Komunitas Villa Phoenix
Ji Ling melihat temannya yang masih menatap telur besar yang setengah tinggi manusia dengan mata terbakar dan cerah.
Pria muda yang terlihat seperti 17, 18 tahun hanya memakai t-shirt dan celana pendek ditubuhnya itu memiliki wajah yang halus bahkan bisa dikatakan tampan dan cantik, alis pedang yang tipis, mata kucing yang selalu bersinar seperti bintang yang cerah, hidung tinggi yang lurus, bibir tipis yang melengkung, rambut hitam pendek dan mata emas bagaikan matahari sekarang sedang berjongkok menatap telur dengan mata yang cerah dan terbakar seolah-olah dia akan membakarnya dan melihat apa yang ada didalam.
"A'Yuan, sudah dua tahun kamu membesarkan telur itu dan telur itu belum juga menetas. Kenapa kamu belum menyerah pada telur mati? Kamu adalah seorang jenius dari keluarga Feng, kenapa kamu membiarkan mereka menghinamu karena kamu belum memiliki binatang jiwa? Bukankah mudah untukmu membesarkan telur binatang jiwa yang lain."
Melihat temannya masih memperhatikan telur itu, Ji Ling hanya bisa menghela nafas dan berkompromi.
"A'Yuan bahkan jika kamu memiliki basis kultivasi yang tinggi, tanpa bintang jiwa kamu masih akan kalah saat melawan mereka dikompetisi tahun depan."
"...."
"A'Yuan apakah kamu mendengar?"
"...."
"Hah... A'Yuan jika kamu tidak mengatakannya, aku anggap kamu setuju setelah itu, aku akan memanggil paman dan bibi bahwa kamu setuju untuk membesarkan telur binatang jiwa yang lain."
"Ssst. Jangan bersuara." Sebuah suara lembut dan ceria mengganggu Ji Ling yang masih sedang berbicara. Suara lembut itu bagaikan aliran air jernih yang mengalir dipegunungan dengan kesejukan hutan, dan suaranya yang ceria bagaikan burung yang bernyanyi dengan gembira di langit yang luas.
"Apa?"
Ji Ling bertanya dengan bingung karena A'Yuan tidak mengeluarkan suaranya dari saat dia menatap telur itu.
"Jangan bersuara, telur itu akan menetas." Suara itu tidak bisa menyembunyikan kegembiraannya bahkan jika dia mengeluarkan suaranya dengan pelan.
Ji Ling berjalan mendekat dan memperhatikan telur itu yang menurut temannya akan menetas.
"Feng Yuan! Apa kamu bercanda, dimana ada telur yang akan menetas?! Telur itu masih saja diam–––" Ji Ling yang masih akan marah karena dipermainkan oleh temannya terdiam karena dia memang mendengar suara telur yang retak.
Krrtk...krrt...
Feng Yuan yang masih berjongkok langsung berdiri dan dengan tergesa-gesa berjalan menuju telur itu lalu mengeluarkan belati dari saku dan menggores lengannya, karena telur itu membutuhkan darahnya untuk menjadi suplemen dan energi saat binatang itu akan menetas.
Lalu dia meneteskan darahnya lagi untuk membuat kontrak setara dengan binatang yang akan keluar. Setelah dia merasakan umpan balik, dia tersenyum puas dan senang lalu dengan sabar menunggu telur itu selesai menetas, dan mengabaikan Ji Ling yang melihat semuanya dengan mata melebar, lalu meledak dengan marah.
"Apa yang kamu lakukan?!"
Feng Yuan yang akhirnya tersadar bahwa masih ada temannya disampingnya, akhirnya menoleh dan menatap Ji Ling dengan mata keterbelakangan mental.
"Apa kamu bodoh? Tentu saja membuat kontrak."
"Aku tau kamu sedang membuat kontrak! Tapi kenapa kamu menggunakan kontrak setara! Kamu tahukan kontrak itu berlaku untuk selamanya! Dan jika salah satu dari kalian terluka, kalian akan mendapatkan umpan balik yang sama! Dan apa-apaan kamu menggunakan darahmu sebagai suplemen?!"
Feng Yuan melihat temannya yang marah hanya bisa menghela napas lalu mengabaikan dan membiarkannya meredakan emosinya. Setelah itu dia melihat kembali telur yang akan menetas dengan bersemangat dan gugup.
Mungkin binatang didalam telur itu merasakan perasaan pemiliknya, dia mempercepat langkahnya untuk memecahkan telur yang menghalanginya untuk bertemu dengan pemiliknya.
Ji Ling yang telah meredakan emosinya menahan napas karena telur ini yang setelah dua tahun dibesarkan dengan bahan-bahan berharga akhirnya menetas.
"Lalu A'Yuan nama apa yang akan kamu berikan padanya?"
"Nangong ZiXun."
"A'Yuan kenapa kamu menamakanya dengan nama seperti itu?"
"Itu adalah namanya."
Ji Ling yang mendengar itu memiliki garis-garis hitam diwajahnya lalu menatap kembali telur itu dengan harapan yang tinggi dan semangat.
Binatang apa yang keluar? Apakah itu binatang buas Mimpi Buruk, Legenda, atau Mitos?.
Jangan salahkan Ji Ling yang berharap tinggi, karena temannya itu adalah seorang jenius yang hanya ada 1 dari 10.000 tahun sekali. Dan telurnya pun tidak terlihat sederhana dengan warna hitam obsidian dengan garis-garis emas.
Saat keduanya menunggu dengan gugup, telur itu akhirnya menetas. Keduanya penasaran apa yang akan ditetaskan telur yang setengah tinggi manusia ini, setelah beberapa detik mereka melihat apa yang keluar, yang membuat keduanya membelalakkan matanya tidak percaya, bingung dan syok.
Sial!
Itulah kata yang hanya bisa mereka katakan dalam pikirannya setelah melihat apa yang ada di dalam telur.
-
-
-
-
[Melihatmu dari ribuan telur yang ada dan membelinya dipasar gelap lalu membuat kontrak setara denganmu adalah keputusan paling tepat dan membahagiakan yang pernah aku lakukan.] – Feng Yuan.
[Bersambung....]