aku paling benci dikasihani orang lain, kan?! Meskipun aku sadar jika hidupku memang kasihan sekali," cibir Kayla merasa tidak senang dengan bahasan iba dan salut itu.

"Ini bukan tentang dikasihani, Kayla. Tapi, ini tentang popularitas," sanggah Rena, kemudian memberikan ponselnya pada Kayla. Menunjukan sebuah grafik dan rangkaian komentar warganet.

"Lihatlah, namamu ada dimana-mana. Banyak yang merasa salut dengan perjuanganmu. Banyak juga yang mencibirmu dan menilaimu tidak bisa berakting. Itu sebabnya kamu selalu mendapatkan peran-peran menyedihkan. Nah, inilah saatnya untuk membutikan jika kemampuan aktingmu bukan kaleng-kaleng. Paham?" jelas Rena.

"Terus?" tanya Kayla.

"Aku pimpinan Yellow Agency, pencari bakat untuk Yellow Production House khusus Film Televisi atau FTV. Dan produserku tidak mau menggunakan jasa artis yang baru direkrut. Mereka ingin seseorang yang sudah berpengalaman, terkenal dan tidak mahal. Makanya aku menghubungi kamu," jelas Mario.

"Ya, benar. Tarifku memang tidak mahal. Memangnya tidak mahal itu berapa?" tanya Kayla penasaran.

"15 juta per judul. 1 judul memakan waktu syuting sekitar 1 minggu. Bagaimana?"

Kayla terdiam sejenak untuk berpikir. Ia menatap Rena dan Mario bergantian.

15 juta dikali 5, aku bisa mendapatkan 75 juta dalam 5 minggu. Itu lumayan untuk jaga-jaga biaya tambahan untuk pengobatan ibu.

"Ya aku terima. Ada potongan agency, kah?"

"Tentu saja ada. Tapi hanya 10%. Lebih kecil dari agency yang lain. Bagaimana?" Mario tampak bersemangat ketika Kayla setuju.

"Baiklah. Aku ikut."

"Okay. Besok jadwal casting di Yellow PH lantai 3," jawab Mario.

"Ada casting juga?"

"Tenang saja, itu hanya formalitas," kata Rena. "Begitu selesai casting, kamu akan menerima naskah. Hari ke 3 kita bedah naskah. Lalu segera syuting sehari setelah acara bedah naskah."

"Siap. Aku setuju."