Dokter mengijinkan Maya untuk kembali ke rumah hari ini setelah menjalani perawatan selama satu minggu di rumah sakit. Arion mengantarkan Erina dan Maya kembali ke rumah kontrakan mereka setelah mengurus sisa administrasi rumah sakit yang dibayar oleh Arion. Sungguh.. Erina merasa tidak enak hati kembali merepotkan Arion. Namun Arion tiak mempermasalahkan semua itu. Arion msih memiliki cukup uang di tabungan. Walaupun semua yang dimiliki oleh Arion diambil papanya. Arion yang suka menabung dan menggunakan uang sesuai dengan apa yang dibutuhkan sehingga Arion memiliki tabungan yang cukup. Arion juga ikut berinvestasi dengan teamnnya membuka cafe tanpa sepengetahuan kedua orang tuanya.
"Kamu yakin akan tinggal disini dengan Maya, Rin?' tanya Arion ketika berada di dalam rumah kontrakan Erina yang kecil
"Aku dan Maya kan biasa tinggal di sini Pak Arion," jawab Erina
"Kalian tinggal di apartemen aku saja Rin," pinta Arion
Erina menggelengkan kepala menanggapi permintaan Arion, "Terima kasih Pak. Tapi kita bukan siapa-siapa Pak Arion. Kita juga belum muhrim Pak," tukas Erina.
Arion tersenyum tipis dengan ucapan Erina. Satu nilai tambah di mata Arion untuk Erina yang tidak seperti wanita pada umumnya. Erina mempersilahkan Arion duduk di kursi kayu kecil yang berada di ruang tamu rumah Erina dan Maya. Sedangkan Maya telah beritirahat di kamarnya seperti permintaan Erina.
"Kita menikah tiga hari lagi Rin," ucap Arion dengan nada santai
Karin terkesiap mendengar ucapan Arion lalu menatap Arion dengan tatapan yang sulit diartikan.
"Aku tahu kamu pasti terkejut dengan keputusan aku. Tapi aku telah memutuskan ini dengan matang Rin. Aku serius ingin menikah dengan kamu," lanjut Arion.
"Boleh Maya ikut dengan kita setelah kita menikah Pak? Aku tidak tega meninggalkan Maya hidup seorang diri di kota besar ini Pak Arion," tukas Erina
Arion mengulas senyuman hangat di wajah tampannya, " Aku baru ingin membicarakan ini sama kamu. Tapi kamu telah mengatakannya terlebih dahulu. Aku tidak akan melarang kamu membawa Maya untuk tinggal bersama kita setelah menikah. Kita akan tinggal di apartemen. Bukan di rumah. Tapi jika kamu merasa keberatan, aku akan mencari rumah untuk kita tempati bertiga Rin," terang Arion
"S-Serius Pak?" Erina membolakan netra tidak percaya mendengar ucapan Arion
"Iya Rin. Aku serius. Semua berkas pernikahan kita telah diurus oleh sahabat saya. Kamu tenang saja, kita tinggal menerima beres," tukas Arion
Erina menganggukan kepala menanggapi ucapan Arion. Sungguh.. Erina tidak pernah membayangkan akan menikah dalam waktu secepat ini. Apalagi usia Erina masih muda bagi seorang wanita untuk melangkah ke jenjang pernikahan. Namun Erina hanya bisa pasrah. Erina memiliki hutang yang besar kepada Arion untuk biaya operasi dan perawtan sang adik selama di rumah sakit kemarin. Setelah ini Erina berencana akan mencari saiapa orag yang telah menabrak Maya dan tidak bertanggung jawab dengan apa yang telah dilakukan kepada adik Erina.
***
Arion duduk di kursi balkon kamarnya dengan satu batang rokok yang terselip di antara celah jemarinya. Kepulan asap keluar dari bibir Arion setelah Arion menghembuskannya. Arion bukan perokok aktif, namun Arion akan merokok jika tengah banyak pikiran. Semilir angin yang menusuk kulit tidak dirasakan Arion. Arion masih menikmati rokoknya malam ini.
"Semoga keputusan aku tidak salah Ya Allah. Arion tidak ingin dijodohkan. Arion tahu bagaimana papa. Arion sedih papa dan mama akhirnya berpisah. Namun jika ini yang terbaik untuk keluarga Arion dan agar papa sadar dari kesalahannya,maka Arion ikhlas menerima keputusan yang diambil mama. Ridhai keputusan Arion untuk menikahi Erina Ya Allah.." Arion menatap langit malam yang tampak cerah dengan cahaya bulan dan bintang
***
"Mama kapan sidang keputusannya?' tanya Nara setelah sarapan pagi bersama di rumah kakek Damar
"Mama belum tahu sayang. Mungkin dua atau tiga persidangan lagi Na. Mamam minta maaf iya Na kalau mama memilih pisah dengan papa kamu," sambung Karin dengan nada sendu
"Iya ma. Bagi Nara yang penting mama bahagia dan tidak merasakan sakit hati terus, Nara juga bahagia ma. Mama harus bahagia setelah berpisah dengan papa ma," pungkas Nara
"Kamu tenang saja Rin. Semua yang dimiliki oleh Naren akan menjadi milik kalian. Papa telah mengurus semuanya Rin. Naren tidak akan memiliki apapun setelah berpisah dari kamu. Biar itu jadi pembelajaran bagi Naren jika benar-benar Naren menyesali perbuatannya," sahut papa Dermawana
Suara papa Dermawan mencengangkan mereka ayang masih mengobrol di meja makan pagi ini. Ya. Papa Dermawan dan mama Dera mengunjungi rumah besan sebelum berangkat ke kantor. Papa Dermawan dan mama Dera merasa iba dengan apa yang dialami Karin. Ladi dan lagi semua ini akibat perbuatan anak mereka, Naren.
"Papa.. mama.." Karin bangkit dari duduknya lalu mengecup punggung tangan papa dan mama mertuanya diikuti oleh Nara
Papa Dermawan dan mama Dera dydk di ruag makn setelah besan mempersilahkan mereka. Mereka mulai tampak seerius membicarakan rencana kehidupan Karin dan anak-anak Karin. Walaupun cuu mereka telah dewasa namun cucu mereka tetap menjadi tanggung jawab bagi kedua orang tu Karin dan Naren. Tepat pukul delapan pagi Nara berpamitan kepada mama, kakek dan neneknya untuk berangkat bekerja. Sedangkan papa dan mama Naren memutusakn tetap berada di rumah orang tua Karin untuk membicarakan langkah apa yang akan mereka ambil setelah Naren dan Karin berpisah.
***
Naren kini tengah berada di rumah kontrakan Erina dan menikmati hidangan sarapan bersama. Masakan Erina terasa cocok di lidah Arion. Ya. Erina meminta Arion untuk datang ke rumah dan sarapan pagi bersama. Erina melakukan itu sebagai ucapan terima kasih kepada Arion yang telah banyak membantu Erina dan adiknya. Aarion memenuhi permintaan Erina sebagai langkah awal sebelum mereka menikah dan hidup bersama nanti.
Arion yang hari ini tidak memiliki aktivitas memilih tetap berada di rumah Erina si wanita kampung menemani mereka. Sedagkan Erina tengah membuat kue seperti kemampuannya selam ini. Erina memiliki rencana menitipkan kue buatannya ke warung yang terletak di dekat rumahnya sembari mencari pekerjaan lain. Erina tetap bekerja di cafe cahaya ketika malam hari. Erina akan melakukan pekerjaan halal apapun demi adiknya dan membayar utang kepada Arion.
"Silahkan Pak dicoba dadar gulung buatan saya,' ucap Erina setelah menaruh piring berisi dadar gulung dan satu cangkir teh hangat di meja
"Terima kasih Rin," balas Arion sembari mengambil satu dar gulung yang berada di piring lalu memasukan ke dalam mulutnya
Arion mengecap mulutnya menikmati dadar gulung yang telah masuk ke dalam mulutnya, "Enak," ucap Arion
"Terima kasih Pak," balas Erina