Sebuah tempat syuting film terlihat ramai, seorang gadis cantik terlihat sedang melakukan perannya. Sang gadis cantik itu berlari dengan dua pistol di tangan. Dia berlari sambil melompat dari satu tempat ke tempat lain lalu gadis cantik itu melompat dan berputar di udara sambil menembaki orang-orang yang mengejar dirinya. Gadis itu sedang melakukan aksi epiknya dan dia adalah Aleandra Feodora.
Aleandra Feodora yang berusia dua puluh empat tahun adalah seorang stuntman yang menggantikan para artis saat melakukan peran berbahaya. Terjun dari atas helikopter, dari gedung dengan tinggi ribuan kaki juga dia lakukan. Dan saat ini Aleandra sedang melompati sebuah tebing untuk mencapai ke sisi tebing lainnya karena saat itu dia sedang mengambil adegan berbahaya untuk sebuah adegan film action. Kepiawaiannya dalam melakukan adegan-adegan berbahaya sudah tidak diragukan lagi, para artis sangat terbantu oleh peran yang Aleandra lakukan.
Aleandra memiliki rambut pirang dan kulit putih. Matanya yang berwarna coklat mempercantik penampilannya. Ditambah tubuhnya yang seksi membuat pria sulit berpaling. Walau begitu, Aleandra pemegang sabuk hitam dalam olahraga taekwondo. Dia harus bisa menguasai bela diri demi pekerjaan yang dia lakukan.
Aleandra gadis yang ceria dan pantang menyerah. Walau pekerjaannya menantang bahaya tapi dia sangat mencintai pekerjaannya. Dia bahkan disukai oleh para artis dan juga kru film. Tidak saja melakukan akting berbahaya di darat, terkadang dia juga melakukan aksi extreme di bawah laut tapi sayangnya, malam ini semua akan berubah karena keluarganya sedang diincar.
Aleandra memiliki seorang kakak yang bernama Adrian Feodora, mereka berdua putra dan putri dari Rick Feodora dan Yohana Feodora. Ayahnya adalah seorang pengacara yang sudah banyak menangani kasus kejahatan.
Malam itu Adrian pergi berjudi, dia ingin menghasilkan uang yang banyak untuk memenuhi permintaan sang kekasih. Uang yang dia butuhkan cukup banyak, sebab itu dia yakin ayahnya tidak akan memberikannya apalagi ayahnya hanya seorang pengacara.
Malam itu juga ayahnya mendapat kabar jika penjahat yang baru saja dia jebloskan ke dalam penjara melarikan diri. Seorang rekan polisi memintanya untuk berhati-hati karena bisa saja penjahat itu mengincar keluarganya.
Aleandra dan kedua orangtuanya sedang berbincang di ruang tamu saat Adrian pulang dengan uang hasil berjudi yang dia dapatkan. Uang itu sangat banyak, entah bagaimana dia mendapatkan uang itu.
"Bagaimana pekerjaanmu, Aleandra?" tanya ibunya.
"Seperti bisa, Mom," Jawab Aleandra sambil menikmati serealnya.
"Kapan kau akan menikah, Aleandra?" tanya ayahnya pula.
"Nanti, belum ada pria yang bisa mengambil hatiku."
"Apa mau aku kenalkan putra sahabatku yang juga seorang pengacara?" tanya ayahnya.
"Aku tidak berminat pada pengacara!"
Ibunya tertawa, begitu juga dengan ayahnya. Entah kenapa Rick jadi ingat dengan ucapan rekannya yang meminta mereka untuk berhati-hati.
"Dengarkan aku, baru saja aku dapat kabar jika penjahat yang baru saja aku masukkan ke dalam penjara melarikan diri.
"Apa?" istri dan putrinya terkejut mendengar hal itu.
"Sebab itu aku minta kalian untuk berhati-hati karena aku khawatir penjahat itu datang untuk menuntut balas dendam," ucap ayahnya.
"Pasti, aku akan jaga diri," ucap Aleandra sambil tersenyum.
"Di mana Adrian, Aleandra. Kenapa dia tidak kelihatan?" tanya ibunya.
"Aku di sini!" terdengar suara Adrian yang masuk ke dalam rumah.
"Dari mana saja kau?" tanya ayahnya dengan nada tidak senang.
"Lihat, uang yang aku hasilkan dalam satu malam," ucap Adrian bangga sambil menunjukkan uangnya.
"Dapat dari mana kau uang itu, Adrian?" tanya ibunya ingin tahu.
"Kalian tidak perlu tahu yang pasti aku akan membawa pacarku pergi jalan-jalan ke Amerika besok. Kami akan menikmati waktu kami di Hawaii dengan uang yang aku dapatkan!" ucap Adrian bangga. Uang itu memang akan dia gunakan untuk bersenang-senang dengan kekasihnya di Amerika.
"Apa kau menipu seseorang, Adrian?" Rick menatap putranya dengan curiga.
"Jangan sembarangan, uang ini aku dapatkan dari kerja kerasku sendiri!" bantah Adrian.
"Kerja keras apa yang kau lakukan?" tanya Aleandra yang sejak tadi mendengar ucapan sang kakak sambil menikmati serealnya di depan televisi.
"Hei, apa maksudmu berkata demikian?" ucap Adrian dengan nada tidak senang.
"Lalu kau dapat uang dari mana? Gajimu tidak mungkin sebesar itu!" ucap ibunya.
"Aku tidak menipu siapa pun. Aku mendapatkan uang ini dari meja judi."
"Apa?" ayah dan ibunya tampak terkejut tapi tidak dengan Aleandra. Sudah dia duga kakaknya mendapatkan uang itu dengan cara yang tidak baik dan dia sangat yakin kakaknya yang tidak memiliki keahlian berjudi dan hanya memiliki keahlian menipu orang itu sudah menipu seseorang di meja judi.
"Beraninya kau berjudi, Adrian!" ayahnya tampak marah.
"Aku berjudi tidak menggunakan uang kalian jadi tidak perlu banyak protes!" ucap Adrian kesal.
"Kembalikan uang itu, Adrian. Kau bisa mencelakai kami!" ucap Aleandra. Dia khawatir kakaknya menipu seorang.
"Jangan sembarangan, Aleandra. Aku tidak mungkin mencelakai kalian. Lagi pula aku tidak penipu siapa pun!" ucap Adrian tidak terima.
"Semoga saja!" Aleandra beranjak dari tempat duduk dan melangkah pergi tapi tidak lama dia kembali lagi.
"Sebaiknya kembalikan uang itu, Adrian," ucap sang ayah.
"Tidak, uang yang sudah aku dapatkan dengan susah payah tidak akan aku kembalikan!" tolak Adrian.
Ibunya menggeleng karena kelakuan putranya. Adrian memang sulit untuk diatur, dia tidak seperti Aleandra. Untuk menyenangkan sang kekasih, Adrian rela melakukan apa saja. Dia juga tidak suka dengan pekerjaan ayahnya yang seorang pengacara.
"Adrian, seorang penjahat berbahaya yang baru saja aku jebloskan ke dalam penjara baru saja melarikan diri. Aku harap kau berhati-hati karena bisa saja penjahat itu mengincar kita," ayahnya memberi peringatan.
"Tidak perlu khawatir, besok aku sudah pergi dengan kekasihku ke Hawaii!" jawab Adrian tanpa mengindahkan nasehat ayahnya.
"Tapi kau harus tetap berhati-hati," ucap sang ibu.
"Aku tahu, kalian berisik. Sebab itu aku tidak suka pekerjaan ayah!" ucap Adrian kesal.
"Kenapa kau berkata seperti itu, Adrian?" Aleandra tampak kesal dan marah mendengar ucapan kakaknya.
"Karena pekerjaannya membahayakan kita. Kau lihat sendiri, semua kasus kejahatan dia yang tangani, sekarang seorang penjahat sudah lepas dari penjara. Apa itu tidak membahayakan kita? Aku tidak mau hidup dalam persembunyian sebab itu aku benci dengan pekerjaan ayah kita!" ucap Adrian.
"Jaga ucapanmu, Adrian!" teriak Aleandra marah.
"Terserah kalian, besok aku akan pergi ke Hawaii dengan kekasihku dan aku tidak akan kembal lagi!" ucap Adrian dan setelah itu dia berlalu pergi, masuk ke dalam kamarnya.
"Adrian!" Aleandra benar-benar kesal pada kakaknya yang tidak menghargai pekerjaan ayahnya. Seharusnya mereka bangga dengan pekerjaan ayah mereka yang memperjuangkan hak orang-orang yang tidak bersalah.
"Sudah, biarkan saja kakakmu, Aleandra," ucap sang ibu.
"Tapi dia sudah keterlaluan!" Aleandra masih kesal.
"Tidak apa-apa, aku tidak marah. Memang pekerjaanku bisa mencelakai kalian, yang diucapkan oleh Adrian sangat benar. Sudah larut, sebaiknya kita beristirahat. Aku harap kau menjaga dirimu baik-baik," ucap ayahnya.
"Baiklah, kita memang harus berhati-hati!" ucap Aleandra.
Setelah mengucapkan selamat malam, mereka masuk ke dalam ke kamar mereka untuk beristirahat. Aleandra juga masuk ke dalam kamarnya, dia harus segera tidur karena besok dia ada pekerjaan. Mereka segera beristirahat tanpa tahu jika sekelompok orang bergerak untuk mengincar mereka.
Entah orang-orang itu adalah anak buah penjahat yang telah melarikan diri dari penjara atau orang-orang yang tidak terima karena kalah di meja judi karena Adrian yang pasti, malam itu nyawa mereka terancam.