Bab. 28
Nangong ZiXun mengerut keningnya dan membuka matanya yang memperlihatkan mata merah dengan pupil vertikalnya yang kini kabur dan penuh kebingungan sambil mengerjapkan matanya pelan.
"Hmm....?"
Feng Yuan yang sedang membaca buku mendengar suara serak yang membuat Feng Yuan membalikkan badannya. Melihat Nangong ZiXun yang terbangun Feng Yuan menutup bukunya dan berjalan menuju Nangong ZiXun yang masih dalam kebingungan dan menatapnya dengan senyum tipis dimatanya.
"Bangun?"
Nangong ZiXun menatap wajah tersenyum Feng Yuan yang membesar dimatanya yang membuat manusia-ular yang kesadarannya masih dalam kekacauan tertegun.
"YuanYuan...?"
"Ada apa A'Xun?"
"Aku.."
Nangong ZiXun berhenti berbicara lalu dia tersadar bahwa Feng Yuan berada didepannya bukan diruang yang dia buat dan dengan tatapan luar biasa dimatanya dia menatap Feng Yuan yang memiliki senyum diwajahnya.
"YuanYuan dengarkan aku... Aku... Aku.. tidak mencoba seperti itu... Aku.. aku.."
"Mencoba apa?"
Feng Yuan menatap Nangong ZiXun yang terlihat gugup dan wajah cemas sambil menghela napas dan menggosok kepala Nangong ZiXun.
"Tidak apa-apa."
Wajah Nangong ZiXun membeku lalu menurunkan matanya.
"YuanYuan, aku..."
"Aku tahu."
"..."
Feng Yuan duduk disebelah Nangong ZiXun dan kini menatap Nangong ZiXun dengan sedikit kesurupan, melihat kekasihnya masih hidup dan bernapas didepannya dia memikirkan keadaan kekasihnya yang saat itu yang akan pecah menjadi serpihan-serpihan cahaya dengan perasaan mati rasa dihatinya.
"Ada apa?" Nangong ZiXun menyentuh wajahnya dengan ragu saat melihat Feng Yuan menatapnya dengan tatapan kosong dimatanya.
"... Tidak." Setelah menghela napas panjang dari ingatannya, Feng Yuan memalingkan kepalanya.
Nangong ZiXun menatap Feng Yuan dengan dalam setelah itu dia melihat sekelilingnya dengan bingung.
"Dimana?"
"Rumah Feng."
"!!! Bagaimana kita bisa ada disini?!"
"Kamu menghancurkan rumahku."
Feng Yuan merasa sedih karena rumahnya yang dia beli sendiri dengan kerja kerasnya hancur dan hanya tinggal reruntuhan saja.
Sekelebat ingatan yang terlintas dalam pikirannya saat itu membuat Nangong ZiXun sedikit melebarkan matanya lalu dia menatap Feng Yuan dengan rasa bersalah dimatanya.
"Tapi itu karena dia..."
"Shht."
Feng Yuan mengulurkan tangannya dan menutup mulut ular kecilnya dengan jari telunjuknya. Sambil menundukkan kepalanya Feng Yuan memeluk Nangong ZiXun dengan erat.
"Saat itu aku seharusnya mempercayai perasaanku, bukan mengabaikannya.... Dan aku selalu menyangkal bahwa mereka tidak akan pernah menyakitimu setelah A'Xun berada dibawah perlindunganku.... Jika saja aku lebih waspada dan curiga, A'Xun keadaanmu tidak akan seperti ini."
Nangong ZiXun menyipitkan matanya dan menatap Feng Yuan yang ada dalam pelukannya dengan cahaya gelap dimatanya.
Ya, percayalah padaku.. hanya padaku..
Bergantung lah padaku selamanya... Aku bisa menjagamu dan menghidupi mu..
Tetaplah dalam sangkar emas yang aku buat untukmu selamanya..
Aku tidak pernah memperdulikan mereka, tapi aku tidak menyangka bahwa mereka memiliki beberapa trik hingga aku harus meninggalkanmu..
Tapi..
Melihat Feng Yuan yang rapuh didepannya membuat Nangong ZiXun merasa tidak nyaman. Mungkin karena dia tidak terbiasa melihat Feng Yuan yang terlihat rapuh atau mungkin dia lebih menyukai dan terbiasa Feng Yuan yang terlihat bersinar terang dengan cahayanya dan terlihat percaya diri, lembut dan ceria daripada terlihat rapuh dan sedih yang seakan-akan jika seseorang sedikit menusuknya dia akan menghilang.
"Itu salahku."
"..." Feng Yuan membeku lalu mengangkat kepalanya dan menatap Nangong ZiXun dengan bingung.
"A'Xun, kenapa kamu mengatakan itu?"
"Aku selalu membawamu dalam perlindungan ku. Dan... Semua orang itu, aku sudah membuat mereka menghilang dan tidak akan pernah bisa membuat kekacauan dan keributan dihadapan mu."
Nangong ZiXun melepaskan diri dari pelukan Feng Yuan dan menjaga jaraknya lalu menurunkan matanya tidak berani melihat ekspresi Feng Yuan.
"YuanYuan... Itu semua salahku. Aku terlalu serakah untukmu. Seharusnya aku tidak membuat permintaan yang tidak masuk akal saat itu jika tidak kejadian ini tidak akan pernah terjadi. Bahkan kamu melepaskan posisi dan kekuatanmu hanya untukku."
Tangannya yang tergantung bergetar tapi dengan cepat dia sembunyikan agar Feng Yuan tidak melihatnya.
Feng Yuan yang mendengar perkataan Nangong ZiXun menatapnya dengan tenang tanpa fluktuasi dimatanya yang membuat Nangong ZiXun semakin gugup.
"A'Xun bahkan jika kamu tidak membuat permintaan itupun aku akan melakukannya lagi. Jadi kejadian ini pasti akan tetap terjadi bahkan jika kamu tidak mengatakan itu. Karena aku..."
"Tidak!"
Nangong ZiXun mengangkat kepalanya dan memotong perkataan Feng Yuan lalu berdiri dihadapan Feng Yuan sambil memegang bahunya dengan erat. Menatap Nangong ZiXun yang bersemangat membuat Feng Yuan sedikit kaget dan bingung.
Nangong ZiXun menatap mata emas Feng Yuan yang masih bersinar cerah dan hanya memiliki bayangannya dimatanya membuat hatinya bergetar lalu dia menarik napas dalam-dalam dan berbicara dengan gigi terkatup untuk menahan emosi yang bergejolak didadanya.
"YuanYuan... YuanYuan... Aku hanya ingin kamu bergantung padaku, hanya melihatku, mencintaiku, memperlihatkan berbagai emosi padaku, dan... dan.."
"???"
Kata-kata selanjutnya yang akan dikatakan Nangong ZiXun tersangkut di tenggorokannya karena Feng Yuan masih menatapnya dengan lembut dan tenang lalu berkata dengan suara serak.
"Aku... Aku jelas sudah memperhitungkan semuanya... Tapi YuanYuan... Aku merasa tidak nyaman... Aku tahu konsekuensi dari permintaanku padamu. Aku juga tahu kamu pasti akan melakukan itu tanpa aku membuat permintaan yang tidak masuk akal. Tapi aku hanya ingin mendapatkan jawaban yang pasti darimu, aku hanya merasa tidak nyaman jika tidak mendapatkan jawaban yang pasti darimu."
"Hanya saja YuanYuan... Setelah melakukan ini dan melihatmu dalam keadaaan jiwa yang sama tidak lengkapnya membuatku menyesal... YuanYuan maafkan aku... Aku... Aku terlalu egois, terlalu serakah, terlalu jahat.. buruk... Sangat buruk..."
"Aku tahu."
Suara Feng Yuan yang tegas dan tidak berdaya membuat Nangong ZiXun berhenti berbicara.
"YuanYuan... Aku membenci dunia ini."
"Aku tahu."
"..."
Nangong ZiXun membuka mulutnya dan ingin mengatakan sesuatu tapi suara Feng Yuan menghentikannya berbicara.
"Aku tahu itu, jangan berbicara."
"..."
"YuanYuan..."
"Ada apa?"
"Apakah kamu akan membenciku...?"
"Tidak."
Bau amis memenuhi tenggorokannya yang membuat Nangong ZiXun menelan darah yang akan keluar karena emosi yang terlalu merangsangnya.
"YuanYuan... Aku sangat mencintaimu hingga aku ingin memenjarakan mu, memonopoli mu, dan mengikatmu di sisiku selamanya. Meskipun aku tahu kamu mencintaiku aku masih..."
"... A'Xun aku tahu kamu ingin memenjarakan ku."
Kali ini Nangong ZiXun tidak bisa berbicara karena panik dan syok yang membuatnya membatu ditempatnya tidak berani bergerak.
Feng Yuan mengambil tangan Nangong ZiXun dan saling menautkan jari-jarinya dan berbicara dengan tenang.
"Aku tahu kamu pasti memiliki pemikiran seperti itu. Aku tidak bisa mengubah pemikiran mu tapi aku tahu kamu tidak akan pernah melakukan itu padaku. Aku tahu kamu selalu melakukan beberapa trik di belakangku tentang mereka tapi aku juga melihat kamu tidak pernah melakukan sesuatu yang keterlaluan dibelakang ku bukan?"
Aku pernah.
"... YuanYuan kamu sangat percaya diri..."
Feng Yuan mengabaikan jawaban dari Nangong ZiXun yang sedikit sarkastik dan melanjutkan perkataannya.
"Kamu tidak memiliki rasa aman dan kepercayaan pada dirimu sendiri itu normal. Aku juga selalu mengabaikan permintaanmu untuk membuat kontrak dan menjadi pasangan Tao denganmu dan aku juga selalu menghindar untuk melakukan perbaikan ganda denganmu. Tapi A'Xun aku takut.."
"Aku takut kamu akan meninggalkanku dan tidak lagi mencintaiku."
Ya, setelah bertemu dengan Nangong ZiXun, Feng Yuan selalu memikirkan untung dan rugi saat bersamanya. Statusnya sebagai penguasa alam Dewa menghilang saat bersama Nangong ZiXun yang membuat Feng Yuan terlihat seperti manusia fana yang selalu memikirkan untung dan rugi yang sedang jatuh cinta dan tidak pernah ingin terlalu mendapatkan banyak kerugian yang bisa membuatnya sakit hati dan sedih.
"YuanYuan mengapa kamu bisa mengatakan itu...?"
Nangong ZiXun heran dengan pemikiran Feng Yuan yang begitu rumit.
"Bagaimana aku bisa tidak mencintaimu dan meninggalkanmu? Jika aku benar-benar tidak lagi mencintaimu dan meninggalkanmu maka biarkan jiwaku––"
Feng Yuan menutup mulut Nangong ZiXun dengan tangannya dan menatap dengan marah pada Nangong ZiXun yang akan mengatakan sesuatu yang buruk.
"Jangan katakan itu."
Rasa cemas yang selalu ada dihatinya kini menghilang tanpa jejak setelah saling mengatakan perasaan yang ada dihatinya. Nangong ZiXun menatap Feng Yuan dengan mata merahnya dan menganggukkan kepalanya.
Feng Yuan melepaskan tangan yang ada pada bibir Nangong ZiXun dan menghela napas pelan lalu menatap Nangong ZiXun dengan senyum manis.
"Mari kita mulai lagi dari awal."
"... Hmm."
-
-
-
-
[Bersambung.....]