Chereads / KAWIN KONTRAK DENGAN CEO TAMPAN / Chapter 2 - PERINTAH UNTUK KAYLIE

Chapter 2 - PERINTAH UNTUK KAYLIE

"Jika dalam waktu tiga hari kamu tidak memberikan saya seorang gadis , kamu saya pecat!"

Kaylie terkejut. Sekarang apa lagi? pekerjaan nya menjadi taruhannya? Kaylie hanya diam saja. Ia mulai menggerutui Charlie di dalam hatinya. Kaylie berusaha untuk terlihat tenang.

"Ba-baik pak , dalam waktu tiga hari saya akan mencoba mencarikan seorang gadis untuk bapak."ucap kaylie. Ia mengiyakan saja perkataan Charlie. Masalah ada atau tidak adanya gadis itu biarlah itu menjadi urusannya terakhir. Yang penting ia tidak dipecat saja.

"Silahkan keluar dan lanjutkan pekerjaan mu"lanjut Charlie

"Baik pak , Selamat Pagi." balas kaylie

Kaylie berbalik dan berjalan keluar dari ruangan Charlie. Ia merasa kesal. Begitulah sifat Charlie , setiap ia selesai membicarakan apa yang ingin dia bicarakan kepada kaylie , ia akan langsung menyuruh Kaylie keluar dari ruangannya atau lebih tepatnya mengusirnya secara halus. Saat kaylie telah sampai di mejanya , ia melihat beberapa kertas yang dipegangnya, oh shit saking terkejutnya ia dengan perkataan Charlie ia sampai lupa memberikan beberapa berkas yang harus ditandatangani oleh Charlie dan memberitahukan kepada Charlie jadwal meeting hari ini.

"Ada ada aja sih tugas dari si bos , masa gue disuruh cariin calon istri buat dia. Trus gue yang selama ini kerja sama dia gak dianggap apa🥺"ucap kaylie pelan. Ia takut jika ada yang mendengarnya. Ia memang tau dirinya sama sekali bukanlah tipe Charlie.

"Liat nih gara gara si bos , gue lupa ngasih berkas ini. Balik lagi deh."ucap kaylie kesal.

Kaylie lalu berjalan kembali ke ruangan Charlie, ia lalu mengetuk pintu dan masuk. Ia lalu memberikan beberapa berkas itu kepada Charlie serta memberitahukan jadwal meeting hari ini.

Perasaan Charlie sekarang lebih tenang dari sebelumnya. Ia tidak lagi memikirkan tentang perkataan ayahnya lagi , menurut ia , masalah tentang pernikahan telah selesai. Ia lalu kembali melakukan pekerjaannya. Charlie mulai membuka laptop didepannya , ia mulai memeriksa beberapa email yang masuk. Saat ia sedang memeriksa beberapa email yang masuk , tiba tiba ada yang mengetuk pintu. Saat pintu dibuka muncullah kaylie dengan beberapa berkas di tangannya.

"Ma-maaf pak , saya hanya ingin memberikan beberapa berkas yang harus bapak tanda tangani dan mau memberitahukan kepada bapak kalau sebentar jam makan siang , bapak ada jadwal meeting bersama klien di cafe pelangi pak."ucap kaylie panjang lebar.

"Terimakasih" balas Charlie.

Kaylie lalu meletakkan berkas berkas itu dimeja Charlie. Setelah selesai meletakkan berkas berkas itu , kaylie ijin keluar dari ruangan charlie

" Saya permisi pak".

Charlie hanya menganggukkan kepalanya tanpa melihat ke arah kaylie. Kaylie lalu berjalan keluar dari ruangan Charlie. Ia kembali ke mejanya. Ia meletakkan kepalnya diatas mejanya itu , kepalanya sedikit sakit. Ia bingung, dimana ia akan mendapatkan seorang wanita untuk dinikahi oleh Charlie hanya dalam waktu tiga hari?. Ia terus bertanya-tanya didalam hatinya.

"Oh Tuhan , cobaan apalagi yang kau berikan kepada hambamu ini."ucap kaylie didalam hati.

Kaylie menutup matanya , yang dapat ia lakukan sekarang hanyalah berdoa. Jujur saja, ia takut sekali dipecat. Ia hanyalah seorang diri disini. Jika ia dipecat, siapa yang akan membiayai hidupnya?ia terus berdoa kepada Tuhan semoga saja ada sebuah keajaiban nantinya.

Di tempat lain

"Ayah dan ibu tidak akan meninggalkan mu Charlotte , kami akan segera kembali"

Kringgg kringg kringg...

Handphone Charlotte berbunyi , Charlotte mengambil hp tersebut , tertera nama ayah yang menelepon. Dengan girang ia mengangkatnya. Mungkin saja ayahnya merindukannya sehingga belum sampai beberapa menit ia pergi ia sudah menelepon Charlotte kembali.

"Halo ayah. Ayah sudah sampai? Kok cepat sekali? Ayah baik baik saja kan?"tanya Charlotte

"Maaf, apa betul ini anak dari bapak Jack Wilshon?"tanya seseorang yang Charlotte sendiri tidak tahu.

"Iyah, ini dengan saya Charlotte. Ada apa dengan ayah saya? Dia baik baik saja kan?"jawab Charlotte.

"Maaf nona, saya hanya mau memberitahu kalau orang tua kamu mengalami kecelakaan dan akan dilarikan ke Medika's Hospital. Mohon untuk segera datang ke sana."

Tanpa menjawab lagi , Charlotte langsung berlari keluar dari rumahnya, ia langsung masuk kedalam mobilnya . Ia langsung menancapkan gas menuju Medika's Hospital.

Beberapa menit kemudian Charlotte sampai. Charlotte langsung berjalan menuju ke ruang UGD. Sesampainya di UGD ia melihat dari luar ruangan kedua orang tuanya sedang diperiksa oleh dokter. Ia memilih duduk di kursi dan menunggu dokter selesai memeriksa kedua orang tuanya. Beberapa menit menunggu akhirnya dokter keluar dari UGD.

"Apa anda keluarga dari kedua korban kecelakaan tadi?"tanya dokter kepada Charlotte.

"Saya anaknya dok, bagaimana keadaan kedua orang tua saya dok?"tanya Charlotte.

"Maaf dek, kami sudah berusaha semaksimal mungkin tapi ,kedua orang tua kamu mengalami luka yang cukup parah , kepala mereka terbentur yang mengakibatkan otak pecah."jelas dokter kepada Charlotte.

Air mata Charlotte jatuh , dadanya terasa sesak. Hatinya hancur, baru beberapa menit yang lalu kedua orang tuanya berkata bahwa mereka tidak akan meninggalkan Charlotte, tapi sekarang apa? Mereka telah meninggalkan Charlotte selamanya. Charlotte tidak bisa menahan tangisnya. Tangisnya pun pecah . Ia berlalu masuk kedalam UGD. Ia masih berpikir kalau semua ini hanyalah mimpi. Saat ia masuk ke dalam UGD, ia melihat ada dua pasien yang sudah tidak bernyawa lagi dan sudah ditutupi oleh kain putih. Perlahan ia mendekat. Ia membuka salah satu kain itu. Tangisnya seketika pecah, tidak disangka ternyata kedua orang tuanya telah tiada. Kini tinggallah ia sendiri. Ia menangis tersedu-sedu. Ia merasa dunia seakan tidak adil. Mengapa ia diberikan cobaan yang sangat berat ini? Mengapa Tuhan mengambil kedua orang tua nya secepat ini. Bahkan ia belum sama sekali membalas semua kebaikan kedua orang tuanya.

"Hiks hiks hiks. Ayah, ibu, mengapa kalian meninggalkan ku secepat ini? Bukankah tadi kalian berjanji tidak akan meninggalkan ku? Tapi apa ini? Kalian pergi meninggalkan ku selamanya,"

Charlotte terus menangis. Ia begitu sedih. Coba saja ia tidak membiarkan kedua orang tuanya pergi , mungkin sekarang mereka masih tetap baik baik saja. Ia terus menyalahi dirinya sendiri. Ia terus menerus menangis sampai ia kehilangan kesadarannya.

Charlotte membuka matanya perlahan. Ia mendapati dokter yang telah selesai memeriksanya. Disampingnya ada Kaylie , sahabat yang sudah dianggap seperti saudaranya itu. Charlotte mencoba untuk duduk namun, kepalanya terasa pusing. Kaylie yang melihat Charlotte telah sadar dari pingsannya dan ingin bangun langsung mencegahnya.

"Eh! Jangan duduk dulu, lo itu masih harus istirahat. Gak boleh banyak gerak dulu."ucap kaylie.

"Tapi orang tua gue gimana kay? gue mau liat mereka berdua kay. Gue mau pulang. Gue tau ini hanya mimpi. Mereka berdua masih hidup kan kay?"tanya Charlotte dengan raut wajah yang sedih. Ingin sekali ia bangun dan pergi memeluk mayat kedua orang tuanya itu. Namun apadaya , untuk duduk saja ia tidak bisa.

"Udah lo tenang dulu, abisin dulu air infus lo itu , setelah air infus lo udah habis baru lo bisa pulang."

"Beneran ya Kay"

"Iyah bener dong Char , sejak kapan sih gue boong ama lu"

***

Bersambung