Chereads / Mencintai Alien Tampan / Chapter 3 - Bab 03

Chapter 3 - Bab 03

Ketika Rain memutarkan tubuhnya. Sekilase Paman Won-Bin melihat perubahan mata pada Rain. Yang tadinya hitam kecoklatan berubah menjadi biru menyala.

"Tunggu!" Paman Won-Bin merasa curiga dan mencoba untuk memastikannya.

Perlahan, dia dengan pelan-pelan mencoba untuk menghadap Rain untuk memastikan apa yang barusan dia lihat.

Daaan...

"Ada apa paman?" tanya Rain.

"Oh tidak papa. Mungkin tadi saya hanya salah lihat saja, hehehe. Ya sudah kalo kamu mau kamu mau kembali ke sekolah. Oya, sebelumnya saya benar-benar mengucapakan terima kasih kepadamu." Won-Bin terlihat sangat sungkan kepada Rain.

Rain hanya tersenyum dan membungkukkan badannya dengan sopan sebelum akhirnya dia benar-benar meninggalkan rumah sakit.

Ketika Paman Won-Bin termenung di koridor rumah sakit, beberapa guru datang untuk menjenguk Yoona.

"Selamat siang, pak!?" sapa pak Dan-Tae.

"Oh, siang pak guru!" sahut Paman Won Bin.

"Em, bagiamana keadaan Yoona. Maaf saya baru menjenguk karena di kelas ada ulangan harian yang tidak dapat saya tinggal," jelas pak Dan Tae.

"Ah tidak papa, pak. Saya justru saya sangat berterima kasih karena kak guru dan ibu sudah mau menjenguk putri saya."

"Sebenarnya ada apa dengan Yoona, pak? Apakah Yoona memiliki penyakit yang sangat berbahaya? Oya, apakah penyakit itu menular, jika men-"

"Loh!" Paman Won-Bin memotong ucapan ibu guru. "Saya malah ingin kesekolah dan bertanya kepada kalian sebenernya apa yang terjadi dengan putri saya. Mengapa dia bisa sampai masuk rumah sakit dan membutuhkan 5 kantong transfusi darah!? Anak saya tidak memiliki riwayat penyakit apapun!"

Dan-Tae dan ibu guru wali kelas dari Yoona pun sama-sama terkejut mendengar pengakuan Won-Bin.

"Hem, ini sedikit aneh!" Pak Dan-tae mencoba berfikir.

Won-Bin dan ibu guru menatap Dan-Tae dengan seksama untuk mendengarkan kelanjutannya.

"Ke-kenapa kalian melihat ku seperti itu!?" tanya Pak Dan-tae merasa heran dengan tatapan Won-Bin dan ibu Guru.

"Apa anda ketahui, pak!?" tanya Won-Bin.

"Hem, aku hanya melihat Yoona sudah pingsan di pelukan Rain. Aku tidak melihat sesuatu yang mencurigakan," jelas pak Dan-Tae yang langsung mendapatkan hembusan nafas kecewa dari Won-Bin dan Ibu Guru.

Mereka pun sama-sama menjenguk Yoona masih termenung meratapi apa yang baru saja terjadi dengan dirinya.

"Yoona!?" sapa Ibu guru.

"Yoona, ini adalah ibu guru Shane wali kelas kamu, dan ini adalah pak Dan-tae, guru penjaga sekolah." Paman Won-Bin menjelaskan.

"Aaa, lebih tepatnya saya adalah guru multi fungsi di sekolah. Saya bisa menjadi guru pengganti dan juga lainnya. Semua kelas ada di bawah pengawasan saya." Tambah pak Dan-Tae melanjutkan.

Yoona hanya tersenyum dan membungkukkan kepalanya dengan hormat.

"Yoona, sebenernya apa yang terjadi dengan mu?" tanya Ibu Guru.

"Saya tidak ingat, Buk!" jawab Yoona.

"Bukankah kamu ada lantai atas bersama dengan Rain? Apa sudah kalian lakukan di atas sana?" tanya Pak Dan tae.

"Di atas atap sekolah? Dengan Rain? Siapa dia?" tanya Yoona balik. Yoona terlihat sangat bingung dengan apa yang gurunya katakan.

Tiga orang saling menatap karena heran dengan pernyataan Yoona yang tidak mengetahui dan mengenal Rain.

Ceritanya. Di dalam mobil ketika Rain mengantar Yoona kerumah sakit, Rain menyempatkan diri untuk menghapus ingatan Yoona tentang dirinya.

Apapun yang Yoona lihat tentang dirinya ataupun Yoona yang mengintip dirinya yang berada di dalam mobil ketika masuk ke dalam gerbang sekolah, Rain menghapus semuanya.

Ketika sedang menghapus momen itu. Rain tersenyum ketika dia menarik pikiran Yoona yang terpesona ketika pertama kali melihat dirinya.

Kata "Wow" yang Yoona ucapan mampu membuat Rain berfikir seribu kali untuk mengambil kembali cahaya merah yang ada di dalam tubuh Yoona.

Walaupun Yoona hanya mengucapkan satu kata, tapi entah mengapa Rain merasa sangat tertarik dengan kata "Wow" yang Yoona ucapakan. Jelas kata itu mengandung banyak arti, dan Rain merasa penasaran dengan Arti dari kata "Wow" yang Yoona ucapkan.

Di dalam kelasnya terlihat Rain tidak fokus memperhatikan guru menjelaskan. Dia terus berfikir mengapa dia melepaskan kesempatan yang ada di depan matanya.

Ketika Yoona pingsan, dia bisa saja membawa Yoona pergi dan menarik kembali cahaya merah tanpa itu ke tempat tersembunyi supaya tidak ada yang melihatnya.

Namun, ketika Rain melihat wajah Yoona yang terlalap, entah mengapa dia tidak dapat melakukannya.

Sebagai alien yang memiliki hati beku selama bertahun-tahun, sangat mustahil untuk dia memiliki hati yang sangat hangat hanya beberapa detik bertemu dengan wanita yang memiliki cahaya merah miliknya.

Seharusnya, cahaya itu harus sudah menyatu dengan cahaya biru di dalam tubuh Rain barulah hati akan bekerja kembali. Setelah dua cahaya menyatu, Rain akan bisa kembali ke tempat asalnya.

Wajah yang sangat indah dan damai membuat Rain semakin menatapnya dengan intens. Semakin dia intens, semakin Rain tidak dapat mengerti dirinya sendiri.

Karena tidak ingin Yoona mengingat kesan buruk yang pertama kali mereka bertemu. Rain pun mencoba menarik semua ingatan Yoona tentang dirinya.

Di detik terakhir, Rain mencium kening Yoona sebelum akhirnya mobil terparkir di rumah sakit.

.......

Kelas telah berakhir, Rain dengan cepat meninggalkan sekolah tanpa menghiraukan gadis-gadis alay yang mencoba untuk merayunya kembali.

"Rain, nanti malam kami akan mengadakan party. Aku ulang tahun yang ke-17. Please kamu datang ya!?" ucap Nari. Ketua geng Alay.

Tapi Rain seperti tidak memiliki telinga untuk mendengar ucapan Nari. Dia terus berjalan cepat menuju mobilnya. Tapi sebelum akhirnya dia sampai ke mobil, dia memutarkan tubuhnya dan kembali mendatangi Nari yang terlihat sedang menahan kesal.

"Kirim alamat rumahmu. Aku akan memaketkan hadiah untuk mu," ucap Rain yang langsung pergi sebelum Nari bereaksi.

Nari pun lompat-lompat kegirangan sambil memeluk ke-3 sahabatnya.

"Aaaaa... Rain akan memberi aku kado! Horee...!" terlihat Nari yang begitu sangat antusias meski hanya kado dari Rain yang akan sampai kerumahnya.

Rain melajukan mobilnya dengan kencang menuju rumah sakit. Dia termenung sambil memikirkan banyak hal tentang Yoona dan juga cahaya merah.

Di rumah sakit, Rain diam-diam melihat Yoona dari depan pintu. Rain tidak masuk dan hanya melihat dari kaca pintu kamar Yoona.

Melihat Anak dan Ayah sedang bercanda dan bergurau membuat Rain semakin jauh dalam dilema.

"Ahahaa.. Ayah, suapi aku yang benar Aku lapar! Atau nggak biar aku makan sendiri!?" ucap Yoona merasa tidak sabar melihat Ayahnya yang menjahili dirinya.

Deg

Ketika Yoona akan membuka mulutnya untuk makan. Dia merasakan sesuatu yang aneh pada tubuhnya.

Rain langsung menyadari perubahan reaksi Yoona. Cahaya merah dan cahaya biru akan saling beraksi ketika mereka berdekatan. Sangat berbahaya untuk dirinya jika terus-menerus berdekatan dengan Yoona.

Rain pun langsung bergegas pergi meninggalkan rumah sakit.

"Yoona, kamu kenapa?" tanya Paman Won-Bin kepada sang putri.

Setelah Rain pergi, Yoona pun merasa tubuhnya kembali merasa normal.

"Ah, tidak papa Ayah. Mungkin Yoona benar-benar sedang tidak enak badan," ucap Yoona yang tidak dapat mengerti dengan dirinya sendiri.

"Ya sudah, kalo begitu cepat makan supaya tubuhmu kembali pulih." Paman Won-Bin dengan telaten menyuapi sang putri.