Chereads / Mencintai Alien Tampan / Chapter 10 - Bab 10

Chapter 10 - Bab 10

Yoona yang merasa jika hinaan ini di tujukan untuk dirinya pun langsung menggebrak meja karena kesal.

"Aku tahu kalian semua adalah anak orang kaya. Tetapi kalian sama sekali berhak menghakimi orang lain dengan kata-kata kasar! Nari, kamu kaya, tapi sayang, hati dan perilaku mu sangat busuk!" tukas Yoona yang sama sekali tidak takut dengan Nari, ratu di sekolah.

Nari pun berdiri dengan rasa api yang membara dalam tubuhnya. Dia berjalan ke arah Yoona dan berniat untuk menamparnya.

Tidak di duga, Yoona tidaklah selemah itu. Dia menangkis tangan Nari dan melemparnya jauh.

"Ahk!" Nari meringis kesakitan ketika badannya membentur meja.

Teman-teman Nari pun langsung maju dan berniat untuk menghajar Yoona. Lagi dan lagi, Yoona menjatuhkan wanita-wanita alay itu dengan kedua tangannya sendiri.

Semua orang pun langsung tertidur tertunduk karena takut.

Mata Yoona menyala menatap semua siswa yang dari awal ikut adil mengejeknya.

"Ayo, siapa lagi yang ingin melawan aku!?" teriak Yoona kesal.

Lalu, semua orang mendelik ketika Rain berdiri dan berjalan mendekati Yoona.

"Sayang, dia menyakiti ku. Beri dia pelajaran!" seru Nari bersemangat. Dia yakin jika Rain berdiri untuk membelanya.

Tetapi hal yang tidak duga, Rain malah mendekati Yoona dan mengelap keringatnya.

Semua murid hanya bisa membisu nan terpaku.

Rain langsung merangkul Yoona dan melihat ke semua orang.

"Dia adalah milikku. Aku resmikan mulai saat ini di depan kalian semua, bahwa aku dan Yoona, resmi berpacaran," ucapan Rain benar-benar bagaikan bom nuklir yang langsung meruntuhkan hati setiap wanita yang menginginkan Rain.

Yoona, dia bahkan tidak pernah menyangka jika pria aneh ini bisa berkata mengerikan seperti itu.

"TIDAK!" sentak Nari yang tidak terima.

"Kamu memberikan ini kepadaku!" Nari menunjukan berlian yang sudah dia jadikan liontin. "Bukankah ini tandanya kamu telah menyatakan cinta kepadaku!?" lanjutnya dengan percaya diri.

"Aku hanya memberi kado ulang tahun kepadamu. Aku tidak pernah menyatakan apapun padamu." Rain, kini dia benar-benar membuat Yoona merasa puas.

"Apa? Ta-tapi, beberapa hari ini kamu tidak pernah menolak aku merangkul mu, aku mendekati mu, kamu selalu..!"

"Tetapi aku tidak pernah membalasnya. Sepertinya salah paham ini sudah terlalu jauh. Nari, aku tegaskan padamu, aku sama sekali tidak tertarik kepadamu ataupun wanita lain manapun, aku hanya." Mata Rain menatap Yoona. "Mencintai wanita ini, Yoona."

Yoona dan Rain saling menatap, Rain tersenyum membaca pikiran Yoona.

'Dasar pria picik! Pria gilak! Rasanya aku ingin menendangnya dari lantai kelas ini!' umpat Yoona dalam hati. Tetapi didepan semua orang, Yoona berekspresi sangat santai seolah-olah dia sangat tersanjung dengan rayuan Rain.

Rain, dia benar-benar sangat terhibur dengan apa yang Yoona pikirkan.

"I love you." ucap Rain membuat Yoona ingin muntah.

Semua orang hanya bisa membubarkan diri karena tidak ingin menganggu Rain dengan kekasihnya. Bahkan Nari pun tidak berkutik ketika sahabatnya menariknya untuk keluar.

Hanya tinggal Yoona, Rain dan Nancy yang terlihat seperti nyamuk di antara mereka.

"Eee, sepertinya perutku ingin mengeluarkan sesuatu. Aku keluar dulu ya?" Nancy pun langsung mengambil langkah seribu untuk meninggalkan Rain dan Yoona.

Setelah semua orang pergi, Yoona langsung melepaskan pelukan Rain.

"LEPAS! kau, siapa kau yang berani-beraninya mengatakan semua kata-kata menjijikan itu kepada semua orang!" Yoona benar-benar terlihat sangat kesal.

"Aku sudah melamar mu, bahkan aku sudah makan bersama dengan calon mertuaku. Di mana salahnya?" tanya Rain.

"Dimana salahnya!? Kamu, lalu mengapa tadi pagi kamu tidak menolak Nari ketika dia memelukmu!" Yoona menatap Rain dengan sangat kesal.

Rain, dia tidak marah ataupun takut, dia justru malah senang.

"Kamu cemburu?" tanya Rain membuat Yoona langsung mati kutu.

"Ah, tidak! Aku, aku hanya!"

Hap

Rain langsung memeluk Yoona dengan sangat erat. Semakin lama semakin hangat, Yoona tidak dapat menolaknya. Bahkan Yoona tanpa sadar menyadarkan kepalanya ke dada Rain. Di dekapan Rain, Yoona benar-benar merasa sangat nyaman dan merasa terlindungi.

*********

Di dalam kamar mandi, terlihat Nancy yang sedang dipepet oleh Nari, Mee, Micha, dan Hera.

BRUAK!

"Isshht!" Nancy meringis kesakitan ketika Nari mendorongnya ke pintu kamar mandi.

"Kamu, beri tahu teman mu itu untuk menjauh dari Rain, atau aku-!"

"Aku apa, Hah!" Nancy menyepak tangan Nari. "Kamu pikir, aku takut sama kamu! Ingat ya, orang tua kalian masih di bawah orang tuaku, jangan macam-macam atau aku akan mengadu kepada ayahku!" ancam Nancy dengan perasaan bangga padanya dirinya sendiri. Karena baru ini dia berani melawan seseorang.

"Kamu!" Nari pun semakin meninggikan suaranya.

"Nari, sebaiknya kita pikirkan cara lain. Aku tidak ingin ayahku di pecat!" Mee terlihat sangat takut dengan ancaman Nancy.

"Benar, Nari. Kita akan pikirkan cara lain, jangan buat macam-macam dengan anaknya Presdir!" bisik Micha yang juga orang tuanya akan jatuh miskin.

Nari pun hanya bisa menghela nafas geram. Akhirnya, dia memilih untuk meninggalkan Nancy di dalam kamar mandi.

Setelah Nari dan para kawanannya pergi, terlihat Nancy yang terduduk karena merasa delima.

Dia tidak pernah menyangka, jika dia akan mengandalkan status ayahnya untuk dirinya.

Cerita Nancy pun di mulai.

Nancy, seorang anak berusia remaja 13 tahun, terlihat sedang menyendiri di dalam lemari pakaian.

Dia seorang anak Presdir, dia seorang anak yang sangat kaya raya, tetapi, semua itu tidak bisa membuatnya bangga kepada ayahnya sendiri.

Dia memiliki kakak berusia 25 tahun. Kakak dan ayahnya sama sekali tidak memperhatikan wanita satu-satunya di dalam keluarga mereka, karena sang ibu telah meninggal.

Nancy yang kesepian, akhirnya memendam dendam tersembunyi untuk ayah dan kakaknya. Dia berjanji kepada dirinya sendiri, jika dia tidak akan mengandalkan kekuasaan mereka untuk melindungi dirinya sendiri. Karena Nancy yakin, jika status mereka tidak penting. Karena, yang Nancy butuhkan 5 tahun yang lalu adalah perhatian dan kasih sayang.

Kini, Nancy harus menelan kembali sumpah serapah yang pernah dia katakan sendiri.

"Ayah, kakak, aku sangat takut, akankah kalian mau mendengarkan keluhan ku?" Nancy terisak-isak sendiri di dalam kamar mandi.

Nancy tidak dapat membayangkan, jika Nari dan yang lain mengusik dirinya dan sahabatnya Yoona lagi, akankah kakak dan ayahnya datang untuk membantu. Karena, hampir 5 tahun terkahir, kakak dan ayahnya seolah-oleh menganggap jika Nancy telah tiada.

Selain uang, mereka tidak memberikan apapun yang bisa membuat Nancy bangga dan merasa terlindungi.

"Ayah, kakak, Ibu, Nancy sangat takut, kepada siapa Nancy harus mengadu, hiks..hiks..hiks.."

Sedangkan Rain dan Yoona yang mendapatkan kabar dari salah satu siswi yang ingin cari perhatian di depan Rain, jika Nancy sedang dirundung oleh Nari dan teman-temannya itu pun langsung berlari ke arah kamar mandi.

"Nancy!" Yoona sangat cemas ketika dia melihat Nancy yang menangis terisak-isak di pojokan.

"Kamu tidak papa!? Apa yang wanita iblis itu lakukan padamu, katakan!? Aku akan menghabisi mereka semua!" tukas Yoona yang sangat marah.

"Tidak Yoona, aku tidak papa. Sungguh." Nancy mencoba untuk menenangkan Yoona.

"Kalian tenang saja, setelah ini, akulah yang akan melindungi kalian." Rain membuka suara, seolah-olah memberi jawaban tentang apa yang sedang Nancy khawatirkan.