Malam.
Feng Yuan yang baru saja membuka pintu tiba-tiba merasakan pelukan dingin datang dari belakangnya membeku ketakutan tapi setelah melihat itu adalah ular kecilnya dia merilekskan tubuhnya dan bertanya dengan rasa bersalah.
"Kenapa kamu tidak tidur?"
"Menunggumu." Nangong ZiXun hanya menjawab dengan cemberut tidak senang.
Nangong ZiXun yang merasa tidak senang, karena Feng Yuan datang sangat larut. Tapi melihat mata Feng Yuan yang merasa bersalah Nangong ZiXun hanya bisa menghela napas.
"YuanYuan, lalu beri aku kompensasi?" Dengan mata berbinar Nangong ZiXun merasa kesempatan untuk menciumnya tiba-tiba datang.
Feng Yuan membeku sejenak, lalu menaikkan alisnya dan bertanya dengan bingung.
"Apa yang A'Xun inginkan?" Sambil berjalan menuju kedalam rumah dia melihat ular kecilnya dengan mata berbinar meneriakkan jawaban yang membuatnya malu.
"Cium aku." Nangong ZiXun menatap Feng Yuan dengan mata berbinar. Tapi dengan mata merah vertikalnya hanya bisa membuat orang ketakutan karena seakan-akan mereka adalah mangsa yang akan ditangkap. Tapi Feng Yuan tidak merasakannya hanya merasa ular kecilnya sangat lucu.
"Jangan lakukan itu!" Sebuah suara menghentikan Feng Yuan yang akan mencium Nangong ZiXun dan berbalik dengan kebingungan karena dia mendengar suara anak kecil di belakangnya.
Anak kecil?
Dan Nangong ZiXun yang sedang dalam suasana hati yang baik langsung menatap muram tamu yang tiba-tiba datang saat YuanYuan-nya akan menciumnya.
Dan Feng Yuan yang melihat pangsit kecil yang ada dibelakangnya melupakan Nangong ZiXun yang masih menggantung ditubuhnya dan hanya menatap pangsit kecil dengan pikiran kosong. Dan yang pertama ada dipikiran pertamanya adalah sangat lucu, lalu yang kedua adalah aura yang agak familiar, dan yang terakhir adalah kenapa anak kecil itu ada di rumahnya?
Nangong ZiXun yang dilupakan menatap muram pangsit kecil yang ada didepannya dan ingin mencabik-cabiknya. Jika mata bisa membunuh maka pangsit kecil itu telah terbunuh ribuan kali.
Yan Fei yang ditatap merasa ketakutan tapi untuk menjauhkan Dewa Dewa dengan Dewa Jurang yang gila itu dia harus bisa melawannya jika tidak bisa, mengeluh saja pada Dewa Dewa karena Dewa Dewa selalu menyukaiku. Setelah pikiran itu terlintas dibenak Yan Fei, dia mendengus dingin dan menatap Nangong ZiXun dengan sombong.
"YuanYuan? Lihat aku."
Nangong ZiXun tidak melihat Yan Fei yang ada didepan dengan tatapan sombong dia hanya melihat Feng Yuan masih tenggelam dalam pikirannya dan terus menatap pangsit kecil itu mulai memancarkan aura berbahaya dengan mata muram dan paranoid, memeluk erat Feng Yuan yang masih tenggelam karena pemikirannya.
Feng Yuan yang merasa sedikit kesakitan langsung terbangun dari pikirannya dan melihat ular kecilnya memancarkan aura yang aneh dan merasa detak jantungnya akan berhenti karena suatu alasan dan mulai mencium pipi ular kecilnya yang sedang memancarkan aura yang menyeramkan.
Setelah Feng Yuan mencium pipinya membuat ruangan yang tadi memancarkan aura yang aneh mulai kembali normal.
Feng Yuan menghela nafas tidak diketahui dan melihat kembali pangsit kecil yang ada didepannya dengan wajah pucat ketakutan.
"Ada apa, adik kecil kenapa kamu bisa ada disini?" Feng Yuan bertanya dengan lembut.
Yan Fei merasa ketakutan saat Nangong ZiXun mulai memancarkan aura yang berbahaya tapi saat Feng Yuan memanggilnya, wajah yang tadinya pucat langsung membaik dengan kecepatan telanjang. Lalu dia berlari memeluk kaki Feng Yuan dengan erat.
"Kakak, jangan tinggalkan aku, aku tidak tahu, yang aku tahu adalah saat aku bangun aku ada disini. aku...aku bisa melindungimu. Dan kakak namaku Yan Fei, kakak bisa memanggilku XiaoFei." Dengan mata berkaca-kaca dimata hijaunya, Yan Fei memeluk kaki Feng Yuan dengan erat dan tidak ingin melepaskannya bahkan jika Nangong ZiXun melihatnya dengan tatapan mata suram yang mulai memancarkan kemarahan. Lalu melirik dengan arogan kearah Nangong ZiXun dan mulai memberanikan diri saat dia ada di pelukan Feng Yuan.
"Lalu siapa kamu?" Karena aura yang familiar dia tidak melepaskan Yuan Fei yang menggantung dikakinya. Feng Yuan berjongkok untuk melihat anak kecil itu.
"Saudaraku, aku adalah alam yang dengan kesadaran diri. Saudaraku aku sangat berguna jika kamu membutuhkan kultivasi yang lebih cepat dengan mengumpulkan aura didekat saudara, jadi jangan tinggalkan aku."
Feng Yuan memikirkannya, lalu mata emasnya mulai bersinar terang, jika itu benar kultivasinya akan lebih cepat meningkat dari orang lain karena dalam setahun lagi dia akan mengadakan kompetisi dengan sekolah lain. Lalu menganggukkan kepalanya dan bertanya dengan bingung.
"Kenapa XiaoFei ada dirumahku?"
Yan Fei tertegun sejenak lalu menjawab dengan lembut.
"Itu karena aku merasakan ikatan khusus yang ada padamu."
"Oke kalau begitu, karena ini adalah kesempatanku untuk menjadi kuat lebih cepat aku akan menerimamu."
Yan Fei yang merasa senang langsung mencium pipi Feng Yuan mengabaikan Dewa Jurang yang masih menatapnya, karena dia mulai bisa mendekati Dewa Dewanya dengan jujur didepannya dan tidak perlu bersembunyi untuk mendapatkan pelukan Dewa Dewanya.
Feng Yuan yang menerima ciuman dari pangsit kecil yang lucu hanya tertegun sejenak lalu mulai tersenyum tipis dan menggosok kepala Yan Fei dengan kuat.
-
-
-
-
[Saudara Yuan, mulai hari ini aku akan melindungimu bahkan jika kamu masih hanya memiliki orang itu dimatamu. Karena XiaoFei merasa tidak punya hak untuk mengurus urusan hidupmu. XiaoFei pernah mencampurkan urusanmu dan menghancurkan orang yang kamu sayangi dengan bekerja sama untuk orang yang mencintaimu tapi tidak pernah memikirkan konsekuensi saat melakukannya, jadi XiaoFei akan menebusnya dengan melindungimu apapun yang terjadi meskipun tidak bisa menandingi apapun yang telah XiaoFei lalukakan. Jika Saudara Yuan masih memiliki ingatannya dan mungkin membenciku aku akan tetap bersama Saudara Yuan untuk menebus semuanya.] –– Yan Fei.
[Bersambung....]