Chereads / ARRANGE MARIAGE / Chapter 3 - LELAKI NORMAL

Chapter 3 - LELAKI NORMAL

"Wajar saja semua orang berpikir begitu, kamu tidak pernah tampak bergandengan dengan wanita manapun."

"Susaaan ... lihat dirimu dan diriku sekarang. Kita di kamar hotel yang sama. Menikmati malam yang sepertinya 'panas', tapi kita tidak bisa mengingatnya. Dan kini aku sedang menikmati sup rempah yang entah dari mana kau mendapatkannya. Publik tidak tahu. Media juga tidak tahu. Jika aku adalah gay, seharusnya semalam aku merangkul Vano atau Candra ke kamar ini. Tapi, aku memilih merangkulmu. Sesederhana itu," jelas Rangga lalu kembali menyantap supnya.

Kayla terdiam sejenak. Dalam hati, ia membenarkan apa yang dikatakan Rangga. Tapi, bukankah semalam ada Alicia juga. Kenapa Rangga malah memilih dirinya?

"Kenapa kau memilihku? Bukan Alicia?" pancing Kayla. Ia hanya penasaran misinya bisa semulus ini. Padahal ia hampir tidak pernah memiliki kedekatan dengan Rangga sebelumnya.

"Alicia itu gila kalau sedang mabuk. Cukup sekali saja aku berurusan dengan gadis itu," gumamnya tampak kesal.

"Hah?" Kayla terperangah mendengar jawaban Rangga. "Jadi ... kau sudah pernah melakukannya dengan Alicia juga?"

"Kita terlibat di dalam sinetron percintaan yang sama selama hampir dua tahun. Bagaimana aku bisa menahannya?"

Sekali lagi Kayla menghela napas panjang dan membuang muka ke arah lain. Ya, dia bukan gay. Dia hanya playboy yang sangat licin dari tangkapan media, batin Kayla. Dan itu membuatnya lebih jijik dari pada harus bercinta dengan seorang gay.

"Ya sudah habiskan sarapanmu. Aku harus pergi," ujar Kayla sembari mengumpulkan pakaian Rangga yang masih berserakan di atas lantai.

"Tinggalah lebih lama bersamaku," pinta Rangga dengan wajah manjanya.

"Ada hal yang harus aku urus hari ini." Kayla meletakkan pakaian Rangga ke atas kasur lalu membelai pria itu dan mengecup pipinya untuk meninggalkan kesan baik.

"Baiklah. Aku masih boleh kan dekat denganmu?"

Kayla hanya tersenyum dan tidak berkenan menjawab. Ia lalu permisi dengan perasaan aneh di dadanya.

Kayla kembali ke kamar hotel kelas paling rendah di Hotel Swiss Bell, yang berada di lantai 3. Ia ingin berganti pakaian bersih. Setelah melepas pakaiannya dan mengganti dengan pakaian bersih, Kayla melihat ke cermin panjang yang menjadi satu dengan lemari di kamar hotelnya. Tangannya gemetaran menatap pantulan bayangan dirinya sendiri.

Bagaimana bisa aku lengah dan malah ikutan mabuk? Membiarkan hal ini terjadi. Mungkin ini bukanlah masalah besar bagiku jika Rangga adalah kekasihku. Tapi, Rangga hanya temanku. Tidak. Bukan teman. Kenalanku, batin Kayla.

Kayla menghela napas panjang dan merebahkan dirinya ke kasur. Ia mengingat kembali apa yang membuat ini semua terjadi.

1 minggu yang lalu ...

Raut wajah Kayla tampak frustasi setelah menerima panggilan telepon dari Kiara. Adik perempuannya itu mengabari Kayla tentang hasil diagnosa penyakit ibunya. Ibunya mengidap kanker getah bening di pangkal pahanya.

"Dokter bilang, ini mungkin sel kanker yang tertinggal pasca operasi dan terapi kanker serviks yang pernah diderita ibu 7 tahun yang lalu. Dan sekarang berkembang di jaringan getah beningnya. Bagaimana ini kak? Rumah dan mobil kita sudah terjual untuk membiayai kanker serviks yang diderita ibu dulu. Bagaimana kita bisa mendapatkan uang untuk melakukan pengobatan hingga tuntas, kak? Rumah dan mobil yang terjual dulu saja tidak cukup untuk membiayai kemoterapi dan radiasi hingga tuntas," suara Kiara yang terdengar gamang di dalam telepon. Tidak ada anak yang ingin kehilangan ibunya. Dan kini Kayla dan Kiara dihadapkan pada kenyataan bahwa mereka bisa saja kehilangan malaikat hidupnya, karena kanker.

"Kamu tenang ya, kakak akan mencari cara untuk mendapatkan uang untuk membiayai pengobatan ibu," jawab Kayla menenangkan hati adiknya. Padahal matanya sendiri mulai berkaca-kaca mendengar kabar dari adiknya. Ia buru-buru memutus panggilannya sebelum Kiara mendengar tangisnya.

Napas Kayla tersenggal-senggal, ia mengisut duduk di sebuah kursi di ujung ruangan. Air matanya tidak lagi mampu ia tahan. Mengalir begitu saja membasahi pipinya. Kayla tahu, sangat mustahil baginya yang hanya pemain extras itu, bisa mendapatkan uang yang cukup untuk membiayai penyakit ibunya.

Carlota yang sedang mengunjungi anak laki-lakinya di lokasi syuting itu tidak sengaja mendengar percakapan Kayla. Carlota yang kala itu juga tengah frustasi menghadapi sikap Rangga, anak laki-lakinya, langsung duduk di samping Kayla setelah panggilan telepon berakhir. Kayla buru-buru menyeka air matanya dengan tangan.

"Maafkan aku. Tidak sengaja mendengar percakapanmu," kata Carlota. Kayla belum mampu menjawab. Ia hanya mengangguk memberi hormat pada Carlota.

"Sepertinya kita berada di kondisi yang sama."

Kayla menatap Carlota. Ia tidak mengerti dengan 'kondisi yang sama' yang dimaksudkan oleh Carlota.

"Kamu membutuhkan uang untuk membiayai ibumu, kan? Sedangkan, aku membutuhkan informan yang bisa membuktikan jika anak laki-lakiku bukanlah gay. Bukankah, hal wajar jika seorang ibu ingin melihat anak laki-lakinya menikah dengan wanita dan memiliki anak. Iya, kan? Kamu pasti tahu apa yang aku maksudkan," terang Carlota.

"Maksud Bu Carlota, tentang gosip yang beredar bahwa Rangga adalah seorang Gay, itu benar?" tanya Kayla.

"Aku belum tahu. Aku baru saja ingin meminta bantuanmu. Tolonglah aku. Buktikan padaku jika anakku bukan gay. Sebagai imbalan aku akan memberimu 1 miliar untuk biaya pengobatan ibumu. Apakah kita memiliki kesepakatan?"

Kayla menatap Carlota dengan tatapan tidak percaya. Di tengah kalut hatinya dalam mencari biaya untuk pengobatan ibunya, datang seseorang yang menawarinya uang dengan jumlah yang setara seperti 10 tahun bekerja.

"Apa yang bisa aku lakukan untuk membantu Bu Carlota?" Kayla menerima tawaran itu tanpa berpikir panjang.

Masa sekarang ...

Kayla memejamkan matanya mengingat akar dari kejadian ini bermula. Jika saja Rangga bukan playboy. Mungkin, Kayla tidak semenyesal ini. Rangga tanpa merasa berdosa menceritakan tentang hubungannya dengan Alicia. Tidak menutup kemungkinan jika suatu saat Rangga akan menceritakan tentang Kayla kepada wanita lain yang Rangga tiduri. Dan hal itu memuakkan bagi Kayla.