Chereads / Mencintai Alien Tampan / Chapter 5 - Bab 05

Chapter 5 - Bab 05

Hari demi hari berlalu. Satu minggu akhirnya Yoona jalani dengan lancar di sekolah.

Yoona seperti biasa akan naik ke dalam bus dan turun ke halte di dekat sekolahnya, lalu dia akan berjalan dari halte ke arah sekolahnya.

Yoona berjalan sambil menggunakan handset di telinganya. Dia tidak sadar jika di belakangnya ada sebuah mobil mewah yang mengikuti dirinya. Mobil ini sama sekali tidak berniat untuk melewati Yoona.

Rain, dia terus menatap lurus ke arah gadis yang memiliki cahaya merah miliknya. Rain sedikit ragu-ragu ingin mengajak Yoona naik ke dalam mobilnya, tetapi untuk sesaat Rain terdiam, dia pun akhirnya memutuskan untuk melewati Yoona begitu saja.

Ketika mobil Rain melewati Yoona. Rain melihat ke arah Yoona yang tersenyum sambil bernyanyi musik yang sepertinya sudah menjadi favoritnya.

Sangat cantik dan indah. Cahaya pagi matahari membuat wajah Yoona semakin bersinar.

Tapi Rain tidak ingin berlama-lama, dia pun langsung menancapkan gas mobilnya dengan gesit menuju gerbang sekolah.

Yoona melihat body belakang mobil Rain. Dia pun sedikit berfikir 'apa' lalu mengabaikan firasatnya yang menurutnya tak berarti.

Ketika memasuki gerbang sekolah, Yoona melihat Rain yang telah di sambut hangat oleh Nari. Bahkan mereka berpelukan dan berjalan bersama memasuki kelas tanpa mempedulikan semua orang, seolah-olah dunia telah menjadi milik mereka berdua.

Yoona pun tertegun sejenak.

Jadi dia yang bernama Rain. Lumayan. Batin Yoona.

Satu minggu setelah kejadian itu, Rain tidak masuk sekolah karena harus memulihkan tubuhnya untuk beradaptasi dengan bumi tanpa bantuan cahaya birunya.

Dia adalah Alien bintang. Tentu cahaya adalah salah satu energinya untuk memiliki kekuatan super.

Di dalam kelas, terlihat Nari yang sedang duduk di samping Rain sambil memeluk lengannya. Nari terlihat sangat bahagia, tetapi Rain terlihat biasa saja.

Hanya karena Rain mengirimkan sebuah berlian untuk ulang tahun Nari, dia menganggap bahwa Rain telah menyatakan perasaannya.

Di dalam kelas, bahkan Nari mengusir teman sebangku Rain supaya dia bisa tetap berdekatan dengan Rain.

Yoona sesekali melirik Rain yang terlihat sangat kaku dan dingin kepada Nari yang terus menempel padanya.

Sepertinya memberikan sedikit berlian kepada Nari adalah sesuatu yang sangat Rain sesali. Tapi mau bagaimana lagi, Rain hanya berniat ingin membagikan sedikit makanannya.

Betul. Makanan Alien untuk menambahkan kekuatan mereka adalah sebuah berlian. Berlian berfungsi baik untuk memancarkan cahaya sehingga menambahkan energi ke dalam tubuh Alien.

Bagaimana mereka bisa mencari berlian di bumi? Tentu insting setiap makhluk kepada makanannya akan muncul ketika mereka lapar. Ataupun mereka sudah dapat menduga dan mencium keberadaan makanan mereka dari indra perciuman mereka, seperti seekor anjing, misalnya.

Begitu pun dengan Alien. Mereka dapat mendeteksi keberadaan makanan mereka melalui kekuatan magnet yang mereka miliki.

Tidak sulit bagi mereka untuk menemui sebuah berlian di bumi. Karena bumi menyimpan banyak kekayaan di dalamnya.

......

Jam istirahat terlihat Yoona dan Nancy memilih untuk menghabiskan bekal makanan mereka di atas atap sekolah. Tempat ini benar-benar telah menjadi favorit mereka.

Selain jauh dari kebisingan. Tempat ini juga jauh dari kesombongan anak-anak kaya yang sangat menyebalkan.

"Yoona?" Nancy mulai berbicara setelah melahap roti bakar ke mulutnya.

"Hem?" Yoona menjawabnya dengan ekspresi yang terlihat bingung.

"Apakah kamu sudah ingat semuanya setelah melihat wajah Rain secara langsung?" tanya Nancy, karena Yoona selalu mengatakan jika dia sama sekali tidak ingat apapun meski sudah ada Vidio di depan matanya. Jika dia pernah di rangkul oleh Rain dan di bawa ke atas atap sekolah.

"Itu dia, Nan! Aku sama sekali tidak ingat apapun. Aku ingin sekali bertanya kepadanya, tetapi kamu lihat mata Nari. Saat aku ingin berbicara dengan Rain, matanya langsung berubah seperti ingin melahap aku hidup-hidup!" tukas Yoona kesal.

"Ini sih aneh banget. Aku jadi merinding dibuatnya. Bagaimana bisa kamu tidak ingat apapun tentang Rain!? Hem, mungkin memang kamu memiliki sebuah penyakit, deh!" ujar Nancy dengan yakin.

Yoona pun langsung mendelik ke arah Nancy. Dia merasa kesal dengan sahabatnya yang sudah mengatai dirinya penyakitan.

Nancy yang mendapatkan tatapan dari Yoona pun langsung tersenyum canggung dan mencoba meralat ucapannya.

"Hehehe ... Mungkin bisa jadi kamu jatuh dan kehilangan ingatanmu," ralatnya.

"Tapi kata dokter aku tidak memiliki cedera yang bisa membuat aku sampai harus hilang ingatan!" Yoona semakin tidak dapat mengerti.

"Ini seperti kisah putri duyung yang memiliki kekuatan untuk menghilangkan ingatan seseorang dengan ciumannya. Cerita legendaris ini sangat terkenal. Apakah mungkin?" Nancy berbicara sangat serius membuat Yoona mendalami kisahnya.

"Nancy! Apakah jangan-jangan Rain mahluk duyung yang menjelma menjadi manusia!?" Entah mengapa Yoona semakin tertarik dengan kisahnya sendiri.

Yoona membayangkan adegan dari vidio yang dia lihat. Lalu membayangkan sesuatu yang kemungkinan terjadi di antara dirinya dan juga Rain sebelum akhirnya dia kehilangan ingatannya tentang Rain.

Cerita beralih pada ilusi Yoona.

"Sayang!" Rain memanggil Yoona di tengah-tengah Aula sekolah dengan tatapan seribu mahluk yang menontonnya.

Yoona yang terkejut hanya bisa terdiam dan hanya bisa menerima rangkulan, senyuman tampan Rain.

Mereka lalu berjalan ke arah atas atap sekolah sesuai instruksi cerita temannya, nancy. Jika Rain telah membawanya kesana.

Di atas atap sekolah. Yoona membayangkan jika Rain memandangi wajahnya yang telah memerah karena malu.

Oh tidak! Ini bukan seperti aku. Aku harus mengubah ekspresi ku. Malu-malu kucing, uwek! Ini bukan seperti diriku sendiri!" umpat Yoona dalam hati.

Dia pun mengubah ekspresi di dalam bayangannya dengan tegas dan marah kearah Rain.

"Lepaskan! Siapa kamu berani-beraninya merangkul pundak ku!?" tanya Yoona dengan tegas. Sesuai dengan tampilannya yang sedikit tomboi meski rambutnya panjang seperti Princes.

Rain terlihat sangat ketakutan ketika mendengar Yoona marah. Rain pun langsung bersujud dan meminta maaf kepada Yoona yang sudah membawa balok kayu untuk menghajar Rain.

"Ampun nona! Saya telah salah paham. Saya kira anda adalah kekasih saya yang sudah lama menghilang. Ampuni saya.. ampuni saya..!" Rain benar-benar sangat ketakutan dalam halusinasi Yoona.

"Enak saja meminta maaf semudah itu. Kamu harus merasakan akibatnyaa!" Yoona pun melayangkan balok kayu ke arah Rain.

HIAAAK!

Dengan gaya ninja terbang, Yoona semakin bersemangat berhalusinasi untuk menghajar Rain.

Tetapi tanpa di duga. Karena di pikiran Yoona, Rain adalah seorang putra duyung, jadi dia menangkal tangan Yoona dan menatapnya dengan hangat.

"Demi kebaikan bumi dan langit. Demi keutuhan, kedaulatan, dan kebebasan antara dua mahluk asing. Aku menyatakan sebaiknya kita lakukan ini." Rain pun memonyongkan mulutnya seperti ikan badut dan akhirnya ...

Emmmmuuaacch!

Rain mencium bibir Yoona, membuat Yoona yang kini sudah berada di alam sadarnya langsung memuntahkan isi perutnya. Karena dia tidak bisa membayangkan lagi kisah yang dia buat sendiri.

Huuweeeekkk... Huuweeeekkk ...

"Yoona, kamu tidak papa!?" Nancy terlihat sangat khawatir melihat Yoona yang tiba-tiba muntah.

"Hah. Tidak papa Nancy, aku mungkin sedang tidak enak badan." Yoona mencoba menutupi halusinasinya. Dia tidak dapat menceritakan kisah halusinasinya sendiri kepada nancy, karena itu sangat memalukan dan menjijikan, menurutnya.