Setelah selesai menelepon Brian , Kaylie menghampiri Charlotte. Ia lalu memeluknya dan meminta maaf karena temannya, Brian telah memecatnya.
"Yang sabar ya Char , gue juga minta maaf karena temen gue udah mecat lo. Udah gak usah dipikirin lagi. Besok gue temenin deh nyari kerjaan yang baru."ucap Kaylie.
"Ga papa kok Kay. Lagian ini juga bukan salahnya Brian. Ini salah gue kok."ucap Charlotte.
Tanpa disangka keduanya , saat mereka tengah asik berbicara ada Charlie yang sedang mendengar dari luar. Ya, Charlie mengikuti Charlotte sampai ke rumahnya. Charlie lalu masuk kedalam rumah Kaylie. Kaylie kaget melihat kedatangan Charlie. Bagaimana bisa Charlie tau rumahnya? Ia terus bertanya-tanya didalam hatinya.
Charlie berdehem sejenak. Deheman itu membuat Charlotte seketika memandang dirinya. Raut wajah Charlotte yang awalnya sedih berubah menjadi jengkel karena orang yang menyebabkan dirinya dipecat sedang berada didepannya. Saat ia ingin kembali memarahinya Kaylie sudah dahulu membuka suara.
"E-ehh pak Charlie. Ngapain bapak ke rumah saya? Bapak ada perlu dengan saya?" tanya Kaylie sopan.
"Oh , jadi kamu kenal dengan perempuan ini Kaylie?"tanya Charlie sembari memandang ke arah Charlotte.
Kaylie bingung. Dari mana Charlie bisa tau tentang Charlotte?
"Iyah pak , dia sahabat saya dari kecil. Namanya Charlotte."ucap Kaylie. Ia lalu memperkenalkan Charlie kepada Charlotte begitupun sebaliknya.
"Char ini bos dikantor gue." Charlie dan Charlotte pun berjabat tangan.
Kaylie lalu mempersilahkan Charlie untuk duduk. Ia juga menawarkan minum namun ditolak oleh charlie. Kaylie lalu menanyakan mengapa Charlie datang ke rumahnya.
"Saya mau dia menikah dengan saya."ucap Charlie. Charlotte dan Kaylie kaget mendengar perkataan Charlie. Charlotte langsung membalas perkataan Charlie.
"Maaf ya pak , saya memang salah sudah menumpahkan kopi di meja bapak. Saya juga tadi sudah tidak sopan dengan bapak. Tapi bukan berarti bapak bisa seenaknya dengan saya."ucap Charlotte. Ia tak terima Charlie berbicara seenaknya.
"Hei. Tenanglah ini cuman pernikahan pura pura. Ini tidak serius. Kamu tau pernikahan kontrak? Ya itu yang akan kita berdua lakukan. Cuman dalam waktu 3 bulan kok. Kamu juga bisa membuat perjanjian. Apapun yang tidak kamu inginkan kamu bisa tulis disitu nona. Ayolah cuman dalam waktu 3 bulan saja."jelas Charlie. Ia sangat berharap Charlotte mau menikah kontrak dengannya.
Charlotte kaget mendengar semua itu. Ia bingung , ternyata masih ada orang juga yang bermain-main dengan pernikahan. Charlotte tetap saja menolak.
"Maaf pak. Mungkin bapak bisa cari orang lain saja. Saya permisi."ucap Charlotte. Ia langsung berlalu meninggalkan Charlie dan Kaylie. Ia masuk ke kamar dan membaringkan badannya di kasur itu. Ia mulai berpikir. Ternyata masih ada juga ada orang yang bermain-main dengan pernikahan. Ucapnya didalam hati. Ia tidak akan menuruti permintaan Charlie , baginya pernikahan adalah hal yang sakral dan bukanlah permainan. Ia juga tidak ingin menikah secara bermain-main seperti ini. Ia akan menikah nantinya dengan orang yang benar benar ia cintai. Dan itu hanya sekali dalal seumur hidup. Bukan menikah dengan bermain main seperti ini.
Charlotte memijat pelipisnya. Ia merasa begitu banyak masalah yang ia hadapi hari ini. Kepalanya pening , baru saja selesai dengan satu masalah masalah yang lain datang lagi. Ia hanya berharap Charlie tidak mengganggunya lagi. Ia juga berharap ini adalah pertama dan terakhir kalinya Charlie mengajaknya berbuat hal hal konyol. Charlotte terlalu banyak memikirkan masalah sampai akhirnya kesadarannya hilang. Ia pun tertidur.
Sementara itu, diruang tamu Kaylie masih saja bersikeras menolak permintaan Charlie. Charlie terus saja memintanya untuk membujuk Charlotte agar mau menikah dengannya. Kaylie tau betul sifat Charlotte. Apa yang sudah ia tolak , tidak akan diambilnya kembali. Namun , Charlie tetap saja meminta dan mengancam akan memecat Kaylie jika Kaylie tidak berhasil membujuk Charlotte. Lagi lagi kerjaan Kaylie yang menjadi sasarannya. Tanpa ia sadari , ia mengiyakan permintaan Charlie. Charlie lalu berpamitan untuk pulang.
Setelah Charlie pulang , barulah Kaylie merasa bingung. Ia masuk kedalam kamar yang ditempati Kaylie. Ia melihat Kaylie sudah terlelap. Ia tidak ingin mengganggu Charlotte. Sudah cukup masalah hari ini untuk Charlotte. Mungkin Charlotte sehingga ia sudah terlelap.
"Sudahlah, mungkin besok saja baru gue coba ngomong sama dia."ucap Kaylie dan menutup pintu kamar kembali.
Charlie baru saja sampai di rumahnya. Ia lalu memasukkan mobilnya ke dalam garasi. Setelah selesai memasukkan mobilnya ke dalam garasi , ia lalu masuk kedalam rumah. Waktu menunjukkan pukul 20.00 biasanya jam segini orang tuanya sudah tidur. Namun , saat ia masuk ia melihat kedua orang tua nya sedang asik bercerita diruang keluarga sambil menonton televisi. Saat ia lewat , papah nya memanggilnya. Charlie langsung bergegas mendekati kedua orang tuanya.
"Gimana Charlie? Kamu sudah mendapatkan calon istri?"tanya Mike , papahnya Charlie.
"Ingat Charlie. Besok sudah hari ketiga dan jika kamu belum menemukan calon istri pilihanmu , maka mau tidak mau kamu harus dijodohkan."ucap Marry menimpali.
Charlie seharusnya tau apa yang akan dibahas oleh kedua orang tuanya. Charlie hanya diam saja. Ia tidak ingin ribut dengan kedua orang tuanya.
"Mah , pah , Charlie kekamar ya, mau istirahat. Capek banget."kata Charlie. Ia lalu berlalu meninggalkan kedua orang tuanya dan menuju kamarnya untuk beristirahat. Saat sampai dikamarnya , ia berisitirahat sejenak. Lalu ia pun mandi. Setelah selesai mandi ia langsung membaringkan badannya dikasur king size miliknya. Ia mulai memikirkan semuanya lagi. Besok pagi pagi sekali , ia akan pergi ke rumah sekretaris nya Kaylie. Ia akan membujuk Charlotte lagi. Bagaimana pun juga , Charlotte harus mau. Charlie akan melakukan segala macam cara agar Charlotte mau menikah kontrak dengannya. Ia tidak punya pilihan lain lagi. Charlie memilih untuk tidur. Besok ia akan mulai semuanya lagi.
Keesokkan paginya.
Pagi pagi sekali. Pintu rumah Kaylie sudah diketok oleh seseorang. Kaylie bingung, biasanya tidak ada yang bertamu pagi. Kaylie yang sedang bersiap untuk mengantar Charlotte mencari pekerjaan, meminta tolong kepada Charlotte untuk membuka pintu. Charlotte yang telah selesai bersiap siap pun langsung membukakan pintu. Saat ia membukakan pintu , ia kaget. Ternyata yang datang adalah Charlie. Ia ingin menutup pintunya kembali namun Charlie menahannya. Charlie langsung masuk dan duduk di kursi ruang tamu. Ia langsung berbicara kepada Charlotte.
"Bagaimana dengan tawaran saya kemarin? Kamu mau kan? Ayo mau lah. Kalau kamu mau , malam nanti saya langsung bawa kamu untuk bertemu sekaligus pengenalan kepada kedua orang tua saya."ucap Charlie
"Cuman 3 bulan nona. Tenang saja , kamu hanya berstatus sebagai istri tidak lebih dari itu. Cuman status nona , kamu juga tidak perlu memberikan saya anak. Cuman status"jelas Charlie. Ia begitu berharap Charlotte mau.
Namun, Charlotte tetaplah Charlotte mau dipaksa bagaimana pun keputusannya sudah bulat. Ia tidak akan mau. "Maaf pak saya sudah menjawabnya kemarin, permisi" ucap Charlotte dan langsung meninggalkan Charlie.
***
Bersambung