Chereads / Mencintai Alien Tampan / Chapter 6 - Bab 06

Chapter 6 - Bab 06

Jam menunjukan waktu pulang sekolah, semua murid tergesa-gesa untuk membereskan buku-buku mereka.

"Yoona, jika kamu ingin berbicara dengan Rain, aku akan coba untuk bicara dengan dia. Nari tidak akan berani dengan ku karena ayahnya bekerja dibawah ayahku. Walaupun aku murid terjelek di sini, tapi mereka tidak akan berani melawanku karena status Ayahku." Nancy menaikan kedua alisnya. Sungguh sangat bergaya dan bangga dengan status ayahnya.

Ketika Yoona akan menjawab, tiba-tiba suara di belakang mereka mengejutkan dua wanita yang telah dikucilkan di dalam kelas itu.

"Hay!?" sapa Rain kepada Yoona.

Semua siswa yang melihat tindakan Rain pun langsung terbengong. Bahkan yang akan keluar dari kelas pun perlahan memundurkan langkahnya karena tidak ingin kehilangan momen luar biasa itu.

Lagi dan lagi Rain menyapa Yoona, wanita cantik tetapi tomboi, dengan ramah.

"Oh, Hay!" Yoona pun terlihat gugup dan tidak tahu harus merespon seperti untuk sesaat.

Dari belakang Rain, terlihat Nari dan teman-temannya mendelik ke arah Yoona. Kode supaya Yoona menjauhi Rain.

"Aku ingin meminta maaf padamu secara langsung. Maaf karena waktu itu aku belum sempat meminta maaf secara langsung kepada mu. Walaupun aku sudah melakukan klarifikasi, tetapi menurut aku tidak baik jika belum meminta maaf secara resmi." Rain benar-benar telah menggemparkan kelas dengan kata-kata manisnya untuk Yoona.

Sungguh ini adalah kejadian yang harus benar-benar di abadikan. Banyak siswa dan siswi yang merekam kejadian itu.

Rain genius, tampan, dan kaya, yang selama ini selalu diam dan tidak banyak bicara, kini telah berbicara panjang lebar kepada murid baru yang belum jelas marganya.

"Baiklah, aku ingin kamu mentraktir aku sebagai imbalannya!" Yoona mencoba memberi pukulan talak kepada Nari yang selalu mengejeknya.

"Baiklah!" Rain pun tersenyum dan mengulurkan tangannya kepada Yoona. Walaupun Yoona juga sangat terkejut dengan sikap Rain, tetapi dia menerima uluran tangan Rain.

Setelah berpamitan dengan Nancy, Yoona pun berjalan bergandengan tangan dengan Rain, membuat seluruh sekolahan heboh di buatnya.

Ketika di parkiran, Rain dengan keren membukakan pintu mobil untuk Yoona.

BMW i8, sekitar Rp 3,5 Miliar. BMW i8 membawa teknologi plug in hybrid dan E-mobility. Selain itu, eksterior mobil ini benar-benar sangat mewah serta sporty.

Siapa mata tak memandang kegemparan yang barusan terjadi. Kursi penumpang mobil Rain bisa di bilang masih perawan. Semua wanita di sekolah itu telah melakukan persaingan bahwa merekalah yang akan memecahkan keperawanan kursi penumpang Rain.

Tidak di sangka-sangka jika wanita itu adalah Yoona. Gadis baru di sekolah dengan latar belakang yang sangat rendah.

"Iiiiih! Lihat aja, aku bakal memberi perhitungan kepada gadis kampung itu!" Nari terlihat meremas kuat androk pendeknya.

Dari atas kelas, mereka melihat pemandangan panas itu dari kaca jendela.

"Bagaimana bisa Rain memilih gadis jadi-jadian seperti dia untuk memecahkan perawan kursi penumpangnya. Apakah dia memiliki sebuah jimat guna-guna!?" Mee terlihat sangat cemburu. Walaupun Nari selaku bos mereka menyukai Rain. Tidak di pungkiri jika mereka juga ingin bersanding dengan Rain.

Micha terlihat mengigit jari karena tidak dapat berbuat apa-apa.

Hera pun mendekati Nari dan berbisik sesuatu.

Terlihat Nari yang sangat bersemangat dengan apa di bisikan oleh Hera.

"Oh ya tuhan! Benarkah!? Jadi gadis itu hanyalah anak tukang bangunan? Dia dapat sekolah di sini karena bantuan dari orang tuamu!?" Nari sangat senang mendengar kabar bahwa status Yoona benar-benar rendah dari pada dugaan mereka.

Hera mengangguk dan tersenyum jahat.

Sepertinya mereka telah merencanakan hal busuk dalam pikiran mereka.

Tanpa mereka sadari, Nancy menguping pembicaraan mereka. Nancy sangat siap membantu Yoona jika sampai rombangan alay itu menyakiti ataupun mengusik hidup sahabatnya.

.....

Ini adalah sebuah restoran ternama. Yoona terlihat sangat merasa minder dengan penampilannya yang biasa saja.

"Rain, apakah kita bisa pindah dari sini? Ini terlalu berlebihan?" bisik Yoona dengan mencengkram tali tasnya.

"Restauran ini milik ku, kamu tidak perlu sungkan." Rain tersenyum dan memberikan kursi untuk Yoona.

Yoona pun langsung memajukan bibirnya, atau bisa anggap dilangsung cemberut ketika mendengar restoran itu milik Rain.

"Ini tidak bisa di katakan anda telah mentraktir saya. Anda tidak akan mengeluarkan uang di sini?" Yoona langsung protes.

Ckckck ... Rain langsung mesem mendengar tuturan Yoona.

"Baiklah!" Rain pun langsung berdiri, dan di ikuti Yoona.

"Aku akan ikut kemana kamu ingin menghabiskan uang ku."

Yoona pun memasang wajah mengintimidasi.

"Apakah kamu yakin? Kamu tidak takut aku akan menguras habis uangmu?"

"Aku akan melihat bagaimana kamu bisa menghabiskan uangku." Rain pun tersenyum dan berjalan keluar restoran.

Cih! sombong sekali. batin Yoona kesal. Tapi entah mengapa ada rasa sesuatu yang membuatnya langsung tersenyum dan mengikuti Rain.

Sebuah jajanan dipinggir jalan, Yoona sudah sangat merasa jika dia sudah menghabiskan uang Rain.

"Baiklah, aku sudah menghabiskan lebih dari 7.000 won. Aku tidak yakin bisa menghabiskan cemilan ini. Hem, sosis babi ini sangat lezat, jika perutku masih muat, aku pasti akan memborongnya!" Yoona memakan sosis super jumbo itu dengan lahap.

Di pinggir sungai Han. Rain menatap Yoona tanpa berkedip. Dia tidak percaya dengan apa yang dia lihat. Zaman demi zaman sudah dia lalui, jadi dia sangat paham perkembangan zaman dari gadis-gadis zaman dahulu dan zaman sekarang.

"Lain kali aku akan siap mentraktir kamu," sahut Rain.

Yoona pun bergeming. Dia menghentikan pekerjaannya yang sedang mengunyah makanan.

Kini Yoona baru teringat dengan tujuannya yang ingin meminta penjelasan dari Rain.

"Tidak! Aku tidak ingin kamu mentraktir aku lagi. Ini sudah cukup. Aku hanya ingin meminta penjelasan dari mu?" Yoona mulai menyingkirkan makanan yang ada di tangannya, dan mengelap mulutnya.

"Apa?" Rain tidak mengerti apa maksud Yoona.

Yoona pun langsung memasang wajah serius. Dia mendekatkan matanya ke mata Rain, seolah-olah mengintainya jika dia berbohong.

"Bagaimana aku bisa tidak ingat sama sekali denganmu? Ketika kamu merangkul pundakku, ketika kamu membawa aku ke atas atap sekolah, dan bagaimana aku bisa berkahir di rumah, lalu aku sama sekali tidak dapat mengingat mu?" Yoona bertanya tanpa mengedipkan matanya, membuat Rain terlihat terpesona nan terpaku dengan mata indah itu.

Rain terpaku sejenak, sampai ketika Yoona membuyarkan lamunannya.

"Hallooo!"

"Oh, hah? Itu, Emm, itu karena kamu terjatuh dan kepala kamu terbentur sesuatu!" jelas Rain gugup.

Sebagai Alien. Sikap seperti ini, baru pertama kali ini dia rasakan. Selama 96 tahun hidup di bumi, baru pertama kali dia dapat merasakan jantungnya berdetak tidak setabil karena seorang wanita.

"Bo-hong!?" Yoona pun menyipitkan pupil matanya untuk menyekak Rain.

"Jawaban seperti apa yang ingin anda dengar?" tanya Rain kembali dengan tenang.

"Apa? Ya tentu jawaban yang sebenarnya!" tegas Yoona.

"Baiklah! Pada saat itu kamu tidak sengaja terjatuh, dan kepala kamu terbentur sesuatu."

"Tapi dokter mengatakan tidak ada cedera serius di kepalaku!?"

"Kemungkinan itu bukan cedera luar. Bisa jadi itu cedera dalam otak."

"Lalu Bagaimana hanya kamu yang aku tidak ingat!? Aku bisa mengingat semuanya tetapi tidak denganmu!"

"Mungkin karena kamu terlalu benci denganku yang telah kurang ajar karena sudah merangkul mu!"

"Begitukah!?" Yoona pun mulai sedikit merenggangkan otot matanya.

Rain pun mengedipkan matanya tanda mengiyakan.

Yoona berbicara dalam hati.

Ini tidak mungkin! Aku sangat yakin jika kejadiannya tidak sesederhana itu. Apakah dia memang seorang pangeran duyung? Hanya ada satu cara untuk memastikannya. Ciuman? Iya! Itu adalah cara untuk membuktikannya. Apakah aku harus menciumnya untuk membuktikan jika dia memang seorang pangeran duyung?.