Chereads / KAWIN KONTRAK DENGAN CEO TAMPAN / Chapter 5 - ADAM'S GROUP

Chapter 5 - ADAM'S GROUP

"Shitt. Mengapa Kaylie tidak mengangkat telepnku , awas aja kalau sampai besok malam ia belum memberikan aku seorang perempuan. Aku akan memecatnya."ucap Charlie.

Ia merasa kesal karena beberapa kali menelpon Kaylie tapi tidak diangkat oleh Kaylie. Bahkan sekarang nomor Kaylie sudah tidak aktif. Ia merasa dipermainkan oleh Kaylie. Charlie lalu keluar dari ruangannya. Ia merasa suntuk didalam ruangannya. Ia lalu berjalan keluar dari kantornya. Rencananya ia akan pergi ke caffe di dekat kantornya itu. Ia ingin mengistirahatkan otaknya sejenak. Belakangan ini ia terlalu banyak menghadapi masalah. Ia lalu berjalan keluar dari kantornya. Diseberang jalan ada caffe. Ia lalu berjalan kaki menuju caffe itu. Ia lalu memilih meja diluar saja. Seorang pelayan menghampirinya, ia lalu memesan kopi dan satu dessert. Tak menunggu lama seorang pelayan datang membawakan pesanannya. Namun, pelayan itu terlihat berbeda . Ia terlihat gugup dalam membawakan pesanan tersebut. Charlotte, dia adalah pelayannya. Charlotte takut jika ia menumpahkan kopinya. Saking gugupnya ia sampai gemetaran. Dan tanpa ia duga kopi yang dibawanya jatuh membasahi jas mahal milik Charlie. Charlie tersentak. Ia kaget. Jas mahal miliknya terkena kopi. Ia tidak terlalu memikirkan jasnya namun , badannya panas terkena kopi panas tadi. Ia ingin marah, namun tiba tiba saja amarahnya meredam seketika. Ia melihat seorang gadis yang cantik. Seketika pikirann yang awalnya kacau langsung tenang. Saat melihat Charlotte masalah masalah yang ada dipikirannya hilang. Didalam pikiran Charlie muncullah sebuah ide.

"Ma-maaf pak , saya tidak sengaja pak"ucap Charlotte dengan gugup. Ia sangat takut. Baru hari pertama kerja tapi ia sudah melakukan kesalahan.

"Kamu tau jas ini sangat mahal. Mau berapapun gaji kamu tidak akan cukup untuk menggantikan jas saya."ucap Charlie. Ia memang sengaja berkata seperti itu agar Charlotte merasa bersalah.

"Ma-maaf kan saya pak, sungguh saya merasa bersalah pak. Saya tidak sengaja Pak."

"Saya tidak peduli, kamu harus ganti rugi"ucap Charlie.

"Saya tidak punya uang pak, saya mohon maaf"

Charlotte terus saja meminta maaf namun Charlie terus saja menyalahkannya dan meminta ganti rugi sehingga mengakibatkan keributan. Brian yang berada di dalam caffe sampai keluar dan melihat apa yang terjadi. Charlie yang melihat pemilik caffe datang merasa senang. Rencananya berjalan dengan lancar.

"Ada apa ini? Charlotte apa yang terjadi?"tanya Brian.

Dengan gugup Charlotte pun menjawab "Ma-maaf Brian, gue gak sengaja numpahin kopi ke bajunya bapak ini. Gue tau gue salah. Tapi gue udah minta maaf."ucap Charlotte. Ia sangat menyesalinya.

"Maaf pak , pelayan saya tidak sengaja"ucap Brian

"Tidak bisa. Saya ingin dia dipecat. Bagaimana kalau ini terjadi kepada pelanggan yang lain? Apa kamu bisa ganti rugi?"ucap Charlie

Charlotte tersentak, ia kaget saat Charlie ingin ia dipecat. Air matanya tiba tiba jatuh. Ternyata hidup diluar tidak segampang yang ia pikirkan. Charlotte melihat ke arah Charlie. Brian melihat ke arah Charlie, dari raut wajahnya terlihat seperti ia tidak ingin dipecat. Namun, Brian tidak bisa berbuat apa-apa. Dengan sangat terpaksa, ia harus memecat Charlotte.

"Maaf Charlotte , tapi apa yang dikatakan bapak ini memang benar. Dengan sangat berat hati , kamu saya pecat."ucap Brian

Charlotte sedih. Ternyata tidak secepat itu ia mendapatkan pekerjaan. Ia pikir ini adalah awal yang bagus untuk dirinya namun semua itu salah. Charlotte berlari kedalam caffe , ia mulai mengganti bajunya. Ia lalu mengemasi barang-barang nya. Setelah selesai ia keluar dari caffe itu. Charlie yang melihat kepergian Charlotte segera mengejarnya.

"Hei tunggu dulu. Heii sebentar"teriak Charlie.

"Ada apa? Apa yang lo mau lagi? Kurang puas lo udah buat gue dipecat. Trus mau lo apa lagi?"tanya Charlotte dengan emosi. Kesabaran ia sudah habis. Ia sudah tak bisa menahannya lagi. Semua yang telah ia rencanakan hilang seketika.

"Tenang nona , kamu membutuhkan uang? Turuti permintaan saya. Saya akan memberikan berapapun yang kamu mau."ucap charlie. Ia begitu yakin mengatakan itu. Ia berpikir bahwa Charlotte akan mengiyakan perkataannya. Namun, itu semua salah. Charlotte malah menolaknya dan pergi meninggalkannya.

Charlotte tersentak. Ia kaget dengan perkataan lelaki dihadapannya ini. Dia merasa sepertinya lelaki ini terlalu merendahkannya. Ia memang membutuhkan uang, tapi bukan begini caranya.

"Maaf bapak yang terhormat. Saya tidak membutuhkan bantuan anda."ucap Charlotte dan langsung pergi meninggalkan Charlie. Ia menahan mati matian agat air matanya tidak jatuh. Baru kali ini ada orang yang merendahkan nya hanya karna uang. Ia berlari kecil menuju halte untuk mencari angkutan umum. Setelah beberapa lama menunggu angkot yang mengarah ke rumah Kaylie pun tiba. Charlotte langsung menyetop angkot itu dan menaikinya. Tanpa ia sadari, Charlie sedang melihatnya. Ia lalu mengikuti Charlotte sampai ke rumahnya.

Tak menunggu lama , angkot yang ditumpangi Charlotte sampai di rumahnya. Ia langsung turun dan membayar biaya angkot. Charlotte mulai berjalan perlahan masuk ke dalam rumahnya. Kaylie kaget melihat kepulangan Charlotte. Ia bingung mengapa Charlotte sudah pulang. Bukannya Charlotte seharusnya pulang pada malam hari?ia mendekati Charlotte. Ia lalu bertanya perihal mengapa Charlotte pulang begitu cepat.

"Lo kok udah pulang? Ada masalah ya Char?"tanya Kaylie. Ia yakin Charlotte sedang tidak baik baik saja. Ia sempat melihat ada bekas air mata yang masih menempel dipipinya. Berbeda dengan tadi saat ia berada di caffe itu. Charlotte merasa sangat senang.

Charlotte tak menjawab pertanyaan Kaylie. Ia membaringkan badannya di sova yang terletak disamping Kaylie.

"Ternyata nyari kerjaan gak segampang apa yang gue pikirin ya Kay , udah dapet eh ada aja orang yang buat kita dipecat."ucap Charlotte

Kaylie kaget mendengar perkataan Charlotte."lo dipecat Char? Kenapa Brian mecat lo?"tanya Kaylie.

Baru saja Charlotte ingin menjawab namun, Kaylie sudah melanjutkan perkataannya.

"Udah udah lo gak usah jawab. Biar gue langsung nanya aja ke Brian."

Setelah mengatakan itu , Kaylie langsung mengambil handphone nya dan langsung menghubungi Brian.

"Hal.." baru saja brian berbicara tapi ia sudah disambar oleh Kaylie.

"Lo parah sih Brian , gue kan udah nyuruh lo buat jagain Charlotte. Jangan pecat dia. Ngapain lo pecat dia? Okey gue ngerti itu caffe lo , tapi kan Charlotte kerjanya rajin. Apa sih salahnya sampe lo mecat dia?"tanya Kaylie.

"Sorry Kay. Dia numpahin kopi ke baju pelayan. Pelayan itu minta buat mecat Charlotte. Gue juga gak tega sebenarnya, tapi gue gak mau kejadian itu terulang dua kali Kay , makanya gue mecat dia."

"Lo gak ada hati sih Brian. Gue kecewa ama lo"ucap Kaylie. Ia lalu mematikan teleponnya sepihak.

***

Bersambung