Chereads / Hi's Like, Idiot But Psiko / Chapter 4 - Tiket Keberuntungan

Chapter 4 - Tiket Keberuntungan

Hari sudah berganti, matahari sudah menyinari hutan tapi para penjahat itu tidak juga berhenti mencari keberadaan Aleandra. Setelah mereka beristirahat, mereka menyelusuri aliran sungai untuk mencari keberadaan Aleandra.

Mereka tidak diperbolehkan kembali jika tidak menemukan Aleandra apalagi mereka mengira jika gadis itu sudah melihat wajah si pemimpin kelompon yang telah membunuh kedua orangtuanya. Jika dibiarkan hidup maka Aleandra akan menjadi sebuah ancaman sebab itu mereka harus mendapatkan gadis itu.

Aleandra tersadar dari pingsannya, dia terkapar di sisi sungai yang berarus tenang. Seluruh tubuhnya terasa sakit, itu karena tubuhnya menghantam bebatuan beberapa kali saat tubuhnya di seret oleh arus sungai yang deras. Aleandra melihat sekeliling dan setelah itu melihat apa yang dia genggam. Ternyata dia masih menggenggam kunci mobil muda mudi yang sedang bertenda semalam. Dia rasa muda mudi itu sudah mati karena saat dia terjun bebas suara tembakan dua kali terdengar.

Entah kakaknya masih hidup atau tidak tapi yang pasti dia harus bisa melarikan diri dari tempat itu. Sesuai yang dia rencanakan, dia harus menemukan mobil kedua muda mudi itu untuk melarikan diri. Dia tahu dia tidak bisa pergi jika hanya dengan berlari saja. Kakinya juga sudah dipenuhi luka, semoga saja dia bisa menemukan mobil muda mudi itu dengan cepat.

Aleandra menarik tubuhnya menuju ke tepian dengan susah payah, walau sulit tapi dia harus berjuang. Semoga ada yang menyadari jika dia tidak ada karena hari ini dia harus syuting sebuah adegan berbahaya menggantikan seorang artis terkenal. Walau seorang stutman tidak terkenal tapi dia sangat mencintai pekerjaannya itu.

"Cari sampai ketemu!" dari kejauhan terdengar suara teriakan seperti itu dan Aleandra tahu jika para penjahat itu masih mencari keberadaannya.

"Sialan, aku akan membalas kalian semua jika aku bisa keluar dari hutan ini dalam keadaan hidup!" ucap Aleandra sambil menarik tubuhnya ke tepian.

Aleandra beristirahat sejenak dan bersandar di sebuah batang pohon yang tumbang di sisi sungai, dia lelah. Sebentar saja, dia harus mengistirahatkan tubuhnya yang lelah karena setelah ini dia harus mencari keberadaan mobil muda mudi itu dan bisa saja dia harus kembali berlari untuk menghindari kejaran para penjahat itu.

Setelah merasa cukup, Aleandra segera beranjak. Dia harus cepat karena suara para penjahat itu semakin terdengar cepat. Tapi sebelum dia pergi, dia melihat lokasinya terjatuh terlebih dahulu. Dia melakukan hal itu agar dia dapat menemukan lokasi mobil dengan mudah. Ternyata lokasi cukup jauh dan dia juga harus naik ke atas bukit. Tidak mau menyerah, Aleandra bergegas pergi.

Dia kembali mengendap di balik pepohonan, berharap tidak ditemukan. Rasa perih dan sakit di telapak kaki tidak membuatnya berhenti. Para penjahat itu terus bergerak. Kini jumlah mereka semakin banyak dibandingkan semalam bahkan mereka juga membawa beberapa anjing pelacak.

Anjing-Anjing itu mendengus, mencari target mereka dan setelah lokasi mereka tidak begitu jauh, anjing-anjing itu menggonggong. Tentu hal itu membuat para penjahat melepaskan anjing mereka dan berlari mengikuti para anjing itu.

Aleandra panik luar biasa, dia terus berlari untuk mencari jalan raya. Dia juga terus menekan tombol di kunci mobil yang sudah pasti tidak berfungsi lagi karena air sungai. Kepanikannya semakin menjadi karena suara gonggongan anjing semakin nyaring terdengar, dia benar-benar panik. Matanya melihat sana sini sampai akhirnya dia melihat jalan raya dan sebuah mobil berwarna putih terparkir di sisi jalan.

Entah itu mobil siapa tapi itu kesempatan untuknya melarikan diri dan mencari bantuan. Tidak mau membuang waktu apalagi suara anjing sudah semakin dekat, Aleandra lari ke arah jalan. Segala rasa sakit dan lelah, dia abaikan demi nyawa satu-satunya yang dia miliki. Jika dia tertangkap, dia yakin dia akan berakhir mengenaskan.

Para penjahat itu berlari ke arah kanan karena anjing-anjing itu berbelok sesuai dengan arah Aleandra berlari.

"Segera kejar, mereka menemukan sesuatu!"

Aleandra semakin panik, anjing-anjing itu semakin mendekat. Dia berlari bagaikan orang gila, apalagi mobil yang dia lihat sudah dekat. Terserah itu mobil siapa yang pasti dia harus pergi dari sana. Kakinya bagaikan tidak menyentuh tanah lagi, dia sangat berharap bisa segera mencapai mobil itu.

"Sial, jangan mengejarku!" teriak Aleandra ketakutan.

"Itu dia, tangkap dalam keadaan hidup!"

Umpatan dan makian Aleandra terdengar, jika dia benar-benar bisa keluar dari sana hidup-hidup maka dia akan membuat perhitungan dengan mereka yang telah membunuh kedua orangtuanya. Aleandra sudah hampir tiba di sisi jalan, dia berpaling sebentar untuk melihat ke belakang. Gadis itu terkejut, melihat beberapa ekor anjing yang sudah semakin dekat.

Sungguh kejadian yang dia alami saat ini lebih menakutkan dari pada memanjat tebing dan syuting film berbahaya.

Mobil sudah dekat, Aleandra sangat berharap ada orang di mobil itu. Dia berpaling sejenak dan terkejut melihat anjing-anjing yang sudah siap mengepung dan menerkamnya. Lari Aleandra semakin cepat sehingga dia sudah mencapai mobil. Aleandra mencoba membuka pintu mobil tapi sia-sia, dia bahkan mengedor pintu mobil tapi tidak ada siapa pun. Karena anjing semakin dekat, Aleandra mencoba memasukkan kunci mobil yang ada di tangan, dia harap ada keajaiban dan benar saja, pintu mobil terbuka karena itu memang mobil muda mudi yang sedang berkemah samalam.

Pintu mobil ditutup dengan cepat setelah Aleandra masuk ke dalam, anjing-anjing itu menggonggong di luar sana. Tidak membuang waktu apalagi para penjahat itu mulai menghujaninya dengan timah panas, Aleandra segera menyalakan mesin mobil dan membawa benda itu dengan kecepatan tinggi. Dia tampak lega dan berharap orang-orang itu tidak mengejarnya tapi sayangnya, para penjahat itu tidak akan melepaskannya.

Aleandra mulai tenang setelah dia jauh dari para penjahat itu, selama di perjalanan tak hentinya dia menangis dan berteriak. Dia tidak menyangka hidupnya akan berubah dalam satu malam. Untuk sementara waktu sebaiknya dia pergi yang jauh. Meminggalkan Rusia mungkin harus dia lakukan.

Mobil dihentikan setelah dia tiba di dekat sebuah peternakan. Aleandra berusaha menangkan diri. Dia mulai mencari sesuatu di dalam mobil itu. Sebuah tas kecil dan juga koper kecil berada di belakang mobil. Dengan cepat Aleandra mengambilnya, dia bahkan mengganti pakaiannya yang kotor dengan pakaian yang dia temukan. Sebuah topi dia kenakan dan juga sepatu milik wanita yang dia temui semalam. Sampai di sana keberuntungan menghampirinya, dia bahkan bisa mengisi perutnya yang lapar dengan roti yang dia temukan.

Tas tangan si wanita pun dia temukan, Aleandra terkejut saat mendapati dua tiket penerbangan ke Amerika dengan tujuan San Francisco berada di dalam tas. Bagaikan mendapat angin segar, dia tidak akan menyia-nyiakan hal itu apalagi selain tiket itu, dia juga menemukan uang seribu rubel di dalam tas wanita itu. Bukan jumlah yang besar tapi uang itu akan sangat berguna untuknya nanti.

Setelah rotinya habis dan air sudah di teguk, Alendra siap berangkat menuju bandara. Dia harap tidak ada yang mengikuti tapi karena dia berhenti begitu lama, para penjahat itu menemukan dirinya dan menabrak mobilnya dari belakang. Aleandra terkejut dan berteriak, dia sangat terkejut melihat para penjahat itu. Sepertinya dia benar-benar harus pergi dari Rusia. Mobil di jalankan, tujuannya adalah bandara yang sudah tidak jauh lagi.

"Apa kalian mendapatkannya?" pemimpin kelompok itu menghubungi anak buahnya yang mengejar Aleandra.

"Kami masih mengejarnya. Gadis itu melarikan diri menuju bandara," jawab sang anak buah.

"Kejar sampai dapat, mau lari ke ujung dunia sekalipun kalian harus mendapatkannya karena bos menginginkannya!"

"Akan kami lakukan!" Mereka terus mengikuti Aleandra bahkan mereka sampai di bandara. Mereka yakin Aleandra tidak akan bisa lari ke mana pun tapi mereka tidak tahu, Aleandra sudah mendapatkan tiket yang akan membawanya pergi dan merubah kehidupannya di sana. Aleandra menerobos orang-orang dan masuk ke dalam bandara dengan cepat, dia tidak menghiraukan caci maki orang-orang. Hal itu membuat para penjahat itu kesulitan mengejarnya karena mereka tidak diperbolehkan masuk.

Sambil membawa tas wanita itu dan menunjukkan identitas yang wanita itu punya, walau sempat curiga karena wajah yang tidak sama tapi Aleandra berkata jika dia baru saja menjalani operasi plastik. Petugas bandara membiarkannya masuk sehingga Aleandra sudah duduk nyaman di dalam pesawat yang akan membawanya ke Amerika.

Dari sana hidupnya akan benar-benar berubah tapi tentunya dia akan terus dikejar oleh karena dia tidak akan dilepaskan. Entah apa yang terjadi dengannya di negara asing itu tapi dia harus bisa bertahan di sana.