Rafa mengetuk ngetuk jarinya di meja. Pikirannya melayang memikirkan ucapan Diva tadi. Diva mengatakan jika Flora dan Jefan adalah dua orang yang saling bertautan dan tidak bisa di pisahkan. Keduanya memang sering putus namun tak jarang keduanya akan kembali berpacaran. Putus nyambung bagi Jefan dan Flora adalah hal yang bisa.
Mendengar semua perkataan Diva itu membuat Rafa berpikir ulang, di tambah dengan Flora yang tidak mau membalas pesannya dan juga pulang bersama dengannya. Flora seperti memberi jarak dengan Rafa. Kini Rafa mulai kebingungan antara maju atau mundur. Perasaan Rafa kepada Flora memang tidak main main. Tetapi, jika Flora masih memikirkan Jefan, Rafa pesimis bisa mendapatkan gadis itu.
Rafa mengacak rambutnya karena terlalu sering memikirkan Flora. Putus dengan Jefan lantas tidak membuat jalan Rafa mulus untuk mendekati gadis itu. Luna membuat Rafa maju, tetapi ucapan Diva barusan membuat Rafa berfikir untuk mundur.
"Sial!" umpat Rafa sembari mengusap wajah kasarnya.
"Kenapa lo?" tanya Billy yang baru saja duduk di samping Rafa. Saat ini keduanya memang berada di warung yang bisa mereka kunjungi.
Rafa mengalihkan pandangannya menatap Billy. Sepertinya Rafa perlu meminta pendapat Billy Tentang apa yang harus ia lakukan. "Bil, menurut lo Flora cocok nggak sama gue?"
Billy mengeluarkan rokok dari sakunya dan memantiknya. Billy pun mengisap rokok tersebut dsn menghembuskan asapnya dengan abstrak. "Yang tau lo cocok sama Flora atau nggak, ya cuma diri lo sendiri. Menurut lo, lo cocok sama dia?"
Rafa terdiam sejenak dan menganggukkan kepalanya. Rafa sangat cocok dengan Flora. "Cocok."
Billy tertawa mendengar ucapan Rafa itu. "Lo nggak cocok sama dia, Raf. Sama sekali lo nggak cocok sama dia."
"Anjing lo." Rafa memukul lengan Billy dengan keras..
"Tapi gue serius," kata Billy memasang wajah seriusnya. "Lo emang nggak cocok sama dia, Raf. Lo lihat diri lo sekarang dan lo bandingin sama Flora. Flora itu cewek baik baik, dia cantik dan berbakat. Sedangkan lo, lo brengsek, lo tukang mabuk, lo tukang cewek. Semua yang buruk buruk ada sama lo. Beda banget sama Flora."
Mendengar ucapan Billy itu membuat Rafa mengeplak kepala sahabatnya itu. Meski benar, tetapi Rafa tidak terima di jatuhkan seperti itu oleh Billy. Merasa Billy tidak cukup membantunya, Rafa memilih untuk mengambil tasnya dan pergi meninggalkan Billy sendiri. Rafa perlu menenangkan pikirannya dari Flora.
Rafa memacu motornya dengan kecepatan sedang di jalan raya. Rafa tidak tahu kemana tujuannya sekarang. Rafa memang bisa saja pergi ke club atau room karaoke. Namun ntah mengapa Rafa enggan pergi kesana.
Rafa menghentikan motornya dan mengalihkan pandangannya ke samping. Tak jauh dari tempatnya berhenti, Rafa melihat Flora sedang bersama Jefan, mantannya. Rafa bisa melihat jika Jefan sedang berusaha menarik perhatian Flora dari cara Jefan memegang tangan gadis itu.
Rafa tersenyum sinis, ucapan Diva mengenai Flora memang tidak salah. Flora sepertinya tidak pernah lepas dari Jefan. Dengan perasan kesalnya, Rafa memacu motornya dengan kecepatan kuat. Tidak peduli dengan beberapa pengendara lain yang tidak senang dengan perbuatannya itu.
***
Flora menghela nafas panjangnya. Jika tahu akan bertemu dengan Jefan di ujung jalan, Flora pasti akan memilih untuk pulang bersama dengan Luna. Tadi, saat selesai nongkrong bersama Luna, Flora dengan bersikeras ingin pulang sendiri. Dan hasilnya, Flora harus berhadapan dengan Jefan.
"Gue mau ngomong sama lo, Flo. Mau sampai kapan lo ngehindar dari gue," kata Jefan berdiri di depan Flora.
"Selamanya," kata Flora dengan tegas. "Gue nggak mau berhubungan sama lo lagi, Jef. Gue nggak mau terlibat apapun sama lo."
"Tapi gue masih sayang sama lo, Flo. Gue nggak bisa jauh dari lo." Jefan mencoba memegang tangan Flora yang langsung di jauhkan oleh gadis itu.
"Tapi gue nggak bisa sama lo lagi. Semuanya udah cukup," kata Flora sembari menghela nafasnya. Keputusannya untuk tidak pernah kembali lagi bersama Jefan sudah final dan tidak akan berubah lagi.
"Karena Rafa?" tanya Jefan. "Lo lagi dekat sama Rafa kan?"
Flora menatap Jefan dengan muak. Siapapun yang tengah dekat dengan Flora sekarang bukan lagi menjadi urusan Jefan. Mereka berdua sudah putus. "Bukan urusan lo."
"Gue nggak dekat sama Sonya di sekolah. Tapi lo selalu berduaan sama Rafa. Rafa yang bikin lo berpaling dari gue kan?" tanya Jefan terkesan menyudutkan Flora.
Flora terdiam dan mengalihkan pandangannya ke arah lain. Di ujung jalan yang berseberangan dengannya, Flora melihat Rafa sedang menatap ke arahnya. Dari tatapan Rafa itu, Flora merasa jika Rafa kecewa. Tetapi kecewa karena apa?
Jefan memegang tangan Flora. "Jawab, Flo. Lo lagi dekat sama Rafa kan?"
Flora kembali mengalihkan pandangannya menatap Jefan dan tersenyum sinis. "Paling nggak, gue nggak pernah dekat sama cowok lain pas masih pacaran sama lo. Kalo sekarang gue dekat sama Rafa atau sama siapapun itu. Kayaknya bukan masalah lagi. Kita bukan siapa siapa sekarang, Jef. Jangan lupa sama fakta itu, ya."
Setelah mengatakan itu, Flora melankahkan kakinya meninggalkan Jefan yang kini mengepalkan tangannya. Jefan merasa Rafa sudah menggantikan dirinya di hari Flora. Dan itu artinya tidak ada kesempatan lagi untuk ia bisa kembali bersama Flora. Tetapi Jefan tidak akan tinggal diam. Ia tetap akan berusaha untuk mendapatkan hati Flora kembali.
Sementara Flora berjalan di koridor dengan langkah pelan. Flora lebih memilih berjalan kerumahnya daripada menyetop taksi yang lewat. Flora ingin sendiri dan menenangkan dirinya. Pertemuannya dengan Jefan tadi membuat perasaan Flora campuk aduk.
Tidak bisa di pungkiri jika Flora memang masih mencintai Jefan. Tidak mudah menghapus lelaki itu dari hatinya. Dua tahun bukan waktu yang sebentar baru Flora. Banyak kenangan yang manis dan pahit yang sudah ia lalui bersama Jefan. Namun untuk kembali bersama dengan lelaki itu pun Flora enggan. Perbuatan Jefan di masa lalu sudah membuat Flora trauam dan enggan menjalin hubungan dengan siapapun lagi, bukan hanya Jefan saja.
Lalu bagaimana dengan Rafa. Tiba tiba saja Flora teringat kepada Rafa. Ucapan ucapan Luna yang mengatakan jika Rafa menyukainya di tambah dengan kedekatan Diva dan Rafa di parkiran sekolah tadi membuat Flora bimbang.
Flora mengambil ponselnya dari dalam tas sekolahnya dan membuka room chatnya dengan Rafa. Rafa memang tidak lagi mengirim pesan kepadanya karena ia tidak membalas pesan tersebut. Dan sekarang ntah mengapa, Flora ingin mengirim pesan kepada Rafa dan membuka obrolan untuk keduanya. Flora memang sedikit menyesal telah bersikap cuek kepada Rafa saat di sekolah.
Dan ntah mendapat keberanian dari mana, Flora mengirimkan pesan kepada lelaki itu. Untuk pertama kalinya, Flora mengirim pesan untuk lawan jenisnya selain Jefan, mantannya.