Dia hidup, tetapi dia hidup seperti mayat berjalan. Semuanya selalu sama dan monoton dalam hidupnya. Semua yang ada dalam hidupnya sangatlah membosankan. Dia merasa lelah, dan merasakan kekosongan yang selalu ada dalam hatinya. Seperti perahu yang mengembara yang selalu digulingkan oleh ombak tanpa tempat untuk berlabuh singgah.
Setiap kali dia membuka matanya, yang dia lihat adalah hitam yang penuh sesak dengan emosi negatif. Dia tidak bisa melihat dunia dengan cerah. Dunia selalu membiarkannya merasakan kegelapan yang terjadi setiap saat.
Merasa emosi negatif yang selalu ada disekitarnya, emosi negatif yang menemaninya dari kecil hingga dewasa dan dia harus menanggung beban dengan tetap berpegang teguh pada prinsip setiap detik, setiap menit, setiap jam, dan setiap saat itu agar dia tidak tertelan oleh emosi negatif yang selalu mengelilinginya.
Tapi, Dia merasa lelah dan putus asa karena perjuangannya yang sia-sia, karena itu akan selalu ada bersamanya. Pada akhirnya dia melepaskan diri dari pertahanan yang dia buat dan membiarkan emosi-emosi itu mengisikisnya sedikit demi sedikit hingga dia memeluk kegelapan yang selalu setia menunggunya di jurang selamanya.
Jurang yang selalu dalam kegelapan hingga tidak bisa melihat jari-jari kita, mimpi buruk yang selalu datang, kesepian yang selalu ada, suasana berat yang putus asa, dan kegilaan yang selalu melayang diudara. Membuat siapapun bisa menjadi hewan tanpa akal dan melakukan sesuatu dengan naluri yang tersisa.
Tidak ada yang bisa melihatnya, Tidak ada yang bisa mendengar permohonannya, Tidak ada orang yang mengingatnya, Tidak ada yang bisa berbagi dengannya, Tidak ada yang bisa menjadi sandarannya saat dia lelah, dan Tidak ada yang bisa menolongnya. Karena kegelapan selalu menjeratnya dengan erat. Pada akhirnya dia meringkuk didalam kegelapan karena kalelahan yang ditanggungnya sampai dia menutup mata.
Hari demi hari, tahun demi tahun dia tidak tahu berapa lama dia tertidur dan berapa kali dia terbangun, tapi yang pasti adalah...
Saat dia membuka matanya kembali yang dia lihat adalah orang itu.
Orang yang selalu bisa memancarkan cahaya seperti matahari kecil didunia. Orang seperti itu, bisa membuat orang yang selalu dalam kegelapan ingin meraihnya, melindunginya, dan memonopolinya. Dia hanya ingin menahannya, memenjarakannya, memeluknya, memanjakannya, dan menjaganya selalu disisinya. Membiarkan panas membakarnya yang selalu dingin.
[Kamu adalah cahaya yang bisa menyinariku dan menarikku dalam rawa gelap.]
[Jadi tetaplah bersamaku...]
[Bakar aku dengan cahaya terikmu, tolong teruslah sinari aku dengan cahayamu bahkan jika aku terbakar menjadi abu.]
[Aku tidak akan punya alasan untuk hidup jika tidak ada dirimu.]
– Nangong ZiXun.