Chereads / Jodohku CEO / Chapter 6 - Maya

Chapter 6 - Maya

Natan mengayunkan kakinya menuju ruangan Arion setelah memberikan izin kepada Erina untuk menjalankan sholat dhuha. Natan melewati karyawan yang tengah berlalu lalalng dengan kesibukan mereka masing-masing saat menuju ruang Arion yang terletak di lantai sembilan. Natan memasuki tabung kapsul khusus pimpinan lalu menekan tombol angka sembilan.

Ceklek..

Natan membuka pintu ruangan Arion tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu. Natan membelalakan matanya kalau melihat Arion tenga duduk dengan tenang sembari memeriksa berkas yang ada di mejanya. Natan mendekat kearah Arion lalu duduk di kursi yang berhadapan dengan Arion.

"Whoa.. Enak sekali iya jadi bos tinggal duduk manis nggak usah mikir meeting tadi. Nggak perlu senam jantung sebelum meeting dimulai," sindir Natan

"Bagaimana meetingnya?" Arion mengalihkan topik pembicaraan

"Sejak kapan lo ada di ruangan?" Natan sengaja bertanya balik ke Arion dengan nada kesal

Arion berdecak kalau Natan mengalihkan topik pembicaraan, "Sejak meeting selesai," jawab Arion datar

"Bagus. Lo tahu kan meetingnya bagaimana?" ujar Natan

"Mana gue tahu Nat. Gue baru sampai depan pintu ruang meeting, lo lagi mengucapkan salam penutup. Iya gue ke ruangan lha. Ngapain masuk kalau meeting sudah selesai," tukas Arion

"Lo harus mengucapkan terima kasih ke Erina. Erina berhasil mengambil atensi klien dari Singapura. Pemasaran presentasi Erina luar biasa. Bahasa Inggrisnya juga keren. Gue nggak percaya Erina bisa bahasa Inggris dengan lancar," lanjut Natan

Arion mengulum senyum mendengar cerita Natan. Tanpa Natan menceritakannya Arion telah mengetahui terlebih dahulu. Bahkan Arion sempat terkesima dengan wanita berhijab yang selalu Arion panggil wanita kampung itu.

"Dia wanita kampung itu?" tanya Arion kembali ke peradaban asalnya dingin dan datar

"Wanita kampung? Erina maksud lo?" Natan menutkan kedua alis mendengar ucapan Arion

"Memangnya ada wanita selain wanita kampung itu diantara kita?" sambung Arion

Natan mendengus sebal dengan sikap Arion, "Hati-hati Ri. Jangan terlalu membenci nanti kamu bisa jatuh cinta," celetuk Naren

Arion tergelak kencang dengan ucapan Natan, "Gue nggak akan jatuh cinta sama siapapun. Apalagi jatuh cinta sama wanita kampung seperti dia. Cinta gue mentok buat Kirana," tukas Arion

"Terserah lo. Kalau lo mencari Erina, dia lagi sholat dhuha. Gue yang kasih izin," balas Natan lalu beranjak dari ruangan Arion kembali ke ruangannya

Arion tercengang saat mengetahui jika Erina tengah sholat dhuha. Entah kenapa Arion merasakan ada sesuatu yang berbeda dengan wanita yang dianggap sebagai wanita kampung itu. Kesederhanaan dalam diri Erina memberikan kesan positif bagi siapa saja yang mengenal Erina. Arion tidak memungkiri kesan positif pertama kalau mengenal Erina. Arion mbuka file karyawan ingin melihat data Erina dan menghilangkan rasa penasaran dalam dirinya.

"Erina Qairen Natasha. Lulusan terbaik Univeristas Indonesia," gumam Arion sembari membaca CV yang dikirimkan Erina kalau melamar pekerjaan di perusahaannya

***

Arion dan Erina kini tengah berada di salah satu restoran yang terletak di pusat kota Jakarta untuk meeting bersama klien mereka. Arion dan Erina tiba di restoran terlebih dahulu sebelum klien datang. Arion telah membiasakan hal seperti itu agar tidak mengecewakan klien bisnisnya.

Beberapa saat kemudian klien bisnis Arion tiba direstoran tempat mereka melakukan meeting. Setelah berkenalan dan berbincang singkat, mereka melakukan meeting membahas kelanjutan kerjasama mereka dalam menangani proyek di Bali. Erina mewakili Arion mempresentasikan program kerjasama seperti biasa dengan lugas dan dipahami klien. Meeting berjalan dengan lancar dan penandatanganan proyek kerjasama langsung dilakukan saat itu. Arion kembali tercengang melihat Erina dalam mempresentasikan program kerjasama mereka hari ini. Mereka menikmati hidangan makan siang setelah meeting berakhir.

Brak..

Suara benturan yang cukup kerasls terdengar hingga ke dalam restoran tempat Arion dan Erina tengah menikmati makan siang setelah meeting. Erina menatap kearah dimana terjadinya kecelakaan diluar dengan perasaan resah yang menyelimuti dirinya dengan tiba-tiba. Tak lama kemudian orang-orang yang tengah berjalan atau melintas di tempat kejadian menolong orang yang tertabrak mobil.

Deg..

Jantung Erina berdetak sangat kencang dengan perasaan yang tidak enak salam dirinya. Erina menghela nafas pelan sembari berdoa dalam hati. Erina beranjak dari duduknya melihat ke tempat terjadinya kecelakaan untuk memastikan apa yang ada di pikirannya tidak benar. Ya. Erina merasakan firasat buruk ketika melihat seorang siswa dengan seragam sekolah tertabrak mobil di depan restoran tempat Erina tengah melaksanakan meeting. Erina melangkahkan kakindnegak cepat sebelum korban dibawa ke rumah sakit. Arion menyusul Erina setelah berpamitan dan memohon maaf atas sikap Erina kepada klien mereka. Arion merasa ada kejanggalan dalam diri Erina saat melihat peristiwa kecelakaan itu.

Erina menerobos keeuman orang-orang untuk melihat korban kecelakaan. Erina menutup mulutnya menggunakan tangan ketika melihat adiknya menjadi korban kecelakaan siang ini.

"Maya.." Erina berteriak histeris sembari memangku sangat adik yang bersimbah darah

Arion yang melihat hal itu sontak meminta tolong kepada beberapa orang untuk membantu mengangkat korban kecelakaan ke dalam mobilnya. Isak tangis terdengar dari Erina yang kini telah berada di dalam mobil sembari memangku Mayan adiknya di kursi penumpang.

"Maya.. Bangun.. May.. Kakak mohon bangun Maya.." Nayra menepuk wajan adiknya pelan agar tetap sadarkan diri

Ada yang terasa nyeri dalam hati Arion saat melihat kondisi Erina seperti itu. Beberapa kali Arion melihat Erina dari kaca mobil bagian depan. Erina tampak rapuh melihat adiknya bersimbah darah dalam kondisi setengah sadar.

"Pak.. Saya minta tolong lebih cepat sedikit," pinta Erina dengan suara parau

"Iya Rin. Kamu yang tenang iya Rin. Adik kamu pasti baik-baik saja Rin." Arion menambah kecepatan mobilnya

"Aamiin... Terima kasih pak," tukas Erina

***

Arion memanggil suster untuk menolong Maya. Beberapa suster menghampiri Arion dengan membawa brankae lalu mereka membaringkan Maya diatas brankar. Suster mendorong brankar Maya menuju ruang UGD untuk mendapatkan perawatan.

Erina duduk di kursi tunggu dengan isak tangis menyayat hati siapa saja yang mendengarnya.

"Ya Allah.. Tolong selamatkan Maya. Dia adik hamba satu-satunya. Dia saudara hamba satu-satunya setelah kepergian ayah dan ibu. Hamba mohon Ya Allah.." Erina berdoa sembari duduk di ruang tunggu

Deg..

Arion merasa nelangsa mendengar doa yang diucapkan Erina. Arion merasa tertampar melihat keadaan Erina yang begitu berantakan. Arion menghampiri Erina yang masih terisak di tempat duduknya.

"Rin.. Kamu yang sabar iya. Saya yakin adik kamu akan bertahan. Saya yakin adik kamu kuat seperti kamu. Kamu yang tenang iya Rin," ucap Arion mencoba menenangkan Erina

"Iya Pak. Terima kasih," balas Erina dengan suara parau

Arion menganggukan kepalanya membalas ucapan Erina. Sunyi elmbali menyelimuti mereka saat tidak ada perbincangan di antara mereka.

Detik berganti menit, menit berganti jam, hari telah berganti malam, namun dokter yang menangani Maya, adik Erina belum keluar dari ruang UGD. Erina semakin resah menunggu kabar dari dokter. Tanpa terasa Wena dan Arion telah menunggu Maya di depan ruang UGD hampir enam jam.

Erina menghampiri dokter yang keluar dari ruang UGD, "Dokter.. Bagaimana keadaan adik saya?" tanya Erina dengan nafas memburu

Dokter menghela nafas pelan sebelum membalas pertanyaan Erina, "Tim kami telah berusaha semampu kami, tapi luka di kepala adik anda cukup serius. Adik anda harus segera menjalani operasi," jawab dokter

"O-operasi? B-berapa biayanya dokter?" tanya Erina dmegan mulut bergetar

"Seratus lima puluh juta," balas dokter

Duarrr..

Erina tercengang mendengar nominal uang biaya operasi adiknya. Erina bergeming di tempat denganraut wajah sendu.

"S-seratus lima puluh juta. Apa tidak bisa kurang dokter," sambung Erina

"Tidak mba. Adik anda harus segera dioperasi sebelum terlambat," tukas dokter

"Segera lakukan operasinya malam ini juga dokter. Biaya operasi akan saya urus ke bagian administrasi setelah ini," titah Arion

"Baik pak. Saya permis." Dokter meninggalkan Arion dan Erina

Erina menatap Arion dengan tatapan yang sulit diartikan setelah mendengar apa yang dikatakan Arion kepada dokter.

"Saya ke administrasi dulu iya Rin," ucap Arion

"Tapi pak.." Erina tidak melanjutkan ucapannya karena Arion memeoting ucapannya

"Tidak usah berpikir aneh. Yang penting adik kami bisa operasi dan selamat," jawab Arion kalau pergi meninggalkan Erina menuju bagian adminstrasi

Erina menatap punggung Arion dengan tatapan nanar. Erina masih belum percaya dengan apa yang dilakukan Arion untuk membantu operasi adiknya. Erina merasa bahagia adiknya bisa segera dioperasikan, namun Erina tampak berpikir bagaimana nanti mengembalikan uang dalam jumlah besar itu ke Arion.

"Aku bayar dengan gaji aku. Aku harus bekerja lebih giat lagi. Aku harus mencari pekerjaan tambahan lagi. Demi kesembuhan Maya," gumam Erina