Chereads / Mencintai Alien Tampan / Chapter 4 - Bab 04

Chapter 4 - Bab 04

Setelah beberapa hari mendapatkan izin libur sekolah, akhirnya hari ke-3 Yoona sudah dapat mengikuti pelajaran sekolah.

Yoona dengan senyum kembali ke sekolahan meski dia masih merasakan sesuatu yang aneh pada tubuhnya. Seperti ada kekuatan tersembunyi dan ada sebuah spiritual yang tidak dapat Yoona jelaskan.

Tetapi Yoona memantapkan dirinya sendiri jika dia akan baik-baik saja dan semua ini hanyalah halusinasinya.

"Selamat pagi anak-anak!?" sapa Ibu guru Shane.

"Pagi Bu...!" seru anak-anak.

"Yoona, apakah kamu benar-benar sudah sehat?" tanya ibu guru.

Yoona hanya tersenyum dan menganggukkan kepalanya. Dia merasa sangat sungkan dengan tatapan anak-anak di kelas yang menatapnya dengan sinis dan seolah-olah dia adalah mahluk aneh yang sedang mencoba membaur dengan dunia manusia.

"Bagus jika kamu memang benar-benar sudah sehat. Selamat bergabung dengan sekolah kami dan, selamat belajar."

Yoona menatap kursi tepat di sebelahnya yang kosong. Entah mengapa Yoona merasa sangat penasaran dengan siapa murid yang menepati kursi yang berada di sebelahnya itu.

"Hust!" wanita cupu yang duduk di sebelah Yoona akhirnya mau menyapanya.

"Iya?" Yoona pun tersenyum.

"Bolehkah aku pinjam salah satu pena kamu? Sepertinya pena aku ketinggalan," bisik gadis itu.

"Oh, tentu!" Yoona pun langsung mengeluarkan penanya dan memberikannya kepada gadis itu.

Gadis pun sangat senang karena akhirnya dia juga memiliki teman. Karena di kelas ini dia selalu sendirian dan tidak ada yang mau berteman dengannya.

"Perkenalkan, nama aku adalah nancy."

"Senang berkenalan denganmu, nancy."

Akhirnya Yoona dan nancy pun menjadi teman sebangku yang sangat akur. Bahkan nancy tanpa ragu-ragu memberi Yoona jawaban yang Yoona tidak mengerti.

"Nancy?" bisik Yoona.

"Hem?"

"Kalo boleh tau siapa siswa yang duduk di bangku kosong di sebrang ku ini?" tanya Yoona.

"Ow, dia adalah Rain. Aku kasih saran sama kamu agar tidak mendekati dia. Coba kamu lihat 4 wanita di sana!" Nancy menunjuk ke arah Nari dan juga ke-3 rekannya, Mee, Micha dan Hera. "Meraka adalah penggemar fanatiknya Rain. Tidak ada gadis di sekolah ini yang berani melawan mereka," jelas Nancy.

"Aku hanya bertanya, tidak berniat untuk menggoda kekasih orang lain," bisik Yoona dengan gurauan.

"Ckckck ... Baguslah jika begitu. Oya, berita ketika Rain memanggil kamu sayang, Rain sudah memberikan klarifikasi jika dia salah mengira. Katanya karena kamu sangat mirip dengan mantan kekasihnya. Apakah karena itu kamu marah dengan dia dan akhirnya pingsan?" tanya Nancy.

Yoona pun mengerutkan keningnya terheran-heran dengan pernyataan yang Nancy ucapan.

"Apa! Dia memanggil aku sayang!? Kapan, dimana? Orang aku aja belum pernah bertemu sama dia!" tegas Yoona mengelak.

"Iisht! Nanti deh jam istirahat aku akan kasih tau kamu."

Karena guru sedang mengawasi, jadi mereka mengehentikan gosip mereka yang membuat Yoona tambah tidak konsentrasi dengan pelajaran. Dia sangat penasaran mengapa Nancy bisa mengatakan hal demikian, tetapi dia sendiri tidak mengingat apapun.

Di kediaman Rain yang terpencil dari lingkungan masyarakat. Terlihat sebuah rumah modern bernuansa alam. Rain sengaja mendesain rumahnya full dengan kaca agar suasana alam semakin terasa.

Di dalam rumah Rain, dia berada di ruangan bawah tanah untuk melakukan sesuatu, yaitu dia ingin mengeluarkan cahaya biru dalam tubuhnya untuk di simpan.

Ini ada pertama kalinya dia mencoba untuk mengeluarkan cahaya biru pada tubuhnya. Andai sampai Rain melepaskannya, maka dia akan menjadi lemas dan mudah lelah. Bahkan dia tidak akan memiliki kekuatan lagi untuk melindungi dirinya sendiri.

Semua ini dia lakukan agar tidak membahayakan nyawa Yoona. Tanpa cahaya biru, cahaya merah tidak akan bereaksi dan Yoona tidak akan lagi merasakan keanehan pada tubuhnya ketika berdekatan dengan dirinya.

Meski Rain tidak mengerti mengapa dia melakukan ini demi gadis bernama Yoona, tetapi dia masih tetap melakukannya.

Di ruangan yang sudah di pasang kedap suara. Rain berteriak kesakitan di saat cahaya biru mulai dia keluarkan dan dia transfer ke sebuah bola kaca yang ada di depannya untuk di simpan.

"Aaaaahhhhhhkkkkk!

"Aaaaahhhhhhkkkkk!

"Aaaaaaaaaaaaaaaaaa...!"

Rain meraung-raung tidak kuasa menahan betapa sakitnya ini. Rain jadi teringat dengan Yoona yang pernah sudah pernah dia buat sakit seperti ini. Bahkan dengan teganya Rain mengunci suara Yoona supaya tidak mengeluarkan suara teriakan.

Sampai angka 50%, Rain benar-benar merasakan sakitnya memuncak 30% dari rasa sakit 6 rusuk patah secara bersamaan.

Sampai akhirnya, Rain terkulai lemas dan pingsan di dalam ruangan bawah tanah itu seorang diri.

Di sekolah, terlihat Yoona yang tercengang melihat video dirinya yang sedang di rangkul oleh seorang pria.

Dia memang tampan dan terlihat bagaimana semua wanita langsung menatapnya dengan sinis di dalam rekaman itu.

Pantas saja semua siswi di sekolah seolah ingin membasmi dirinya. Ternyata aku telah melakukan kontak fisik dengan pria ini. Batin Yoona.

Tapi yang Yoona tidak habis pikir, mengapa dia sama sekali tidak mengingat semuanya. Semua yang terjadi benar-benar membuatnya sangat pusing sampai ingin muntah.

"Apa kamu masih tidak ingat!?" tanya Nancy memastikan.

Yoona hanya menggelengkan kepalanya dengan cemberut.

"Ini sih aneh banget! Masak kamu sama sekali nggak ingat Rain merangkul mu dan membawa kamu ke tampat ini!?" ucap Nancy.

Yoona mencoba mengamati atas sekolahan itu. Dia mencoba mengingat-ingat apa sebenarnya yang sudah terjadi di antara dirinya dan juga Rain. Tapi sampai kepalanya sakit, Yoona masih tidak dapat mengingat apapun.

"Yoona, jangan-jangan kamu punya penyakit short term memory loss!" ujar Nancy.

"Apa itu?" tanya Yoona yang tidak mengerti.

"Hilangnya memori jangka pendek atau short term memory loss adalah kondisi ketika seseorang lupa apa yang didengar, dilihat, atau dilakukan beberapa saat lalu. Tapi biasanya ini terjadi pada lansia. Atau kepada seseorang yang pernah terkena benturan keras di kepala atau karena seseorang memiliki tumor otak!" jelas Nancy.

"Enak aja kalo ngomong! Aku bersih tidak memiliki penyakit apapun ya! Dokter sendiri yang udah ngejelasin ke aku dan ayahku, kalo aku bersih gak ada penyakit!" ujar Yoona tegas..

"Hem, entah ah! Aku jadi ikut pusing mikirnya. Mending kita makan yuk? Mumpung jam istirahat masih panjang!?" ajak Nancy.

"Makan terus kamu ini, lihat tuh pipi kamu aja udah kaya bakpao! Gemes tau gak aku!" gurau Yoona.

"Makan itu harus, gendut itu takdir. Hehehe!"

"Hahaha.. ada-ada aja kamu ini."

"Iya donk! Kalo memang aku ini di takdir kan kurus. Mau makan banyak juga bakalan kurus!" ujar nancy menyangkal.

"Iya aja deh biar cepat. Hehehe..!" balas Yoona yang sedang tidak ingin berdebat. Karena untuk memikirkan masalahnya sendiri, Yoona merasa merasa energi pada tubuhnya terkuras habis.

"Kamu juga harus makan banyak loh, Na!?"

"Tenang aja!"

Akhirnya kedua sahabat baru itu pun makan dengan lahap di kantin sekolah. Karena geng Alay sedang sudah kembali ke dalam kelas, jadi Nancy dan Yoona dapat makan dengan nikmat.