Chereads / Pria Besar, Kekasihmu Mengacau Lagi! (BL) / Chapter 6 - Bab. 5 "YuanYuan, kamu milikku, hanya milikku, aku tidak akan membiarkanmu lari setelah kamu menangkap hidup dan hatiku. Dan aku tidak akan membiarkan siapapun mengambilmu dariku bahkan dunia ini."

Chapter 6 - Bab. 5 "YuanYuan, kamu milikku, hanya milikku, aku tidak akan membiarkanmu lari setelah kamu menangkap hidup dan hatiku. Dan aku tidak akan membiarkan siapapun mengambilmu dariku bahkan dunia ini."

Nangong ZiXun melirik kembali orang yang berlari ketakutan dengan muram, membenamkan kepalanya dileher putih YuanYuan-nya.

Yang tidak Feng Yuan dan Ji Ling ketahui adalah setelah Nangong ZiXun membenamkan kepalanya dileher YuanYuan-nya, dia tersenyum penuh kemenangan dan kesenangan karena dia bisa memeluk tubuh dan memberikan bau khusus ditubuhnya dengan tanda kepemilikan agar binatang jiwa yang tidak mengetahui dengan *mata panjang yang menginginkan YuanYuan-nya berlari sejauh yang kamu bisa.

*Mata panjang artinya adalah orang yang tak berotak yang selalu memprovokasi seseorang berulang kali.

"Nah, A'Xun bisakah kita masuk kedalam dulu? Diluar sangat panas. Apakah kamu merasa tidak nyaman?" Feng Yuan yang merasa kedinginan entah kenapa melupakan rasa krisis yang akan datang, langsung melupakannya dan bertanya dengan khawatir apakah ular kecilnya akan sakit.

"Yah... YuanYuan, aku sangat tidak nyaman." Nangong ZiXun terkejut karena YuanYuan-nya menghawatirkannya apakah disini panas atau tidak. Lalu Nangong ZiXun merasakannya dengan hati-hati dan berkata dengan tidak nyaman.

Feng Yuan yang mendengar itupun langsung mengangkat Nangong ZiXun dengan pelukan putri kedalam villa dam membawanya kekamar mandi untuk merendamkan ular kecilnya.

Nangong ZiXun yang diangkat tercengang dan secara refleks melingkarkan tangannya dileher Feng Yuan dan merasakan pikirannya kosong, dia kembali sadar saat air memercik diwajahnya.

Setelah sadar, wajah tampan dan dinginnya menambahkan rona merah diwajah, telinga hingga leher yang menjadikan seperti wanita cantik yang mabuk dan menggoda pria disekitarnya.

Dengan bang–! Feng Yuan yang melihatnya tertegun sejenak dan dengan wajah kosong, dia dengan tergesa-gesa mematikan keran pancuran dan keluar dari kamar mandi dengan cepat. Lalu sebuah suara terendam mengingatkan Nangong ZiXun yang tertegun karena melihat Feng Yuan yang melarikan diri.

"Aku sibuk, jadi A'Xun tidak keberatan jika aku tinggal sendiri?"

Jika Nangong ZiXun tidak melihat telinganya yang merah mungkin dia akan percaya, tapi, Nangong ZiXun tersenyum tipis menahan tawa yang akan dia keluarkan dan mengeluarkan batuk ringan dan menjawab YuanYuan-nya yang gelisah diluar pintu kamar mandi.

"Ehem! Tidak masalah YuanYuan."

"Lalu bajunya sudah aku siapkan dan simpan dikasur dan pakailah, itu adalah baju baru yang aku beli untukmu dan jangan lupa makan yang aku siapkan untukmu."

".... Terimakasih YuanYuan."

"Tidak perlu A'Xun. Karena kita akan menjadi pendamping dan keluarga mulai sekarang." Feng Yuan menghela nafas sejenak setelah panas diwajahnya mereda, dan berkata dengan suara normal lagi.

Selain itu, dia harus mempersiapkan ujian bulanan yang akan datang, karena liburan musim panas telah berakhir. Setelah itu dia dengan gembira menelpon rumah tua dan mulai memberitahukan keluarga disisi lain bahwa binatang jiwanya sudah menetas pada akhirnya mereka membicarakannya sampai jam waktunya tidur.

Dan Nangong ZiXun yang dilupakan telah selesai memakan makanan yang YuanYuan-nya buat. Yang membuatnya senang adalah mereka akan menjadi keluarga sekarang. Lalu berkeliling villa, untuk melihat tempat tinggal YuanYuan-nya. Setelah itu dia kembali ke kamar tamu untuk tidur.

Malam.

Bulan cerah menyinari pemuda yang tampan dan cantik itu dan angin selalu membelainya agar dia tetap tertidur.

Clek.

Krieett.. Pintu terbuka.

Tapi orang yang membuka pintu menumbangkan suasana yang selalu ingin dipertahankan alam untuk menjaga pemuda itu yang sedang tertidur itu.

Nangong ZiXun melihat Feng Yuan yang masih tertidur dengan tubuh yang meringkuk, seperti kucing yang mencari kehangatan.

Melihat pemuda itu tertidur dengan pulas, Nangong ZiXun menghampiri pemuda itu dan membungkuk lalu mengulurkan tangannya untuk menyelusuri dari alis, hidung, mata, tangannya berhenti beberapa detik dibibir merahnya, lalu dagu, leher, tulang selangkanya dia pun berhenti dan mengagumi wajah YuanYuan-nya dengan terobsesi dimata merah vertikalnya, dan siapapun yang melihatnya akan merinding. Lalu membenamkan wajahnya dileher kekasihnya.

Bahkan alam yang memiliki kesadaranpun merasa kedinginan.

"YuanYuan, YuanYuan-ku, kamu milikku.., hanya milikku, aku tidak akan membiarkanmu lari setelah menangkap hidupku dan hatiku. Dan aku tidak akan mengizinkan siapapun mengambilmu dariku, bahkan dunia ini." Nangong ZiXun berbisik dengan ekspresi paranoid yang hampir gila.

Lalu dia berdiri dan berbalik perlahan dengan wajah muram. Alam yang memiliki kesadaran diri memiliki firasat buruk lalu berlari pergi, tapi! Saat Nangong ZiXun mengulurkan tangannya dikehampaan alam yang memiliki kesadaran diri merasa ngeri saat dia tertangkap oleh tangan besi yang tidak bisa dilepas atau pun dibuang.

"Tidak! Lepaskan aku! Cepat, lepaskan aku!"

Nangong ZiXun yang melirik pangsit kecil yang berumur tiga sampai empat tahun ditangannya yang akan melolong membuat Dewa Jurang Ular Pemakan Dunia mengerut kening dan menguncang pangsit kecil yang lembut dan imut dengan keras lalu mengancamnya dengan ekspresi yang sangat lembut.

"Anak kecil, jangan membuat keributan oke. Jika tidak aku akan menarik lidahmu agar tidak bisa berbicara dan memotong pita suara agar kamu tidak bisa bersuara apalagi menangis. Jadi tolong diam, lalu bagaimana jika YuanYuan-ku terbangun karena suara berisikmu?"

"Hmmm.."

-

-

-

-

[YuanYuan, kamu adalah cahaya hidupku, kepercayaanku, dan bagian dari jiwaku yang lain yang selalu hidup dalam cahaya kemuliaan. Dan aku adalah bayangan yang selalu menjaga dan melindungimu dengan erat dalam kegelapan agar kamu bisa selalu memancarkan cahayanya dan menyinariku setiap saat. Jadi kumohon jangan tinggalkan aku sendiri dengan kebingungan dan putus asa, dan aku harus berjuang untuk mimpimu sendirian saat kamu tidak menginginkanku lagi.] – Nangong ZiXun.

[Bersambung....]