"Kau belum menghidupkan ponselmu."
Andre meletakkan sendok, lalu meraih ponsel di sebelah piringnya. Menekan salah satu tombol dan mengendik bahu. "Oh, aku lupa menghidupkannya. Pantas tidak ada bunyi sama sekali."
Nyonya Smith mengendus udara. Meraih sandaran kursi, menariknya kesal kemudian duduk berseberangan dengan Andre. "Kau pulang cepat, karena aku menelpon Erin. Bila tidak, kau pasti pulang tengah malam."
Andre menghidupkan ponselnya. Dia sedang tidak ingin berdebat malam ini. Semalam dia benar-benar kesal pada Peter Hall. Adik ipar Linda Hall itu tidak bisa menyembunyikan kecemburuannya. Dia menarik Linda keluar dari mobilnya dengan kasar, dan Andre tidak bisa berkata sepatah katapun.
Sebagai kerabat Linda, Peter mendapatkan hak perwalian sepenuhnya. Dia yang mengampu semua hal berkaitan dengan kasus Linda. Bahkan lelaki itu bisa mencabut persetujuannya untuk melanjutkan terapi dengannya. Jadi, Andre harus bisa bermain tarik ulur, atau dia tak akan bisa bertemu dengan Linda lagi.
"Ah, ternyata banyak miss call."
"Tentu saja itu aku."
Andre mengangguk. "Maafkan aku, aku sedang sesi terapi. Erin sudah tahu kalau hapeku selalu mati bila sesi terapi."
Nyonya Smith mendengus. "Hanya bila Linda Hall sedang terapi. Pasien lainnya tidak. Jujurlah padaku Andre, kau tertarik pada wanita itu?"
Andre mengerut kening. "Pasti Erin yang membocorkan nama pasienku. Ah, seharusnya aku tidak mempekerjakan wanita itu. Ibu rumah tangga di mana-mana sama saja. Bergosip tidak jelas."
"Erin akan tetap di sana."
Andre melemparkan ponselnya ke atas meja. "Sepertinya, aku tidak punya kendali atas semua pasienku. Kau yang mengatur semuanya. Sekalian saja, jadwal terapi dan model terapi yang aku kerjakan. Jadi aku cukup duduk menemani pasien yang kuhipnotis. Tidak perlu melakukan apapun selain berada di sana dan membuat mereka percaya bahwa aku adalah psikiater yang layak dibayar."
Nyonya Smith mendengus. Dia memang memiliki kantor milik Andre, beserta isinya. Juga semua pasien yang direkomendasikannya sejak Andre memulai operasionalnya tiga tahun yang lalu. Setelah itu, ternyata Andre mampu melakukan lebih baik lagi. Bahkan mendapat kepercayaan dari Kepolisian untuk mengumpulkan banyak data.
Namun, wanita bernama Linda Hall ini membuat Nyonya Smith terusik. Entah kenapa, dia merasa terancam–meski dia tahu Linda Hall mengalami amnesia. Wanita itu tidak mungkin bisa mengingat siapa Andre Smith, bahkan dirinya sendiri dia juga lupa. Tapi pertemuan rutin Andre dan Linda dalam sesi terapi yang direkomendasikan polisi sangat beresiko menguak hubungan mereka sebelumnya.
"Kau memang luar biasa, sayang," ucap Nyonya Smith kemudian. "Tidak salah suamiku mewariskan hartanya padamu, berikut istri dan anaknya."
Andre menatap Nyonya Smith. Dia tahu apa yang dimaksud wanita yang selalu berusaha tampak elegan di hadapannya. Kesalahannya di masa lalu membuat dia terjebak dengan wanita berstatus janda dengan tiga anak yang tak lain adalah keponakannya sendiri. Dia tak ingin mengulang kesalahan yang sama dengan Linda–terlebih mengetahui bahwa Linda sudah bersuami. Linda bukan wanita yang sama dengan Nyonya Smith yang melegalkan semuanya di atas kertas. Hitam di atas putih.
Andre kehilangan selera makan. Dia mendorong piringnya ke tengah meja. Nyonya Smith melirik piring dengan makanan yang tinggal separuh.
"Ya, dan kau masih layak menyandang Nyonya Smith," sindir Andre sembari meraih ponsel dan memasukkan ke kantong celananya. Dia harus segera bergegas ke kantornya, atau wanita yang terpaut sepuluh tahun di atasnya itu akan menjebaknya lagi, seperti sebelumnya.
Nyonya Smith melebarkan bibir merahnya. "Andre Smith, adik iparku yang sekarang sah menjadi suamiku, tentu saja aku masih layak menyandang nama Nyo-nya Smith. Rumah ini milikku, dan kau tinggal seatap denganku. Aku hanya meminta komitmen kamu sebagai seorang suami. Ada tiga anak yang memanggilmu ayah–bukan lagi paman. Dan kuharap kau tak pernah lupa, kenapa kita bisa menjadi suami istri. Meski kau menghendaki kamar terpisah–tidak masalah buatku. Asalkan di luar sana, kau tetap Tuan Smith. Bulan depan, kau pasti tidak lupa tanggalnya."
Andre meneguk minumannya. Berdiri perlahan lalu mendekatkan mukanya ke muka Nyonya Smith. "Baiklah, Nyonya Smith. Tuan Smith ke kantor dulu."
Nyonya Smith menarik sudut bibir, merasa menang lagi pagi ini–seperti biasa. Dia memejam mata, yakin Andre akan mengakui kekalahan dengan mengecup keningnya. Namun lelaki itu segera menegak punggung dan berlalu sembari menyambar jas yang tergantung di kursinya.
Nyonya Smith meremas garpu dan sendoknya. Memasang telinga, memastikan Andre menyapa ketiga anaknya yang sedang menonton televisi di ruang tengah. Libur sekolah seperti sekarang, tidak akan membuat Nyonya Smith kesepian di rumah.
Namun bukan keramaian oleh tiga anak lelakinya yang dia inginkan. Tapi bersama Andre, suami yang semakin lama semakin sulit dijangkaunya. Beberapa kali dia berhasil menjebak Andre untuk menciumnya, namun lelaki itu bergegas meninggalkannya dengan berbagai alasan. Dia beralasan merasa bersalah telah menyebabkan kakaknya meninggal karena serangan jantung. Peristiwa nahas yang terjadi karena memergoki Andre dan Nyonya Smith tidur bersama.
"Kau tidak bisa meninggalkan aku begitu saja, Andre," geram Nyonya Smith sembari menancapkan garpu di atas meja. "Apalagi bila demi wanita lain. Aku sudah bersusah payah mendapatkanmu, kau tak boleh pergi dari sisiku."
*
Andre melajukan mobilnya di jalanan yang sepi. Pikirannya terasa penuh, dia perlu untuk mengurainya satu per satu.
Semalam, Peter Hall sudah menunjukkan kekuasaannya sebagai pemilik Linda Hall. Meski dia sudah beristri, tapi keluarga Hall sudah menyatakan di depan polisi bahwa mereka yang bertanggung jawab, menjadi wali sekaligus pengampu Linda selama ingatannya belum pulih.
Jadi Andre tidak bisa berbuat banyak, terlebih hari pernikahannya dengan Nyonya Smith semakin dekat. Di atas kertas, mereka sudah menikah. Tapi Nyonya Smith menghendaki sebuah pesta pernikahan untuk melegalkan statusnya sebagai Nyonya Smith. Semua urusan warisan sudah dibereskannya. Diam-diam Andre mengakui cara kerja Nyonya Smith yang serba cepat, termasuk perubahan statusnya dari janda menjadi wanita menikah, hanya sebulan setelah suaminya meninggal.
Andre masih ingat dengan jelas kesalahan fatalnya.
Nyonya Smith memang menarik, bahkan bisa dikatakan genit. Saat Andre berkunjung ke rumah kakaknya yang baru pulang dari Rumah Sakit karena penyakit jantung, wanita itu telah berhasil menjebaknya. Bagi pemuda pengangguran seperti Andre, mendapatkan hidangan lezat dan gratis–mustahil menolak. Apalagi, alasan Nyonya Smith saat itu, dia membutuhkan orang untuk bersandar, menerima keluh kesahnya karena kelelahan merawat suami dan ketiga anaknya. Belum lagi pekerjaannya sebagai dosen.
Wanita kesepian adalah kata yang tepat untuk Nyonya Smith. Dan Andre membuat wanita itu kembali hidup dan bergairah hanya dalam satu malam. Malam yang juga mengubah status Nyonya Smith menjadi janda.
Hitam di atas putih yang kemudian terjadi, bahwa Andre harus menikahi Nyonya Smith, tak lain adalah skenario wanita itu di hadapan keluarga besarnya. Pengakuan bahwa atas kekhilafannya melalui malam bersama Andre, membuat suaminya kaget dan meninggal seketika.
"Bagaimana bila Linda tahu, bila bulan depan aku harus menikahi Nyonya Smith?" Andre merasa kepalanya berputar-putar.
Andai saja Linda Hall tak pernah direkomendasikan oleh Detektif Scope, dia tak akan pernah bertemu dengan Linda Hilton. Wanita yang telah menguasai jiwanya beberapa tahun yang lalu, kemudian menghilang tanpa kabar.
Dan Linda Hilton yang sudah menjadi Linda Hall berdiri di hadapannya, tanpa ingatan apapun tentang mereka berdua–Andre seolah terbius dan memutuskan untuk memiliki Linda. Lupa bahwa dia sudah terikat perjanjian dengan Nyonya Smith. Perjanjian yang sama sekali tidak dikehendakinya.
"Wanita itu harus pergi dari hidupku," gumam Andre.