"Kalian saling mengenal?" Naren mengulangi pertanyaannya saat Arion dan Erina belum menjawab pertanyaannya tadi
Arion tersentak mendengar pertanyaan papanya, "Dia sekretaris baru Ari, pa," jawab Arion datar
Naren menganggukan kepala menanggapi ucapan Arion sembari mengulas senyum penuh arti. Arion mengesahkan pelan saat melihat senyum papanya yang mengisyaratkan tanda bahaya bagi Arion.
'Semoga nggak ada perjodohan kaya kak Nara,' batin Arion
Arion merasa insecure dengan papa dan mamanya yang saat ini aneh bagi Naren. Kenapa papa dan mamanya jadi memaksakan kehendak kepada anaknya. Kenapa papa dan mamanya tidak seperti dulu. Berbagai pertanyaan kini ada dalam benak Arion mengenai papa dan mamanya.
"Maaf bapak ibu. Tugas saya telah selesai. Selamat menikmati makan makan malam bapak ibu. Saya permisi. Assalamu'alaikum.." Erina membungkukan tubuhnya dengan sopan sebelum keluar Daeun ruangan VIP
Lagi dan lagi Arion tersentak saat mendengar suara Erina. Arion yang tengah larut dalam pikirannya tidak menyadari jika Erina telah selesai menyajikan peralatan makan kepada Arion. Arion menatap punggung Erina yang tengah berjalan menuju ke pintu. Tatapan mata Arion ke Erina mendapat perhatian dari Naren, lantas Naren mulai memahami apa yang kini tengah di alami Arion. Naren berharap apa yang ada dalam pikirannya saat ini tentang Arion benar adanya. Mereka menikmati hidangan makan malam dengan suasana hening. Hanya sendok, garpu yang berdenting dengan piring memecah keheningan suasana makan malam mereka.
***
Arion menggeliatkan tubuhnya lalu mengerjapkan matanya saat merasakan silau cahaya matahari masuk ke retinanya. Arion membuka mata perlahan lalu melihat jam yang menggantung di dinding kamarnya.
"Astaghfirullah.. Sudah jam tujuh. Aku kesiangan." Arion bangkit dari tidurnya lalu berjalan menuju kamar mandi untuk membersihkan diri
Ya. Pagi ini setelah melaksanakan sholat subuh Arion kembali merebahkan dirinya di atas tempat tidurnya hingga tanpa sadar Arion kembali terlelap ke alam mimpi. Arion merasakan lelah dalam tubuhnya setelah acara tadi malam cukup melelahkan dan mereka pulang ke rumah pukul sebelas malam. Bahkan Arion langsung merebahkan diri di atas kasur tanpa membersihkan diri atau sekedar membasuh muka. Pekerjaan yang dikirimkan oleh Natan sama sekali tidak disentuh oleh Arion malam tadi.
Fokusnya hanya pada rencana pernikahan sang kakak yang menurutnya terlalu cepat. Tapi Arion bisa apa. Arion hanya bisa mendoakan kebahagiaan kakak kembarnya itu.
Arion menghampiri papa, mama dan kakaknya dengan terburu-buru. Arion hanya mengambil roti yang telah disiapkan mamanya lalu berpamitan kepada mereka.
"Kamu nggak sarapan dulu Ri?" tanya Karin
"Nggak ma. Arion makan roti saja di mobil. Arion ada meeting jam delapan ma. Takut jalanan padat ma. Arion berangkat dulu papa, mama dan kak Nara.
Assalamu'alaikum." Arion berjalan menuju mobilnya setelah berpamitan
Karin menggelengkan kepala melihat sikap Arion yang di luar kebiasaannya. Putranya sangat jarang bangun terlambat. Arion akan selalu bangun pagi dan tidak pernah kembali tertidur setelah melaksanakan sholat subuh. Namun hari ini entah apa yang tengah terjadi dengan putranya itu. Karin berharap semua akan baik-baik saja.
***
Jakarta di waktu kapan saja, selalu padat. Apalagi pagi hari. Tempat di mana manusia tumpah ruah mengejar rutinitasnya. Jalan raya padat dengan berbagai model kendaraan. Begitu dekat dan menghimpit satu dan lainnya. Asap knalpot yang terhirup kadang bisa menyesakkan. Beda sekali kalau terbangun pagi hari di daerah pedesaan. Hidung pasti disuguhi aroma rumput basah. Meski begitu, Jakarta akan selalu menjadi kota yang kurindukan. Manusia-manusia sibuknya, ketidakpeduliannya, dan kerasnya persaingan mencari nafkah.
Arion memukul kemudian mobilnya saat terjebak jalanan yang tampak padat pagi ini. Arion melihat j di pergelangan tangannya yang menunjukan waktu pukul tujuh lebih lima puluh lima menit. Lima menit lagu meeting dengan rekan bisnis dari Jepang akan dimulai namun Arion masih terjebak macet dijalan dengan jarak yang masih jauh dari kantor. Arion berpikir jika dirinya naik ojenk tetap akan percuma karena waktu lima menit tidak akan terkejar dengan jarak tempuh yang masih jauh. Arion mengesah pelan lalu mengambil ponsel di dasbor mobilnya menghubungi Natan untuk memberitahu jika Arion akan terlambat datang ke kantor dan meminta Natan mewakili nya dalam meeting pagi ini.
Suasana di kantor Arion pagi ini tampak tegang setelah Natan mendapat kabar jika Arion akan terlambat datang di kantor akibat terjebak macet. Tidak biasanya Arion tidak profesional seperti ini. Natan kalang kabut mempelajari materi meeting yang tinggal lima menit. Sedangkan Erina tampak santai duduk di meja kerjanya sembari mempersiapkan materi dan berkas yang akan dibawa meeting pagi ini.
"Ayo Rin.. Kita ke ruang meeting. Klien kita telah menunggu disana," ucap Natan
"Baik pak," balas Erina mengekori langkah Natan menuju ruang meeting
Tidak lama kemudian meeting dibuka oleh Natan dengan menggunakan bahasa Inggris. Erina yang fasih dalam berbahasa Inggris mengerti napa yang tengah disampaikan Natan di depan kliennya. Natan meminta Erina menjelaskan program kerjasama yang akan mereka lakukan dengan klien dari Singapura. Natan merasa insecure dengan kemampuan bahasa Inggris Erina. Setelah Natan mempersilahkan Erina menjelaskan di depan klien, Erina dengan senang hati menuju ke depan sembari menyalakan benda pipih yang diletakan di meja dan menghubungkan dengan layar proyektor. Erina menjelaskan program kerjasama mereka setelah layar pipih menyala dan menyajikan program kerjasama mereka dengan lancar dan fasih dalam bahasa Inggris.
Natan tercengang kalau melihat Erina dmegan lancar menjelaskan program meeting dengan menggunakan bahasa Inggris. Natan tidak menyangka jika Erina fasih dalam berbahasa Inggris. Klien merasa puas dengan apa yang disampaikan Erina di depan sehingga tanpa menunggu lama klien menyetujui kerjasama mereka walaupun Arion belum bisa hadir di kantor saat ini.
Tanpa mereka sadari, Arion yang telah berada di kantor semenjak Erina menjelaskan program kerjasama mereka memperhatikan Erina yang tengah presentasi di depan klien dengan lancar. Arion sengaja tidak masuk ke dalam ruang meeting ingin melihat bagaimana Erina mempresentasikan program kerjasama mereka dengan baik. Arion juga ingin mengetahui bahasa Inggris buang dikuasai oleh Erina sejauh mana. Arion terkesima melihat penampilan Erina saat melakukan presentasi di depan klien dengan bahasa Inggris yang lancar dan fasih sehingga klien merasa puas dengan apan yang disampaikan Erina. Riuh tepuk tangan diberikan klien atas pencapaian Erina dalam mempresentasikan program kerjasama mereka kali ini. Sungguh. Semua ini diluar dugaan Arion. Arion tidak menyangka jika sekretaris baru yang dijuluki dengan gadis kampung ini akan berhasil mendapatkan kerjasama penting ini.
Naren tersentak dari lamunannya saat suara Natan menutup meeting pagi ini terdengar di indera pendengarannya. Arion melangkahkan kaki meninggalkan ruang meeting menuju ke ruangannya sebelum Natan dan Erina mengetahui jika dirinya berada di depan ruang meeting dan memperhatikan mereka sedari tadi.