Sesosok dalam kegelapan membuka matanya saat kesadarannya kembali kekandang untuk melihat sekelilingnya.
Dimana ini?
Dia tidak bisa melihat siapapun, berteriakpun tidak ada yang gunanya. Dia mengembara disekelilingnya tapi pada akhirnya dia tidak bisa melihat ujungnya.
Selalu saja...
Kenapa aku?
Sosok dalam kegelapan itu kembali berteriak.
"Hei! Apakah ada seseorang?" Yang dia terima adalah gemanya sendiri dikegelapan.
Tubuh sosok itu tiba-tiba bergetar lalu meringkukkan badannya disana dan terus menerus bergumam sambil terisak pelan karena kelelahan.
"Kenapa?... Kenapa harus aku?"
"Seseorang, bisakah ada seseorang yang bisa menolongku?..."
"A...Ak.. Aku merasa lelah kumohon kalian jangan datang padaku lagi oke?"
"Kenapa? Kenapa?! Kenapa kalian selalu membiarkanku melihat semuanya!! Aku selalu mencoba melihat semuanya dengan berbeda, kenapa kalian tidak membiarkan aku melihat dunia itu untuk melihat sisi yang lainnya?!" Sosok itu yang tadi hanya bergumam tiba-tiba berteriak histeris.
"Tidak ada gunanya."
"Bocah kecil yang malang."
"Hehehe~ seseorang datang lagi."
"Jangan terlalu berharap seseorang menolongmu."
"Berisik!"
"Diam!"
"Oh, lihatlah betapa rapuhnya dirimu sekarang."
"Hmph! untuk apa kalian memperhatikan orang yang lemah."
Sosok itu tiba-tiba membeku tidak bergerak dan berteriak karena berbagai pasang mata yang menatapnya dengan niat buruk.
"Hei~ lihat, kalian membuatnya takut~"
"Jangan pura-pura, bukankah kamu datang hanya ingin menelannya juga, menjijikan!"
"Huh! Orang munafik itu hanya ingin mendapatkan simpati orang kecil disana dan menelannya sampai tidak ada yang tersisa."
"Orang lemah ini selalu mencari keuntungan dari kita."
"Hahaha~ kenapa kalian mengatakan itu~ kalian membuat hatiku sakit~ bukankah kita bertahan hidup dengan saling menelankan?~~~"
"Kamu!"
"Sial!"
"Setelah menelan orang kecil itu aku pasti akan mencabik-cabikmu!"
"Menjijikkan!"
"Menjijikkan!"
"Wow––!"
"Aku tidak bisa menahannya lagi––"
"Khkehekehe, aku akan merobekmu berkeping-keping lalu menelan jiwanya yang harum..."
"Sungguh ceroboh!"
"Khekehkehe Ayo bertarung! Siapa yang bisa datang lebih cepat akan langsung menelannya dan tidak menyimpan keluhan!"
"Hmph! Lalu apa?!"
"Lalu ayo!"
"Untuk apa aku menunggu, hahahha~"
Sosok itu yang tiba-tiba merasakan kejahatan yang melayang diudara menundukkan kepalanya. Dia berdiri diam seperti patung tapi yang tidak mereka sadari adalah dia selalu mendengarkan poin kunci dari pembicaraan mereka. Menelan mereka bisa membuatnya tetap hidup.
Dia tidak ingin mati, dia selalu ingin merobek kegelapan yang selalu menutupinya dan melihat apakah seseorang bisa menolongnya, selalu menjadi obsesi yang mendukungnya untuk tetap hidup.
"Hahaha~ apakah kamu takut?"
"Ahh~ sungguh menakutkan~~"
"Hahahaha, sungguh lucu!"
"Tidak tunggu! Sesuatu yang salah––"
Salah satu dari mereka tiba-tiba menyadari sesuatu yang salah dan tiba-tiba berteriak.
Saat dia yang akan mencapai sosok itu dan menelannya tiba-tiba dia mendengar seseorang berteriak, dia melihat kebelakang dengan bingung.
Apa?
Firasat buruk menyerang hatinya, membuatnya menjadi gelisah.
"Apa yang kamu takutkan––"
Tapi saat dia berbalik untuk menyerang kembali melihat sosok itu perlahan mengangkat kepalanya dan menatapnya dengan kosong.
"Aku––!"
Sosok itu mengangkat kepalanya dan memperlihatkan matanya yang perlahan menjadi merah dan menjadi pupil vertikal dengan menatap kosong dan perlahan mengangkat tangannya untuk meraih orang yang akan berbalik pergi lalu merobeknya dan menelannya. Dengan kepala menunduk dia merasakan kekuatan yang ada ditubuhnya.
"Mata itu..."
"Gila! Bunuh dia! Jangan biarkan dia tumbuh!"
"Penguasa jurang..."
"Lari! Lari!"
"Untuk apa kamu lari?! Dia masih lemah!"
"Aku...aku tidak bisa! Kalian pasti akan mati!"
"Kamu––!"
Saat mereka dalam kekacauan dan berlari untuk menyelamatkan hidupnya, sosok itu mengangkat kakinya dan berjalan perlahan menuju mereka, merobek dan menelannya saat mereka tidak memperhatikan.
"Cepat! Bunuh dia! Tunggu apa lagi?!" Setelah itu dia mengangkat tangannya ke arah kepala sosok itu dan ingin merobeknya, tapi sosok itu hanya menatap dan mengangkat tangannya dan meraih tangan yang akan ada dikepalanya dan merobek dan menelannya.
"Akhh––!!!"
Lagi!! lagi!!
Kesadarannya mulai kacau
"Tuanku, aku akan––"
Tubuhnya mulai robek, sosok itu menelannya lagi, lagi dan lagi sampai hanya dia yang tersisa. Sosok itu merasa kesal, keinginannya untuk mengahancurkan membuat kesadarannya semakin kacau.
Sosok itu perlahan meringkuk didalam kegelapan, dia bergumam pelan sebelum kesadarannya jatuh terlelap.
Bisakah seseorang menolongku? Bahkan jika hanya satu orang.
Aku bisa merasakannya, seseorang yang sangat penting untukku akan datang.
Jadi kumohon cepatlah datang, aku tidak bisa menahannya lagi untukku yang selalu menginginkan kehancuran, jadi aku akan bertahan sampai kamu datang.
Hari demi hari, tahun demi tahun sosok itu tidak tahu berapa lama dia tertidur dan berapa kali dia terbangun. Bahkan ingatannya pun menjadi kabur.
Sampai....
-
-
-
-
[Menunggu dan Bertahan untukmu dalam kegelapan dan berjuang untuk mendapatkan kekuatan untuk melindungimu tidak akan pernah aku sesali dalam hidup ini. Karena kamu adalah alasan dan obsesi terbesarku untuk tetap bertahan, bahkan jika tubuh dan pikiranku hancur berkeping-keping.] – Nangong ZiXun.
[Bersambung...]