Chereads / KAWIN KONTRAK DENGAN CEO TAMPAN / Chapter 4 - BINGUNG DENGAN BIAYA HIDUP

Chapter 4 - BINGUNG DENGAN BIAYA HIDUP

Kaylie mendengar semua cerita Charlotte. Ia juga merasa sedih dengan apa yang diceritakan Charlotte kepadanya.

"Udah , masalah tempat tinggal lo boleh kok tinggal disini, anggap aja ini rumah lo , ya walaupun gak sama besar kayak rumah lo , tapi setidaknya ini bisa jadi tempat Lo menetap kan Char."ucap Kaylie.

"Beneran Kay? Gue boleh tinggal dirumah ini bareng lo?"tanya Charlotte.

"Iyah Char."

"Tapi, gue harus kuliah. Terus biaya kuliah gue gimana Char. Apa gue cari kerjaan aja ya?tapi , dengan ijazah SMA gue harus kerja dimana?"

Kaylie lalu berpikir sejenak, ia mengingat beberapa hari lalu ada temannya yang mencari seseorang untuk bekerja sebagai pelayan di cafenya. Untuk melamar disana hanya perlu menggunakan ijazah SMA, mungkin Charlotte mau.

"Gini Char, temen gue lagi nyari orang buat kerja di cafenya. Kalo lo mau gue bisa hubungin temen gue trus ngasih tau deh kalo lu mau kerja disana. Insya Allah diterima."ucap Kaylie.

Charlotte berpikir sejenak, awalnya ia merasa ragu. Bagaimana tidak ragu, seorang anak pengusaha bekerja di sebuah cafe?namun setelah ia berpikir beberapa saat ia akhirnya mau bekerja dicaffe itu. Masalah gengsi atau apapun itu ia tidak akan mempermasalahkannya . Yang penting ia bisa membiayai kebutuhan hidupnya dan biaya kuliahnya.

"Iyah gue mau Kay."putus Charlotte.

Saat mereka berdua sedang berbicara tiba tiba handphone Kaylie berbunyi. Ternyata yang meneleponnya adalah Charlie. Ia menanyakan perihal tugas yang diberikannya tempo hari lalu kepada Kaylie. Ini sudah masuk hari ke dua. Dan jika besok malam Charlie tidak membawa seorang gadis untuk dikenalkan kepada orang tuanya berarti ia dijodohkan.

Kringg...Kringg..Kringg..

"Eh Kay handphone lo bunyi tuh."kata Charlotte.

Kaylie yang menyadari handphone nya berbunyi segera mengambil dan melihat siapa yang meneleponnya. Ternyata yang meneleponnya adalah Charlie, bosnya itu. Ia ingin mengangkatnya namun, ia mengingat tugas yang tempo hari diberikan kepadanya. Ia tahu, Charlie meneleponnya untuk menanyakan apakah ia sudah mendapatkan gadis itu atau tidak. Kaylie sama sekali belum menemukan seorang gadis yang ingin Charlie nikahi. Kaylie tidak mau dimarahi oleh Charlie, oleh karena itu , ia memilih tidak mengangkat telepon bosnya itu. Masalah tentang Charlie biarlah ia pikirkan nanti , yang terpenting sekarang adalah sahabatnya dulu, Charlotte.

"Loh kok gak diangkat Kay?"tanya Charlotte.

"Udah ah gak penting , bentar yah gue nelpon temen gue dulu."

Kaylie berlalu meninggalkan Charlotte. Ia kemudian menelepon temannya. Kebetulan lowongan dicaffe temannya masih ada dan memang sangat dibutuhkan sekarang ini.

"Hallo Kay"

"Hallo Brian, eh lowongan di caffe lo masih ada kan?"tanya Kaylie

"Masih ada kok Kay, kalo lo ada temen yang mau kerjaan kasih aja ke gue. Soalnya disini lagi butuh banget. Caffe gue lagi rame banget."ucap brian.

"Iyah gue ada ni, langsung diterima ya, soalnya temen gue butuh banget kerjaan ini"ucap Kaylie.

"Iyah Kay. Suruh aja dia dateng sekarang. Atau lu anterin juga boleh."ucap brian.

"Tapi brian , temen gue pagi kuliah. Kalau malam baru dia kerja boleh gak?"tanya kaylie

"Oh temen lo mau kerja sambil kuliah ya?"tanya brian.

"Iyah brian, soalnya dia baru aja dapet musibah. Makanya sekarang lagi nyari kerjaan buat biaya hidup sama biaya kuliahnya. Gue kasian banget sama dia brian. Boleh ya?"ucap Kaylie.

"Emm , gimana ya? Boleh de, tapi untuk hari ini dia kerjanya dari pagi sampai malam ya Kay, hari ini aja mulai besok dia kerjanya cuman malam. Hari ini lagi rame banget. Kalo mau lu anterin langsung dia ke caffe ya kay" ucap brian

"Oke oke dia pasti mau. gue anter dia ke tempat lo sekarang ya brian"ucap Kaylie.

"Oke Kay gue tunggu"ucap brian.

Kaylie lalu mematikan teleponnya. Ia lalu memberitahukan kabar gembira ini kepada Charlotte. Charlotte sangat senang. Ia dan Kaylie pun langsung bersiap siap untuk pergi ke caffe brian temannya Kaylie.

"Charrr , lowongan di caffe temen gue masih ada lo buruan siap siap terus gue anter kesana. Lo langsung kerja hari ini mau kan?"tanya Kaylie.

"Beneran Kay? Mau dong. Tapi Kay, pagi kan gue kuliah sampe siang terus kerjanya gimana?"tanya Charlotte.

"Udah , gue udah abis ngomongin semuanya sama temen gue. Dan katanya untuk hari ini aja lu masuk full pagi sampai malam. Mulai besok lu masuknya cuman malam aja."ucap Kaylie panjang lebar.

"Makasih banyak Kay. Gue bersyukur banget punya sahabat kayak lo"ucap Charlotte dan langsung memeluk kaylie.

Mereka berdua pun langsung bersiap siap dan langsung pergi menuju caffenya brian. Kebetulan caffenya brian berada dekat dengan kantor tempat Kaylie bekerja.

Jarak antara rumah Kaylie dengan caffe brian tidaklah terlalu jauh. Hanya butuh waktu beberapa menit saja mereka berdua telah sampai di caffenya brian. Saat mereka tiba disana , ternyata brian telah menunggu mereka. Mereka berdua pun duduk bersama sama dengan brian. Kaylie lalu mengenalkan brian kepada Charlotte begitupun sebaliknya.

"Hai brian, nih kenalin temen gue , Charlotte. Char kenalin ini temen gue , Brian. Dia yang punya caffe ini."ucap Kaylie.

Charlotte dan Brian pun berjabat tangan.

"Charlotte."

"Brian"ucap brian sambil tersenyum. "Lo yang mau kerja disini kan? Ikut gue sebentar dulu yah. Gue mau ngasih tau apa aja yang harus lo lakuin disini."lanjut brian.

Charlotte lalu berjalan mengikuti Brian. Brian lalu menjelaskan semua yang harus dikerjakan Charlotte. Walaupun tidak muda bagi Charlotte. Ini adalah pekerjaan pertamanya. Dulu ia hanya tau memerintah pembantu pembantu nya untuk melayaninya. Dulu ia hanyalah seorang anak manja. Namun , berbeda dengan sekarang. Ia harus bekerja sendiri. Kedua orang tua yang ia andalkan sudah tidak ada lagi.

Charlotte mulai mendengarkan dengan seksama semua perkataan Brian. Ia akan mencobanya. Ia harus bisa.

Brian kemudian, memberikan Charlotte seragam untuk pelayan dan menyuruh Charlotte untuk mengganti bajunya dengan seragam tersebut. Charlotte lalu pergi ke belakang untuk mengganti baju. Setelah selesai ia kemudian keluar. Ia menghampiri Brian. Brian lalu mulai memberitahukan apa yang ia kerjakan.

Charlotte mulai mengerjakan sesuai perintah Brian. Mulai dari menanyakan kepada pelanggan apa yang ingin dipesan , membereskan meja yang telah selesai ditempati pelanggan , hingga membawa pesanan pelanggan. Charlotte bekerja dengan senang hati. Ia yakin , jika orang tua nya bahagia melihat nya dari atas sana. Orang tua ia pasti bangga punya anak seperti dia yang tau bekerja sendiri. Walaupun hanya sebagai pelayan.

Setelah selesai memberitahukan tugas pelayan kepada Charlotte , Brian kembali duduk bersama Kaylie. Mereka berdua memperhatikan Charlotte dari jauh.

"Ternyata temen lo rajin juga Kay."ucap Brian.

"Iyah gue juga gak nyangka dia sebegitu rajin. Dan dilihat lihat dia juga seneng banget lo terima dia kerja disini."ucap Kaylie. "Jangan marah marahin dia ya Brian, dia itu sahabat gue dari masih kecil. Kalo dia salah , tegur dia baik baik , dia itu gak tau soal kerjaan kayak gini , gue salut sama dia , dia bisa berusaha padahal dulunya dia hanyalah seorang gadis yang dimanja oleh orang tuanya. Gue sayang banget sama dia."lanjut Kaylie.

"Iyah Kay. Aman"

Kaylie lalu berpamitan untuk pulang. Ia masih punya satu tugas. Dan itu sangat berat menurutnya. Ia harus segera mencarikan seorang perempuan untuk bosnya itu.

***

Bersambung